“Dia cukup ceroboh sekali,” gumam Kendra.
“Kenapa Tuan?” tanya sang sopir begitu pensaran. Mobil yang mereka tumpangi mulai melaju kembali di jalan yang sebenarnya. Bukan jalan menuju makam dan tanpa adanya pemukiman warga di sekitar. Meninggalkan tukang ojek yang masih terkapar di atas aspal.
“Dia nggak bawa KTP,” jawab Kendra.
Pria itu menyandarkan tubuhnya ke belakang. Terdengar helaan napas yang sangat kasar dari mulut Kendra. Pun pria itu juga tengah meraup wajahnya dengan kasar. Bingung harus membawa Dilla ke mana. tidak ada petunjuk sama sekali yang bisa Kendra pakai untuk memulangkan wanita ini atau paling tidak dia bisa menghubungi orang rumah atau orang terdekat Dilla.
“Ya sudah, kalau begitu saya bawa ke hotel saja, ya?” tawar sang sopir lagi.
Tanpa menunggu jawaban terlebih dulu dari penumpangnya, sopir tersebut langsung melajukan mobilnya ke arah menuju hotel Cempaka.
Setibanya di sana, Kendra tidak bisa menolak pun melayangkan protes. Karena taxi yang dia tumpangi kini sudah berada tepat di depan bangunan yang tampak begitu megah dan mewah.
“Sudah sampai, Tuan,” ucap sang sopir dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. “Selamat menikmati santapan pertama, Tuan.” Imbuhnya lagi seraya tertawa lirih. Menyinggung hal yang paling tidak Kendra sukai.
Tidak ingin berdebat, Kendra langsung menggendong Dilla yang masih terlelap dan segera memesan kamar yang paling atas. Karena tidak ingin ada seseorang yang tahu kalau dirinya membawa seorang wanita ke sini.
“Ingat, matikan semua cctv.” Pesan Kendra sebelum masuk ke dalam lift dan di belakangnya ada seorang pria berpakaian begitu rapi. Sangat berbeda sekali dengan penampilan Kendra.
Kendra sedikit susah membawa Dilla. Karena tiba-tiba saja wanita itu bergerak gusar.
“Jangan banyak gerak, Nona. Nanti anda jatuh,” ujar Kendra. Membenarkan letak tubuh Dilla agar terasa nyaman dan dirinya bisa membuka pintu kamar yang ada di depannya saat ini.
Cepat-cepat Kendra membuka pintu kamar tersebut sebelum Dilla membuat ulah. Setelah berhasil, dengan segera Kendra merebahkan Dilla di atas ranjang berukuran sangat lebar. Mungkin masih bisa ditempai dua orang lagi.
Setelah berhasil, Kendra membantu melepas tas dan juga sepatu yang di kenakan oleh Dilla.
Di saat Kendra ingin menutupi tubuh Dilla dengaj selimut, tiba-tiba saja wanita itubergerak gusar dan langsung terduduk seketika. Membuat Kendra dengan sigap membantu wanita itu yang Kendra tahu pasti ingin memuntahkan isi yang ada di dalam perutnya.
“Apa Nona ingin ke toilet?” tanya Kendra.
Dilla menjawabnya hanya dengan anggukan kepala saja. lalu wanita itu menurunkan kakinya dan langsung mencari letak toilet yang sekarang ini ia butuhkan. Perutnya terasa seperti di aduk. Jika tidak segera ia keluarkan, bisa-bisa ia akan muntah di sini.
Sesampainya di dalam kamar mandi, Dilla memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya. Hingga suaranya terdengar begitu jelas dari ruang kamar.
Tidak tega melihat Dilla yang seperti itu, Kendra pun masuk ke dalam kamar mandi. Meraih rambut Dilla yang tergurai dan menutupi wajahnya jika dari samping. Menggulungnya dengan tangan, lalu tangannya yang satu lagi membantu memberi pijatan di tengkuk leher Dilla.
Beberapa saat Kendra melakukan hal tersebut hingga Dilla selesai dengan urusan perutnya serta merasa nyaman.
“Terimakasih,” ucap Dilla sembari menatap sekilas ke arah Kendra lalu segera membasuh wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
ira
Kendra ini pria idaman deh🤭🤭🤭🤭
2024-04-08
2
Nyai Romlah
terobos aja laaah
crooot in
2023-12-13
0
Mara
Ternyata yang punya hotel😁
2023-08-23
0