Karena Kimora nampak kebingungan karena nervous, lalu seorang security menghampirinya dan bertanya ada kepentingan apa kimora berdiri di sana.
....
Kimora langsung mengatakan apa tujuannya disana bahwa dia mendapat panggilan untuk interview.
Kimora diminta untuk menghubungi orang yang menghubunginya kemarin, pinta security untuk memastikan Kimora akan di arahkan ke lantai berapa dan ruang mana di gedung itu.
Kemudian Kimora segera menghubungi nomor yang kemarin menghubunginya, lalu Kimora seger lakukan sambungan telepon sesuai perintah security tersebut.
Sambungan telepon pun langsung terhubung dan wanita kemarin yang menghubungi Kimora langsung menerima panggilan telepon dari kimora.
"Halo disini Diwangkara group, apa ada yang bisa kami bantu!" Sapa wanita di ujung telepon dengan sopan dan lembut.
"Iya, Halo... saya Kimora yang anda hubungi kemarin untuk melakukan interview." Jawab Kimora.
"Ooo Iya Nona silahkan datang ke kantor kami!" Jawabnya lagi.
"Saya sudah di depan gedung perkantoran Diwangkara group, tapi saya bingung harus ke mana saat ini?" Kimora memberi tau dengan polosnya.
"Oke,,, nona silahkan masuk dan tunggu di ruang resepsionis, nanti akan ada pihak kami yang akan menjemput anda di sana." instruksi dari wanita di ujung telepon.
"Baik Bu. "jawab Kimora.
Kemudian Kimora memberitahu security bahwa dirinya diminta untuk masuk dan menunggu di ruang resepsionis.
Security pun langsung mempersilahkan Kimora untuk masuk. dan langsung menghadap resepsionis dan mengatakan dirinya akan melakukan interview dan diminta untuk menunggu di sana.
"Oo ya nona silahkan menunggu...!" ucap resepsionis sambil menunjuk ruang tunggu.
Kimora pun langsung ke ruangan tersebut dan duduk di sana untuk menunggu seseorang yang datang memanggil dirinya dari pihak perusahaan Diwangkara group.
Ketika kimora menunggu di ruang tunggu, yang hanya dibatasi dinding kaca sehingga masih nampak jelas pergerakannya dari segala arah.
Datang seorang pria dengan setelah formal, celana bahan hitam dan kemeja putih dibalut jas hitam serta sepatu pantofel mahalnya yang terlihat mengkilat.
Pria itu terperangah ketika melihat kimora di ruang tunggu sedang duduk cantik sambil membolak-balikkan lembaran majalah, untuk menghilangkan rasa bosannya, dan gugupnya ketika menunggu.
Seketika itu pria itu menghentikan langkahnya dan bergumam, "Gadis itu…!"
Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Alden Diwangkara, pemuda yang tempo hari mencium bibir Kimora saat mereka sama-sama bersembunyi dari kejaran para bodyguard mami Alden, sedangkan Kimora dari kejaran anak buah Pak Hasan.
Setelah kejadian malam itu Alden tidak pernah melupakan wajah cantik kimora, wajah itu selalu terbayang-bayang dalam ingatannya.
Bahkan Alden pun sering ke tempat itu, tempat dimana pertama kali mereka bertemu dan langsung melakukan ciuman bibir tanpa saling mengenal satu sama lain.
Alden selalu berharap bisa bertemu kembali dengan Kimora, dan berharap Kimora merasakan hal yang sama seperti nya, lalu sama-sama datang ke tempat itu.
Tapi kenyataannya Kimora sama sekali tidak mempedulikan kejadian malam itu, bahkan Kimora tidak pernah mengingatnya.
Kimora sibuk dengan masalahnya sendiri, yang selalu resah dan gelisah selama tinggal di sana, teringat kampung halamannya terpisah jauh dari orang-orang yang ia sayangi, ia selalu mengkhawatirkan Ibunya.
Belum lagi Kimora sibuk mencari pekerjaan yang tak kunjung mendapatkannya, semua itu membuat Kimora tidak ada waktu mengingat kejadian malam itu, apalagi mengingat wajah Alden yang tidak sempat Kimora lihat dengan jelas.
Padahal Alden sempat memberikan kartu namanya, setiap hari Alden menunggu berharap wanita itu datang menemuinya untuk meminta perhitungan dengannya namun sama sekali tidak ada tanda - tanda kemunculan nya.
Sampai tibalah saat ini, Alden melihat jelas wanita itu disana. Tapi Alden tidak segera menemuinya.
Alden malah menghampiri resepsionis, lalu menanyakan apa keperluan wanita yang sedang duduk di ruang tunggu, untuk memastikannya.
Resepsionis mengatakan bahwa wanita itu. Sedang menunggu seseorang yang datang menemuinya, untuk melakukan interview.
