Saat sampai di rumah Bibi ku, aku langsung masuk kamar, dalam diam aku menangis
" hiks... hiks... Ibu boro-boro aku mau jadi orang sukses Bu, aku kena sial terus di sini,,, gak papa ya Bu aku pulang,,, aku mau pulang...Ibu! hiks... hiks..." tangis ku
monolog oof
lalu datang Ryan menghampiriku dia melihat ku menangis lalu bertanya.
"Kakak kenapa menangis? " Tanya Rian kepada Kimora.
"Tidak apa-apa kok dek," Sahut kimora sambil menyeka air matanya.
Tidak lama Kamila juga ikut masuk ke dalam kamar menyusul Ryan.
Kamila pun heran melihat ku menangis.
"Kak Kimora kenapa?" Kamila pun bertanya hal yang sama kepadaku.
"Ryan Apa kamu nakal sampai membuat kak Kimora menangis." Kamila menyangka Ryan lah penyebab mengapa Kimora menangis.
"Tentu tidak! bukan karena aku!" Ryan tidak terima di salahkan.
"Bukan karena Ryan kok, aku sedang merindukan ibuku." jawab Kimora.
"Oh... oh... aku pikir Ryan lah penyebabnya!" tegas Kamila.
Bibi nuri merasa penasaran mengapa aku terlihat sangat sedih ketika aku masuk ke dalam rumah.
Bi Nuri pun ikut menghampiriku di kamar.
"Ada apa ini? kok sepertinya kalian serius sekali?" tanya Bi nuri penasaran.
Kimora dan anak-anak Bi Nuri hanya saling memandang, karena bingung harus menjelaskannya bagaimana.
"Tidak Bi jawabku, tidak ada yang serius aku hanya merindukan ibuku dan ingin pulang ke desa." Jawab Kimora.
"Bibi mengerti apa yang kamu rasakan, tapi jangan tergesa-gesa sabarlah dulu sampai kamu bisa mendapatkan pekerjaan." Saran Bi Nuri.
"Tapi aku pengen pulang Bi!" Jawab Kimora sendu.
"Ya sudah pikiran dulu! Bibi tidak bisa memaksamu, tapi bersabarlah sebentar lagi." Saran Bi Nuri lagi.
"Tapi bicarakan dulu dengan Ibu mu, Bibi tidak ingin Ibu mu salah paham nantinya." Sambung Bi Nuri, mengkhawatirkan kemungkinan yang akan terjadi.
Ya, Kimora mengerti apa yang di pikiran oleh Bi Nuri.
Dengan berat hati Kimora membereskan semua barang - barangnya.
'mungkin sudah nasib ku kalau harus jadi istri ketiga Pak Hasan.' gumam kimora lesu.
Kamila dan Ryan menatap Kimora sendu, ketika melihat kimora membereskan semua barang - barangnya.
"Kakak... beneran mau pergi meninggalkan kita kak?" Kamila seakan enggan aku tinggalkan.
Sesungguhnya Kimora merasa di tega, kimora ingin pulang tapi Ia juga berat meninggalkan Kamila dan Ryan.
Di tambah Kimora juga tidak ingin menikah dengan pak Hasan.
Kemudian Kimora meraih handphonenya untuk menghubungi Ibunya melalui handphone milik Darman dan Ibrahim.
Berkali-kali Kimora menghubungi Darman tapi tidak ada jawaban darinya.
Kemudian Kimora mencoba menghubungi Ibrahim, tapi sama seperti Darman, Ibrahim pun tidak menerima panggilan dari Kimora.
Dan ternyata Darman dan Ibrahim Sedang di interogasi oleh Pak Hasan dan anak buahnya di Rumah Bu Inah.
Ketika itu Darman dan Ibrahim sedang berada di rumah Bu Inah, sedang menemani Bu Inah yang sedang kurang enak badan, ketika itu juga pak Hasan datang menemui Bu Inah.
Selama ini Darman dan Ibrahim merahasiakan keterlibatan mereka dengan kepergian Kimora dari sana.
Namun kali ini, mereka tertangkap basah sedang merawat Bu Inah, membuat Pak Hasan merasa curiga.
Dan menginterogasi mereka saat itu juga.
Bu Inah pun di ancam untuk segera melunasi hutang-hutangnya.
Sedangkan Bu Inah belum bisa melunasinya.
Setelah kejadian kaburnya Kimora Pak Hasan selalu menekan Bu Inah untuk segera melunasi hutang-hutangnya, agar Bu Inah merasa tertekan dan menyerah, lalu menyerahkan Kimora kepadanya.
Tapi Bu Inah tetap kukuh dengan pendiriannya, ia lebih baik kehilangan tanahnya dari pada harus menyerahkan putrinya.
