"Apa ini sebagai imbalan atas apa yang telah saya lakukan kemarin?" Tanya Kimora lagi
…
"Iya, sesungguhnya saya ingin sekali memberikan imbalan atas itu, tapi sepertinya anda akan menolaknya…!" Jawab Alden yakin.
"Ya, kalau ini imbalan untuk itu saya tidak ingin menerimanya, karena saya ikhlas melakukan hal itu bukan atas dasar apapun, jika karena itu saya merasa sedang mengambil keuntungan dari musibah anda." Jawab kimora menolak menerima imbalan apapun atas apa yang telah ia lakukan.
"Tidak Nona… jangan beranggapan seperti itu!" Alden menyangkal asumsi Kimora.
"Baiklah anggap saja ini rezeki anda sebagai orang baik, seperti halnya anda, saya juga hanya ingin membantu anda memberi pekerjaan untuk anda." Lanjut Alden meluruskan.
" Tapi saya hanya lulusan SMA, apa saya bisa melakukan pekerjaan yang anda tawarkan." Kimora ragu dengan kemampuannya bekerja sebagai asisten pribadi seorang CEO, harus punya skill yang tinggi.
Sedangkan Kimora hanya seorang gadis desa yang tidak punya pengalaman apa-apa.
"Tenang saja Nona Kimora… untuk awal-awal bekerja anda akan dibantu oleh Sinta yang sudah biasa ikut membantu pekerjaan saya, ada juga om saya Rangga yang juga biasa membantu saya, mereka semua yang akan mengarahkan apa saja pekerjaan anda, saya yakin nanti lama-lama anda akan terbiasa dengan pekerjaan ini." terang Alden.
"Seperti kata pepatah, bisa karena terbiasa!" Alden meyakinkan
"Tak kenal maka tak cinta…!" Lanjut Alden dengan suara berbisik.
Tapi samar-samar Kimora dan Sinta mendengarnya.
"Apa!" Seru Kimora ingin lebih jelas.
"Oo tidak apa-apa Nona, saya hanya sedang bergurau saja…!" Alden salah tingkah.
Sinta mengerutkan keningnya, 'Sejak kapan dia suka bergurau, setahuku dia selalu serius.' batin Sinta merasa heran.
"Baik Nona,,, bagaimana anda setuju bekerja sama dengan perusahaan kami…?" Tanya Alden ingin kepastian.
Kimora terlihat masih berpikir, sepertinya masih merasa ragu.
"Bagaimana Nona Kimora?" Sinta ikut bertanya.
"Baiklah jika begitu saya bersedia bekerja sama dengan anda, saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan… bekerja dengan giat dan bersungguh-sungguh." Akhirnya Kimora menerima tawaran itu, bicara dengan tegasnya.
Mendengar ucapan Kimora terbitlah senyum manis penuh kepuasan di bibir Alden, senyum yang jarang sekali nampak di wajah tampannya, Sehingga membuat Sinta terpesona melihatnya, Sebab selama bekerja disana bertahun - tahun lamanya baru kali ini Sinta melihat senyum itu, dan menambah ketampanan Alden begitu sempurna.
Sinta terpaku menatap Alden dengan mulut menganga, membuat Alden risih di buatnya.
"Sinta…!" Seru Alden, tapi tidak mendapat respon dari orang yang di sebutkan namanya.
"Sinta…!" Seru Alden lagi kali ini Alden lebih tegas menyebutkan nama itu.
Membuat Sinta tersentak, "I-iya… tu-tuan…!" Sahut Sinta gugup.
Alden memasang rawat wajah tidak suka kepada Sinta dan Sinta pun mengerti.
"Ma-maaf tuan…!" gumam Sinta masih gugup.
Alden kembali berbicara kepada Kimora.
"Nona kimora mulai besok anda sudah bisa bekerja di sini, nanti Sinta yang akan memberitahu semua peraturan di sini, cara kerjanya bagaimana." Tegas Alden.
"Untuk gaji, saya akan berikan upah sepuluh juta perbulan, untuk masa percobaan, jika kinerja anda memuaskan saya bisa pertimbangan untuk menaikan gaji Anda." lanjut Alden.
Kimora begitu syok mendengar nominal gaji yang akan ia terima dalam satu bulan, bahkan bisa lebih jika kinerja memuaskan.
Kimora seperti kesulitan menelan Salivanya. Ia sampai harus melakukan itu secara kasar.
"APA! Apa saya tidak salah dengar?" Tanya Kimora spontan dengan nada sedikit memekik.
"Kenapa Nona Kimora, apa itu kurang…!" Alden balik bertanya.
