Darman menolak dengan alasan sudah sore " Tanggung Kim, sebentar lagi mau magrib, nanti selepas isya aku ke rumah Ibumu baru kita melakukan panggilan lagi." Darman sengaja melakukan hal itu.
Karena Darman tidak ingin Kimora mengkhawatirkan Ibunya sebab di kening Bu Inah masih terdapat luka.
Kimora menyambungkan video call itu kepada Ibrahim kemudian mereka ngobrol bersama tentunya dengan bercanda gurau. Itu jadi satu hiburan bagi Kimora.
Ibrahim dan Darman juga menanyakan kegiatan Kimora di sana.
Kimora menceritakan segala yang telah ia alami hari itu kepada para sahabat nya.
Ada raut kesedihan di wajah kimora dan itu terlihat jelas oleh kedua para sahabatnya.
"Kim kamu jangan sedih begitu dong , nanti cantiknya hilang!" seru ibrahim.
"Iya kim,,, kamu harus tetap semangat agar ibu pun merasa senang dan tenang di disini." Darman ikut menimpali.
Mendapat dukungan dari para sahabatnya semangat kimora kembali bangkit.
"Terimakasih..." ucap kimora.
Setelah puas berbincang mereka menyudahi panggilan telepon nya.
Dan karen waktu pun sudah masuk magrib.
Selepas magrib bI Nuri memanggil kimora untuk makan bersama keluarganya, karena memang cacing di perutnya sudah keroncongan kimora pun segera keluar dan ikut makan bersama mereka semua.
...
Hari berganti hari kimora lalui, ia mulai terbiasa dengan keadaannya situasi seperti di rumah bibinya sudah tida membuatnya canggung lagi, kini tida terasa kimora sudah hampir tiga bulan berada di sana, tapi ia belum juga mendapat pekerjaan.
Setiap hari kimora sibuk berkeliling mencari pekerjaan, kadang di temani bibinya, kadang ia pergi sendiri.
Bi Nuri sudah menanyakan lowongan pekerjaan kepada setiap kenalannya untuk menitipkan Kimora bekerja bersama mereka.
Tapi semu tempat kerja di tempat mereka bekerja sudah penuh, kimora juga sudah menitipkan beberapa surat lamaran kerja di tempat di mana ia pernah melamar pekerjaan.
Kimora juga sudah melamar pekerjaan melalui jasa online, tapi belum ada perkembangan.
....
Hari ini, kimora sudah berkeliling memutari ibu kota berharap akan ada hal yang menggembirakan, tapi pada kenyataannya masih sama seperti hari-hari kemarin.
Kimora merasa lelah dan menyerah serta putus asa.
monolog Kimora...
Siang hari yang sangat terik, aku sudah mundur - mandir, ke sana, kemari mencari pekerjaan, dan hasilnya selalu nihil, sementara uang bekal ku dari kampung makin hari makin berkurang, aku di Jakarta tinggal dengan keluarga bibi ku yang punya banyak beban hidup, di tambah dengan kehadiran ku, membuat kehidupan mereka makin sulit.
Sesungguhnya aku merasa tidak enak hati harus menumpang tempat tinggal bersama mereka, apa lagi harus lama-lama menumpang di rumah mereka.
Kini Aku sudah merasa putus asa, karena sudah hampir tiga bulan lamanya aku di kota Jakarta, belum juga mendatangkan pekerjaan, jangan kan bekerja jadi pegawai staf di perusahaan besar sesuai impian, yaitu aku ingin kerja kantoran.
Untuk jadi cleaning service saja rasanya sulit sekali bagiku.
Dan akhirnya aku sampai memutuskan akan kembali ke kampung daripada menambah beban bagi Bibi ku.
"Huuh cita-cita ku ingin jadi orang sukses akan pupus sudah,,, maaf kan anak mu ni ya Bu! aku sudah menyerah,,, dari pada aku jadi beban orang lain dan jadi gelandangan, mending aku pulang ya Bu! mending aku ikut ibu bertani aja lah, kalau seperti ini jadinya!" aku bicara sendiri sambil berjalan gontai sudah tak punya semangat lagi.
Tapi aku juga tidak ingin menikahi dengan Pak Hasan, aku Bingung dan di lema.