Karena Kimora berhak bahagia dengan caranya sendiri.
Padahal sesungguhnya Kimora tidak merasakan kebahagiaan saat ini.
Kimora justru tersiksa dengan keadaannya saat ini, sulitnya mencari pekerjaan dan harus terpisah jauh dari ibu dan para sahabatnya.
Karena itu Kimora putus asa dan memilih untuk kembali ke desa.
Kini Darman dan Ibrahim dipaksa oleh Pak Hasan dan anak buahnya untuk mengatakan keberadaan Kimora saat ini.
Lama Kimora menghubungi Darman dan Ibrahim sehingga Pak Hasan dan anak buahnya mengetahui ada panggilan masuk di handphone Darman dan Ibrahim.
Pak Hasan memerintahkan anak buahnya untuk mengambil paksa handphone milik Darman dan Ibrahim.
Ketika Pak Hasan melihat layar handphone milik mereka terlihat beberapa panggilan masuk di handphone mereka.
Itu menjadi suatu hal yang menggembirakan bagi Pak Hasan ketika mengetahuinya.
Kemudian Pak Hasan menyuruh Darman untuk balik menghubungi Kimora.
Awalnya Darman menolak untuk melakukan apa yang Ayahnya perintahkan, tapi Pak Hasan mengancamnya akan melukai Bu Inah jika Darman tidak melakukan apa yang Pak Hasan perintahkan.
Sebab Darman tidak ingin terjadi sesuatu apapun kepada bu Inah, akhirnya Darman mengikuti apa yang Pak Hasan perintahkan.
Darman mulai menekan tombol di handphonenya untuk menghubungi Kimora.
Padahal Bu Inah sudah melarang Darman untuk jangan melakukan apa yang Pak Hasan perintahkan.
"Nak Darman, ibu mohon jangan lakukan itu." larang Bu Inah.
Karena Bu Inah tahu apa yang akan Pak Hasan lakukan, Pak Hasan pasti akan mengancam Kimora agar Kimora mau kembali ke desa dan menikah dengannya.
Dan benar saja apa yang Bu Inah takutkan.
Ketika itu Darman melakukan panggilan video call sesuai perintah Pak Hasan.
Awalnya Kimora begitu senang saat Darman menghubunginya balik. tapi ternyata ketika sambungan telepon video call tersambung Kimora melihat wajah Pak Hasan di layar handphonenya.
Alangkah terkejutnya Kimora saat itu, Kimora langsung curiga bahwa telah terjadi sesuatu kepada ibunya dan para sahabat nya.
'Pantas saja Darman dan Ibrahim tidak menerima panggilan darinya, ternyata mereka sedang di bawah tekanan Pak Hasan." batin Kimora.
"Hai Kimora cantik, bidadari surgaku lihatlah aku bersama siapa di sini!" sapa Pak Hasan ketika melihat wajah Kimora di layar handphone milik Darman.
Kemudian Pak Hasan mengedarkan layar handphone ke seluruh ruangan di sana nampak lah Darman, Ibrahim, dan Bu Inah yang terlihat seperti sedang menjadi tawanan Pak Hasan.
"lihat Kimora aku sedang bersama siapa? aku sedang bersama orang-orang yang sangat penting bagimu." ucap Pak Hasan lagi.
"Jika kamu ingin melihat mereka selamat pulanglah Dan menikahlah denganku, Aku akan menjamin keselamatan mereka dan aku berjanji akan membahagiakanmu!"
"Tapi jika kamu tidak kembali dalam waktu dua puluh empat jam maka jangan harap ibumu akan selamat! "
"Ingat kemora aku tidak sedang bercanda aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku." Panjang lebar Pak Hasan berbasa-basi dan mengancam Kimora.
Sedangkan Kimora hanya memaku menatap layar handphonenya.
Tak terbayangkan bagaimana hancurnya perasaan Kimora ketika tahu ibunya menjadi Sandaran pak Hasan , karena ibunya mempertahankannya dan membela dirinya sehingga harus menanggung kekejaman dari ulah Pak Hasan.
Bu Inah berteriak sekencang mungkin memberi Isyarat kepada Kimora.
"Kim... jangan dengarkan pak Hasan, tetap lah di sana, percaya lah Ibu dan teman-teman mu akan baik-baik saja." teriak Bu Inah.
" Oo kamu meragukan saya...!" Seru pak Hasan lalu "PLAK!" Pak Hasan menampar wajah Bu Inah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Wong kam fung
dasaar dungpret main tuduh aja kamprey
2023-04-07
2
Ao_Ni
ini lupa tanda petik atau emang bukan kalimat langsung?
2023-04-06
2
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
ya curang main ngancam²
2023-04-06
2