"Sebutkan berapa gaji yang anda inginkan!" Alden malah menantang Kimora.
Membuat Kimora mati kutu karena rasa gugup, "Tidak tuan, itu sudah lebih cukup untuk saya." Kemudian jawab Kimora sambil menundukkan wajah karena malu.
"Ingat itu hanya untuk masa percobaan dalam jangka waktu tiga bulan, untuk selanjutnya tergantung kinerja Anda!" Tegas Alden.
"Baik tuan, saya mengerti." Jawab Kimora.
"Oke silahkan ikuti dengan Sinta, karena Sinta akan mengarahkan anda, agar besok anda bisa langsung bekerja." Perintah Alden.
"Baik tuan…!" Seru Kimora dan Sinta secara bersamaan.
Lalu Sinta segera mengajak Kimora keruangan yang sudah dipersiapkan khusus untuk kimora, yang Terletak di samping ruangan Alden yang hanya dibatasi dinding kaca, dan memakai penutup krey gorden tirai jendela horizontal.
Disana Sinta mulai menjelaskan secara detail apa saja pekerjaan Kimora nanti, peraturan-peraturan di perusahaan yang harus Kimora dan karyawan lain patuhi.
Kimora menyimak dengan baik setiap apa yang Sinta sampaikan.
Dan Kimora pun mencatat setiap agenda pekerjaannya agar ia bisa mempelajari dan memahaminya nanti ketika di rumah.
Dan ternyata di ruangan lain Alden menatap fokus Kimora dari celah gordennya.
Alden merasa seperti mimpi ternyata ia bisa bertemu kembali dengan gadis yang akhir-akhir ini mengusik kehidupannya.
'Tuhan jika dia jodohku tolong persatukan kami dengan mudah, tapi jika dia bukan jodohku pisahkan kami tanpa harus ada yang tersakiti.' doa Alden dalam hatinya.
Ketika itu ternyata ada sepasang mata yang sedang memperhatikan Alden, tanpa Alden sadari.
Setelah lama dia melihat dan memperhatikan Alden yang terus saja menatap wajah di balik tirai itu.
Orang itu kemudian berdehem, "Ehmmm!" Dan berhasil mengejutkan Alden
"Astaga,,, sialan! Jantung ku hampiri copot!" Sentak Alden kesal.
Orang itu tidak lain, dan tidak bukan adalah om nya yaitu Rangga, yang bekerja sebagai tangan kanan Alden yang selalu ada membantu setiap kesulitan Alden.
"Kapan kamu masuk…?" Tanya Alden kepada Rangga.
"Cukup lama, sehingga aku bisa tau apa yang sedang kamu lakukan." Jawab Rangga.
"Hey, meskipun aku keponakanmu tapi di sini aku atasanmu, jadi yang sopan kalau masuk ke ruangan atasan mu, ucap salam atau ketuk pintu terlebih dahulu…!" Sergah Alden mengingatkan Rangga.
Rangga malah tertawa, mendengar ucapan keponakannya sekaligus bosnya itu meracau.
"Ha… ha…ha…!" Tawa Rangga.
Alden begitu kesal mendengar dan melihat tingkah omnya, " Sialan lu…!" Ucap Alden kesal sambil melempar sebuah berkas tepat ke arah Rangga.
"Santai bos…! Di pintumu ada CCTV, silahkan cek, lihat di sana aku sudah mengetuk pintu, dan mengucap salam, kamu sendiri yang tuli, terlalu fokus melihat yang di balik tirai." Jelas Rangga.
"Lagian ada apa sih sebenarnya dia balik tirai itu." sambung Rangga curiga sekaligus penasaran.
"Udah gak usah kepo lu… Itu bukan urusanmu!" Protes Alden.
Tapi Rangga tetap saja ingin melihatnya, lalu Alden mencegahnya, terjadilah adegan saling tarik-menarik di antara mereka, seperti pergulatan.
Dan ketika itu kimora dan Sinta masuk ruangan Alden sambil mengetuk pintu dan menyaksikan dua orang dewasa sedang bergulat.
Alangkah terkejutnya Kimora dan Sinta melihat itu.
"Astaga… ada apa ini!" Seru Sinta panik.
Seketika itu Alden dan Rangga menghentikan aksi mereka, kedua pun sempat terkejut karena aksi mereka di lihat oleh Sinta dan Kimora.
"Ehhmmm!" Alden dan Rangga bersikap biasa saja kok lebih tepatnya sok cool.
"Ada apa?" Tanya Alden kemudian.
Kimora dan Sinta masih menatap mereka dengan ekspresi wajah melongo atau terperangah karena masih merasa syok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ipah Juliyanti
akhinya...
2023-03-18
2