13. Sebelum belajar beradaptasi.

"Mas percaya, mas yang salah. Maaf..!!"

"Dara jengkel dengarnya Mas."

"Iyaa.. maaf Dinda..!!" Bang Naru segera membawa Dara ke atas ranjang.

***

Pagi ini Bang Naru dan Bang Risang menolak keras si mbok yang akan ikut dengan kepindahan mereka.

Paras wajah Kanjeng Sultan dan Raden Bagus Haryokusumo begitu sedih melepas putri mereka.

"Papa sudah mau pensiun dan akan di gantikan oleh Papa Igo.. Kalau sudah senggang, Papa akan mengunjungimu di pulau hampar." Kata Raden Bagus Haryokusumo.

"Iya Pa." Jawab Yesha.

"Romo sudah tua ndhuk, tidak bisa mengunjungimu. Jika ada waktu pulanglah.. sehat kamu di sana dan cepatlah beri Romo cucu..!! Untuk kegiatan selanjutnya akan di wakilkan oleh Raden Bagus Haryokusumo." Pesan Kanjeng Romo Sultan.

"Injih Romo." Dara menunduk menghaturkan salam lalu juga bertemu dengan ibunda yang keadaannya tidak begitu sehat.

:

Mama Nai duduk di antara Yesha dan Dara. Sengaja Mama Nai duduk di antara kedua menantunya agar Yesha dan Dara tau bahwa sang Mama menerima kehadiran mereka.

"Mama yang jamin Bang Risang sama Bang Naru tidak akan berbuat macam-macam. Tapi kalau usil.. Mama tidak bisa menjamin."

"Mas Risang galak Ma."

"Oohh iya ya, Mama sampai lupa kalau disini adanya Mas Risang dan Mas Naru. Iya khan Mas Igo????" Goda Mama Nai.

"Iya Dinda Punai ku sayang." Papa Igo tetap menimpali istrinya meskipun pandangannya mengarah ke depan.

"Mas Risang nggak galak. Kalau sama Ayana baru Mas-mas ini galak. Sayang dia sedang atur skripsi yang tidak bisa di tinggal. Semalaman dia menangis karena tidak bisa melihat pernikahan Abangnya." Kata Mama.

"Nanti sore masih bisa. Acara bersama rekan-rekan." Bang Naru pun ikut menatap jalanan kota.

:

Begitu sampai di gedung, Bang Risang dan Bang Naru masih sempatnya membahas pekerjaan kantor. Tidak ada acara spesial yang super mewah. Hanya acara pedang pora biasa sebagai simbol bahwa kedua perwira telah melangsungkan pernikahan.

"Surat amelden kalian sudah di tanda tangani dan kalian bisa segera menjalankan tugas di tempat yang baru. Lettu Risang menjabat sebagai Danki Bantuan sedangkan Lettu Naru menjabat sebagai Danki A.

"Siap Dan."

"Siap Dan."

"Apakah istri kalian langsung ikut?" Tanya Danyon.

"Siap.. langsung Dan..!!"

"Siap..!!"

"Bagus, memang penting membawa istri kemanapun."

...

Perlahan langkah anggun dan gagah melewati karpet merah di tengah barisan pedang pora. Genggaman tangan Dara begitu erat, jika dulu dirinya hanya melihat prosesi ini hanya di televisi saja, kini ia merasakan sendiri melewati barisan pedang tersebut.

"Jangan tegang. Ini biasa saja seperti yang sering kamu lakukan." Kata Bang Naru.

"Nggak Mas, hanya saja kaki Dara masih sulit melangkah.

"Pegang erat lengan Mas Naru..!!"

Dara mengangguk, langkahnya pun pasti.

//

Yesha merasa sangat tertekan dengan keadaan, seluruh sorot mata seakan memandangnya langkah demi langkah. Ia yang sebenarnya hampir tidak pernah muncul di publik tiba-tiba menjadi canggung, sisa rasa malam pengantin sungguh masih terasa hingga tidak sengaja menyandung kakinya sendiri.

"Aaaahh.."

Secepatnya tangan Bang Risang menggapainya sebelum sang istri tersungkur. "Hati-hati dek..!!"

Tau sang istri tidak nyaman dengan keadaan, Bang Risang pun menggendong Yesha.