Tiba-tiba di depan gerbang proyek, langkah ku terhenti, aku melihat mesin molen tergantung dan aku malah mengamatinya karena merasa curiga dan penasaran.
Lalu benar saja kecurigaan ku, tentang tali selling yang sedikit lagi akan putus, aku pun melihat ada beberapa orang di bawahnya.
Tanpa berpikir panjang, aku berlari sekuat tenaga dan berteriak, untuk memberi aba-aba agar semua orang yang di sana bubar atau mundur, karena tali selling mesin molen yang tepat berada di atas kepala mereka akan putus.
Sungguh jeli penglihatan ku, pikirku!.
Tapi semua orang yang di sana malah merasa heran menatap ke arah ku.
Saat aku mulai mendekat ke arah mereka, beberapa orang pun mulai menyadari aba-aba dari ku, dan menyelamatkan diri mereka masing-masing.
Sementara ada satu orang yang tidak mendengar aba-aba dari ku karena ia terlalu fokus dengan pekerjaannya ( mungkin), dan dengan cekatan aku mendorong tubuhnya, dan tubuh ku pun ikut ku hempaskan bersama orang itu, karena aku pun takut tertimpa mesin molen itu.
Dan selang beberapa detik setelah aku dan orang itu terhempas karena dorongan dari ku, mesin molen itu pun benar-benar terjatuh.
"BBRRAAKKK...." Suara mesin molen itu terjatuh dan menggema di sekitar tempat itu.
Semua orang di tempat itu terperangah menyaksikan kejadian itu, terutama orang yang aku dorong sampai-sampai ia tidak bisa berkata apa pun, dalam beberapa menit ia sama sekali tidak bergeming sedikitpun, ia mematung karena syok menyadari kejadian itu.
Karena ia merasa tidak yakin ia sampai berucap, "Apa aku masih hidup?" gumamnya tidak percaya bahwa ia bisa selamat dari kejadian itu.
Sebab jika aku telat beberapa detik saja tidak mendorongnya, sudah pasti dia telah tewas saat itu juga.
Setelah mereka tersadar dari rasa syoknya, mereka semua malah menatap ku dengan tatapan yang sulit di artikan.
Setelah itu aku di giring ke kantor pos scurity, di sana aku malah di interogasi.
Kenapa aku bisa ada di sana? siap aku? tanya mereka kepada ku.
Aku merasa seperti penjahat yang sedang di curigai.
"Dasar orang-orang tidak tahu terimakasih,,, bukannya berterimakasih kepada ku, karena aku telah menyelamatkan nyawa kalian, aku malah di curigai seperti ini." Ucap ku kesal kepada orang-orang itu.
"Lalu kenapa kamu nekad menolong saya, padahal nyawa kamu pun bisa dalam bahaya " Kata orang yang aku dorong.
"Ya karena rasa kemanusiaan!" Jawab ku
Sabab aku sendiri sebenarnya tidak tahu kalau nyawa ku bisa jadi taruhannya, kalau tubuh ku tidak ikut terhempas, ya sudah pasti aku yang tertimpa, dan menjadi korbannya. TAMAT LAH NYAWAKU.
Aku merasa sangat kesel dengan kelakuan mereka yang mengintrogasi ku, tanpa berterimakasih kepada ku.
Dan menyuruh satpam menahan ku, sedangkan mereka pergi untuk di mintai keterangan oleh pihak kepolisian yang datang untuk meninjau kejadian itu.
"Apa-apaan ini!" Pikir ku, aku merasa seperti sandra pelaku kejahatan.
Dan ketika semua scurity lengah, aku bergegas pergi dan kabur dari tempat itu.
"Selamat " Ucap ku saat berhasil kabur.
"Yang bener saja mereka! sudah aku selamatkan, malah aku di curiga dan di jadikan tawanan, dasar orang-orang tidak tau berterima kasih." gumam ku, saat perjalanan pulang ke rumah Bibiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Wong kam fung
tenamg aku unha 9 nyawa
2023-04-07
2
Ao_Ni
jadi yg laper dia atau cacing di perut nih
2023-04-06
1
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
iya tuh benar, kan udh ditolong kok malah digituin
2023-04-06
1