Ketika memeluk Kamila, Kimora kembali menangis tapi kali ini tangisan haru yang Kimora rasakan, Kimora begitu besar menaruh harapan untuk interviewnya besok, berharap ini awal dari keberuntungannya.
"Kak Kimora menangi?." tanya Kamila bingung.
Kimora tak mampu menjawab pertanyaan Kamila karena rasa haru yang ia rasakan begitu menguasai dirinya, Kimora kembali menangis sesegukan sehingga mengundang kecurigaan dari Bibinya.
Mendengar tangis Kimora Bi Nuri kembali menghampiri Kimora.
Bi Nuri begitu heran melihat kimora menangis sambil memeluk Kamila.
"Kimora Ada Apa denganmu belum selesai nangisnya?" tanya Bi Nuri kepada Kimora.
Mendengar suara Bi Nuri Kimora langsung berbalik ke arahnya lalu memeluk Bi Nuri sambil menangis tersedu-sedu.
"Hai Kimora Ada Apa denganmu? " Bi Nuri makin kebingungan.
Bi Nuri mengurai pelukan Kimora.
"Coba tenangkan dirimu dulu ceritakanlah Apa yang terjadi." Bi Nuri mencoba menenangkan Kimora.
Kimora mulai menarik napas perlahan untuk mengatur emosinya, agar bisa lebih tenang, setelah itu Kimora barulah mulai bercerita tentang panggilan interviewnya kepada BI Nuri dan juga Kamila.
Ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Kimora, Bi Nuri dan Kamila serentak memeluk Kimora mereka turut berbahagia karena memiliki harapan yang sama seperti Kimora.
"Semoga besok interviewnya berjalan lancar, kamu bisa bekerja di sana di perusahaan besar itu." ucap Bi Nuri penuh harapan.
Karena perusahaan Diwangkara group sudah terkenal di seluruh kotak bahkan Diwangkara group sudah merambah bisnisnya ke luar negeri.
Jadi suatu kebanggaan bagi Kimora jika nanti bisa menjadi salah satu karyawan di sana meskipun hanya sebagai seorang cleaning service atau OB.
Setelah berbagai kabar yang menggembirakan kepada bibinya dan Kamila, kemudian Bibinya menyuruh Kimora untuk beristirahat.
"Kimora istirahatlah dulu agar besok kondisimu lebih baik."ucap Bi Nuri.
...
Dini hari sebelum subuh Kimora sudah terbangun, Kimora menghubungi Darman dan Ibrahim karena mereka pun selalu bangun sebelum subuh, mereka menerima panggilan dari Kimora, lalu kimora meminta mereka untuk menemui ibunya pada saat itu juga.
Karena Kimora bilang ada hal penting yang ingin Kimora sampaikan kepada ibunya, akhirnya mereka pun mengikuti apa yang Kimora pinta. setelah beberapa waktu mereka sampai di rumah Bu Inah lalu mereka melakukan panggilan kembali, yaitu panggilan video call.
"Halo assalamualaikum!" sapa Kimora ketika melihat wajah sang i
Ibu.
"Nampak wajah Bu Inah tersenyum penuh semangat tidak terlihat raut kesedihan di wajah Bu Inah, karena Bu Inah tidak ingin Kimora merasa terpuruk maka dari itu Bu Inah harus terlihat kuat.
" Waalaikumsalam...!" jawab Bu Inah
"Hai nak! Apa kabarmu pagi ini, ada apa menghubungi Ibu pagi-pagi buta?" Bu Inah sepertinya curiga ada sesuatu yang ingin Kimora sampaikan kepadanya.
Tapi Kimora tidak menjawab pertanyaan Ibunya, dia malah balik bertanya kepada ibunya.
"Ibu bagaimana keadaan kalian di sana? Aku sungguh sangat mengkhawatirkan kalian terutama Ibu "Kimora malah balik bertanya.
"Jangan khawatir nak Ibu dan teman-temanmu baik-baik saja, kami bisa mengatasi Pak Hasan, jadi kamu tidak usah memikirkan atau mengkhawatirkan kami di sini." Bu Inah menenangkan putrinya.
"Ibu doakan aku agar bisa segera melunasi hutang-hutang kita pada bahasa Pak Hasan, hari ini aku ada interview di perusahaan besar mudah-mudahan aku bisa diterima di sana dan bisa menjadi karyawan di sana." terang Kimora
"Jika begitu aku bisa meminjam uang kepada bank atau Pegadaian lalu nanti kita bayarkan lunasi hutang-hutang kita kepada Pak Hasan, aku bisa mencicil hutang ke bank dengan gajiku nantinya, itu lebih baik kan Bu!" masih terang Kimora.