Sorak sorai para anggota membahana.

"Turunkan Mas, Yesha malu." Pinta Yesha.

"Nggak.. nggak ada lagi adegan salah pengantin." Jawab Bang Risang.

Yesha menunduk kalem. Rasanya masih sangat canggung dan malu jika membahas tentang malam pengantin.

'Kamu menggemaskan sekali dek..!!'

:

Acara temu komandan pun telah usai. Kini acara santai dan bebas. Bang Risang dan Bang Naru pun sudah membaur bersama para rekannya di acara garden party mereka.

"Ijin Bang, memangnya benar ya istri Abang putri raja?" Tanya seorang junior.

"Siapa yang bilang?" Tanya balik Bang Naru.

"Siap, dengan dari anggota yang lain."

"Nggak, biasa saja. Mana ada kita punya kerajaan." Jawab Bang Naru enteng.

"Oohh siap, berarti istri Bang Risang."

"Memangnya panglima itu raja?" Bang Risang juga akhirnya menjawab rasa penasaran para rekan.

Para hadirin hanya saling menatap. Yang sudah tau hanya diam tapi bagi yang belum paham masih bertanya-tanya dalam hati.

"Sudah, nikmati saja acaranya. Nggak usah mikir istri saya putri raja atau bukan" kata Bang Risang memutus rasa penasaran.

...

"Alhamdulillah.. tuntas sudah acaranya. Sah.. lega.. tidak ada tanggungan. Hanya nanti tinggal syukuran perkenalan di tempat yang baru." Bang Naru bersandar di kursinya.

Tiba-tiba ia tersentak karena Dara berjongkok dan melepas sepatunya. Bang Naru segera menarik kakinya. "Kenapa kamu melepasnya? Mas bisa sendiri."

"Bukankah istri harus seperti ini?" Tanya Dara bingung.

"Mas nggak mau cara seperti ini. Duduk di samping Mas dan nggak usah buat macam-macam..!!" Kata Bang Naru.

Dara masih terlihat ragu tapi Bang Naru menarik tangannya. "Sudaahh.. duduk disini sama Mas..!!"

//

Bang Risang membawa segelas air minum untuk Yesha yang sedang duduk memijat kakinya, mungkin istrinya itu sudah sangat pegal memakai high heels.

Seketika Yesha berdiri dengan gugup melihat Bang Risang menghampirinya.

"Kenapa gugup sekali, duduk saja..!! Yang datang Mas Ris.. bukan malaikat pencabut nyawa..!!" Kata Bang Risang kemudian mengarahkan Yesha untuk duduk dan mengangsurkan minum.

Teguk demi teguk akhirnya air minum itu habis juga. Hati Bang Risang langsung tersentuh. Sang istri harus berusaha kuat terlepas dari kebiasaannya. Yesha memang tidak tinggal di dalam kesultanan tapi kebiasaan yang diterapkan Raden Bagus Haryokusumo tetap melekat hingga dua kali tekanan itu pastinya dirasakan Yesha. Jika beberapa waktu yang lalu ia pun memiliki si mbok, kini dirinya harus berusaha sendiri dalam hal apapun.

Bang Risang mengambil gelas di tangan Yesha kemudian menaikan kaki sang istri ke atas pahanya lalu memijatnya. Saat itu Yesha sangat panik dan berusaha menurunkan kakinya tapi Bang Risang mencegahnya.

"Kenapa dek?"

"Nggak sopan Mas. Seharusnya istri yang memijat suaminya. Mas pasti juga lelah."

Bang Risang tersenyum lalu mengarahkan Yesha untuk kembali bersandar di sofa. "Suamimu ini rakyat biasa, nggak perlu kamu sekaku itu. Melayani suami memang kewajiban tapi tidak seperti itu juga.. nanti kamu akan paham."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

memang ribet klau mengikuti aturan kerajaan...tapi itu semua memang sudah menjadi stadisi...😊

2023-10-02

0

fent

fent

duuhh baik dan pengertian sekali bang Risang yaaaa

2023-02-08

2

fent

fent

gmn yaa nasib Ayana SM Adri,,,semoga TDK di apa2in SM playboy cap cicak itu

2023-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!