"Oo begitu…!" Ucap Alden setelah mendengar keterangan dari resepsionis.
Lalu berlalu begitu saja tanpa menghampiri Kimora, wanita yang selama ini ia nantikan bahkan ia rindukan.
….
Setelah menunggu hampir tiga puluh menit datang seorang wanita yang menghampiri Kimora.
"Hai selamat siang apa anda nona Kimora?" Tanya wanita tersebut
"Ya…" jawab Kimora.
"Perkenalkan nama saya Sinta, saya dari perusahaan Diwangkara group, saya sebagai personalia disini." Wanita itu memperkenalkan dirinya. Sambil mengulurkan tangannya.
Kimora langsung menyambut uluran tangannya, sambil menyebutkan namanya, " Kimora…!"
Setelah itu Sinta mengajak Kimora untuk mengikutinya.
"Mari ikut saya Nona…!" ajak Sinta.
Kimora mengangguk, "Baik…!" Jawab Kimora.
Mereka langsung berlalu meninggalkan ruang tunggu dan langsung masuk lift bersama dengan pekerjaan lain.
Di dalam lift hanya ada keheningan, Kimora merasa sangat gugup untuk menghadapi interviewnya karena ini adalah pengalaman pertama baginya.
Kemudian lift berhenti lalu Sinta mengajak Kimora untuk keluar.
"Mari nona…!" Ajak Sinta lagi keluar dari lift.
Kimora kembali menganggukkan kepalanya sebagai isyarat ia patuh lalu mengikuti Sinta berjalan di belakang Sinta.
Sinta mengarahkan Kimora masuk ke salah satu ruangan.
Sinta mengetuk pintu terlebih dahulu meminta izin untuk masuk.
"Tok,,, tok,,, tok,,,!" Suara pintu diketuk.
"Siapa…!" Sahut orang yang di dalam ruangan
"Saya tuan, Sinta…!" Ucap Sinta memberi tau.
"Masuk…!" Perintah orang di dalam ruangan.
Dalam hati Kimora merasa ada yang aneh, Sinta memperkenalkan diri sebagai personalia, tapi mengapa dia membawa Kimora keruangan orang lain, bukan seharusnya Sinta punya ruangan sendiri dan tidak perlu meminta izin untuk masuk ruangan nya sendiri.
Meskipun Kimora merasa curiga tapi ia tidak berani bertanya, Kimora hanya diam seribu bahasa karena Kimora takut salah bicara.
Kemudian Sinta membuka pintu dan mempersilahkan kimora untuk segera masuk, "Ayo!" Seru Sinta.
Tanpa pikir panjang Kimora langsung masuk.
Pandangan Kimora langsung melihat seseorang sedang duduk di kursi kebesarannya, kimora juga melihat papan nama di atas meja yang bertuliskan Alden Diwangkara CEO.
Seketika itu kimora langsung menghentikan langkahnya.
Kimora langsung berasumsi bahwa dirinya akan dijual kepada seorang CEO.
Karena menurut Kimora pasti CEO perusahaan besar dan terkenal sudah berdiri sejak bertahun-tahun, pemilik nya pun sudah tua tidak mungkin seorang pemuda.
Maka dari itu Kimora langsung beranggapan yang tidak-tidak.
"Kenapa Nona Kimora?" Tanya Sinta ketika melihat Kimora menghentikan langkahnya.
Tapi Kimora tidak menjawab ia hanya menggelengkan kepala dengan ekspresi wajah datar. Sedangkan Alden sang CEO masih tertunduk menatap layar handphonenya.
"Nona Kimora Apa Anda baik-baik saja?" tanya Sinta karena Kimora tidak bergeming.
Mendengar itu Alden langsung menengadahkan wajah menatap ke arah Kimora.
Alangkah terkejutnya Kimora ketika melihat wajah sang CEO ternyata dugaannya salah CEO itu ternyata masih muda dan sangat tampan.
Alden membuka kacamata anti radiasinya dan mempersilahkan Kimora untuk duduk.
"Silakan duduk nona?" Ucapan Alden kepada Kimora.
Tapi Kimora masih memaku, dia bingung dengan situasi yang sedang ia hadapi. dalam hati ia bertanya apa maksud dari semua ini? bukankah iya dihubungi untuk melakukan interview, tapi mengapa malah di bawah ke ruangan CEO, dan CEO itu pun seperti tidak merasa bingung melihat kimora malah seakan ia sedang menunggunya.
Perasaan kimora benar-benar tidak karuan, Kimora pun merasa tidak asing dengan wajah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Volis
Alden bakal kenal Kimora nggak, ya?
2023-03-13
3
Ipah Juliyanti
kimora apa kamu inget sama kejadian malm itu?
dia orang yg memcium bibir mu....😍
2023-03-13
1