"Ya nak! Ibu selalu mendoakan mu, semoga kamu selalu dalam lindungan yang maha kuasa." Doa Bu Inah.
Darman dan Ibrahim pun ikut mendengarkan percakapan Kimora dan Ibunya mereka juga memberi semangat doa dan harapan kepada Kimora.
Kimora merasa mendapat kekuatan baru dengan dukungan dari mereka semua.
Setelah menghubungi mereka Kimora beranjak ke kamar mandi lalu membersihkan diri, setelah selesai dengan rutinitas paginya Kimora menghampiri bibinya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka semua.
"Hai Bi" sapa Kimora kepada bibinya.
"Hai juga." sahut Bi Nuri
Kimora pun membantu Bi Nuri menyiapkan sarapan seperti biasa, dulu awal-awal Kimora di sana Bibinya selalu menolak jika Kimora ingin membantu tapi sekarang Bi Nuri sangat terbantu dengan kehadiran Kimora di sana, karena meskipun Kimora anak tunggal dan sangat dimanjakan oleh ibunya tapi Kimora bukan anak yang pemalas sehingga Kimora selalu senang untuk membantu bibinya.
Setelah selesai menyiapkan sarapan. Bi Nuri pun sudah beralih mengerjakan pekerjaan lain seperti mencuci baju, sedangkan Kimora beralih mengerjakan pekerjaan lain seperti membersihkan rumah menyapu dan mengepel lantai.
Kemudian setelah semuanya beres mereka kembali berkumpul di meja makan bersama Kamila dan Ryan juga mang Ali mereka semua sudah bersiap dengan aktivitas mereka masing-masing mereka pun mulai menyantap sarapan yang dibuat oleh Bi Nuri dan Kimora.
Suasana begitu hangat kesedihan Kimora hilang sirna dengan percakapan sederhana diantara mereka sesekali canda tawa pun menghiasi acara sarapan pagi itu.
"Bagaimana kim Apa kamu sudah siap?" tanya mang Ali.
" Iya mang aku sudah siap, doakan aku ya semua nya." Ucap Kimora meminta doa.
"Kita semua pasti akan mendoakan mu, semoga semua lancar sesuai harapan kita semua " jawab Bi Nuri.
"Amin..." serentak mereka mengamini ucapan Bi Nuri.
"Ya sudah ayo sekarang kalian bersiap dan berangkat!" intruksi dari Bi Nuri lalu semua bersiap dan bergegas pergi ke tujuan mereka masing-masing, Kamila dan Rian pergi ke sekolah, mang Ali pergi bekerja ke proyek, sementara Kimora tentu saja pergi ke perusahaan diwangkara group untuk interview.
Sedangkan Bi Nuri tidak ikut dengan Kimora atau tidak mengantar kimora, sebab Bi Nuri sekarang menerima jasa cuci dan setrika di tempat tetangga nya. untuk menambah penghasilan mereka.
Kimora berangkat sendiri menggunakan angkutan umum.
Motor maticnya Bi Nuri di pakai oleh mang Ali pergi bekerja, dan mengantar putra putrinya sekolah terlebih dahulu.
"Kimora...." seru Bi Nuri ketika Kimora hendak melangkah pergi.
Kimora menoleh ke arah Bibinya.
"Iya Bi..." sahut Kimora.
"Semangat..." ucap Bi Nuri sambil mengacungkan kepalan tangannya memberi semangat kepada kimora.
Kimora tersenyum kepada Bibinya, dan membalas dengan ikut mengacungkan kepalan tangannya "Semangat." ucap Kimora membalas.
Lalu bergegas menyetop angkot di jalan raya.
Selang beberapa waktu Kimora sampai di perkantoran perusahaan besar yaitu Diwangkara group yang bergerak di bidang kontraktor.
Kimora merasa nervous saat melihat gedung yang menjulang tinggi di hadapannya.
Kimora berdiri di depan pintu masuk gedung tinggi tersebut.
"Ya Tuhan berikan aku kekuatan dan ketenangan sehingga semua bisa berjalan lancar sesuai harapanku." gumam Kimora menenangkan dirinya.
karena Kimora nampak kebingungan karena nervous, lalu seorang security menghampirinya dan bertanya ada kepentingan apa kimora berdiri di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ipah Juliyanti
apa kimora bakal di usir sama pak satpam 🤔
jadi penasaran.....
2023-03-13
2