9. Hari H.

"Gusti Ayu nggak boleh ngintip. Raden pasti juga sangat gelisah nggak bisa bertemu Raden Ayu." Kata Si mbok.

"Masa sih mbok?"

"Iya.. Raden tampan sekali" si mbok tau kali ini Gusti Ayu Dara juga sedang menaruh harap, terlihat dari senyumnya yang menawan.

"Gusti Ayu, duduknya nggak boleh terbuka.. nanti jariknya sobek." Si mbok among Yesha pun kalang kabut membantu ndoro mereka.

Tak lama berselang ada seorang mbok membawakan dua gelas jamu untuk kedua putri. " Di minum dulu ndoro ayu..!!"

"Itu apa?" Tanya Dara.

Si mbok belum menjawabnya tapi Yesha sudah menyambar dan menenggaknya sampai habis.

"Pahit mbok."

"Nggak apa-apa ndoro. Itu jamu untuk membuat Raden betah di kamar." Jawab si mbok kemudian mengusap bibir Yesha.

Meskipun pahit, Dara menenggaknya juga tanpa banyak komentar.

//

"Setelah menikah, Raden Risang dan Raden Naru harus tinggal di kesultanan karena masing-masing Gusti ndoro ayu adalah putri dari permaisuri..!!"

"Tidak bisa, Dara harus ikut bersama saya..!!!" Teriak Bang Naru.

"Kalau begitu batalkan saja pernikahan ini..!!" Kata Kanjeng Sultan dengan mudahnya.

Sebenarnya Bang Risang juga terbawa emosi, tapi jika sudah sampai tahap ini lalu semuanya batal, maka akan sia-sia segala usaha yang ada.

Bang Risang menarik lengan Bang Naru agar duduk kembali. "Kanjeng Sultan Hasim, nuwun sewu. Maaf beribu maaf. Kami ini prajurit.. Adipati untuk negeri. Layaknya kesultanan yang Kanjeng Sultan pimpin.. negeri kami pun punya aturan. Bukankah sesuai dengan ajaran yang pernah kami pelajari, hendaknya setiap langkah kemanapun kami pergi.. kami membawa pendamping hidup. Setelah menikah, maka kami para suami yang memiliki hak dan kewenangan untuk istri."

Kanjeng Sultan terdiam sejenak. Ingin marah tapi dirinya sangat gengsi mengucapkan.

Saat itu seorang abdi dalem mendekat dan berbisik.

"Benarkah?? Bagaimana keadaan Gusti Ayu??" Tanya Kanjeng Sultan Hasim.

"Gusti Ayu Dara pingsan, sedangkan Gusti Ayu Yesha mengancam akan bunuh diri." Jawab abdi dalem.

"Sudahlah Kangmas.. jangan berkeras hati. Putra putri ini saling mencintai." Bujuk Raden Bagus Haryokusumo.

"Kalian tetap disini..!!" Perintah Kanjeng Sultan melihat kedua putra Galigo sudah terlihat cemas.

~

Yesha mencubit pinggang Dara saat gadis itu tidak segera memejamkan mata.

"Ndhuk.." Raden Bagus Haryokusumo menerobos masuk ke dalam kamar.

"Kalau Papa main-main dengan keputusan, Dinda Ayu bunuh diri saja. Dinda malu.." ancamnya sambil menusuk sumpit ke lehernya.

"Kita bicara ndhuk, ayo duduk..!!"

"Dinda malu Pa, nggak jadi tunangan sama Bang Adri.. malah sekarang nggak jadi nikah sama Kangmas Risang." Teriak Yesha.

"Siapa yang bilang nggak jadi. Jadi ndhuk, Papa merestui..!!"

"Bagaimana dengan Dara, dia sampai pingsan." Yesha memasang wajah paniknya.

"Ya sudah, jadi nikah. Romo juga restui pernikahan kalian..!!" Ucap tegas Kanjeng Sultan Hasim.

~

Dara menangis sesenggukan, ia sangat takut pernikahan ini batal dan mempengaruhi keadaan secara politik.

"Jangan nangis lagi.. percayakan padaku. Kita putri satu-satunya. Mana mungkin ayah kita tega membuat kita menangis." Kata Yesha.

"Apa Kangmas mencemaskan kita?" Tanya Dara.

"Mereka bukannya mencemaskan kita lagi.. tapi sudah ribut sama hulubalang dan abdi dalem lainnya." Jawab Yesha.

"Kasian Kangmas berdua. Mereka pasti mengira kejadian tadi sungguhan."

"Mau bagaimana lagi. Daripada Kanjeng Sultan keras hati."

~

"Ku titahkan dengan tegas. Para Raden akan menikah dengan Para Sekar Kedaton besok siang."

Barulah saat itu Bang Risang dan Bang Naru berhenti berkelahi.

Para hulubalang bisa saja melawan tapi tidak mungkin bagi mereka untuk menghadapi para calon suami putri raja.

"Astagaaa.. Risang.. Naru..!!!!!! Bikin malu saja kalian.."

Kali ini Bang Risang yang sungguh terbakar amarah. "Aku meminang mereka bukan untuk main-main. Coba saja berani batalkan.. kuhamili sekalian gusti ayumu itu..!!" Bentak Bang Risang.

"Bang.. sabar..!!" Bang Naru berusaha menenangkan Abangnya.

Kanjeng Sultan bersandar lemas mendengarnya. "Baiklah.. baiklaahh.. aku kalah. Tidak perlu tunggu siang.. besok pagi kemarilah.. kunikahkan kalian..!!"

~

"Keterlaluan, sumbu pendek semua. Apa faedahnya buat keributan di acara penting seperti itu????" Bentak Papa Igo.

"Ubun-ubunku rasanya sudah mau pecah.. apa maksudnya pakai acara membatalkan pernikahan????"

"Seandainya ini terjadi sama Papa, kira-kira Papa marah atau tidak??? Ini nyaris batal kawin Paa" Bang Naru membalikan ucapan pada Papanya.

"Ya sudah, terserah mu saja lah..!!" Jawab Papa Igo pasrah.

***

Bang Risang menyentuh pakaian kebesarannya.

'Aku tidak pernah tau kemana tangan Tuhan akan menuntunku. Yang kutahu, kupercaya Allah tidak akan salah mengarahkanku. Yang telah lalu biarlah berlalu, biarkan menjadi bagian dari kisah hidup yang kusesali. Kini aku memilikimu Dinda Ayu Yesha, tidak akan kuselipkan nama lain di hati ini selain dirimu.'

#

Bang Naru menarik nafas dalam-dalam.

'Aku menyadari keputusanku dan aku tidak akan mengingkari janjiku di hadapan Tuhan. Di hatiku hanya akan ada dirimu. Kamu indah.. kamu sangat berharga.'

-_-_-_-_-

Keluarga mengantarkan langkah Bang Risang dan Bang Naru menuju gedung di bagian pelataran kesultanan. Tak sedikit pula seserahan yang di berikan kedua 'Raden' untuk calon istrinya.

"Hhhffftt.." Bang Risang membuang nafas panjang mengiring rasa cemasnya, berbeda dengan Bang Naru yang hanya diam tanpa ekspresi.

~

Perlahan dari jauh terdengar Gending penghantar langkah kedua Sekar Kedaton menunju pelaminan.

Ada senyum hari menghias wajah tampan kedua Raden.

Tangan ingin menyambut, tapi hati tidak bernyali.

"Sungguhkah Dinda bersedia mendampingi seumur hidup Kangmas?" Tanya Bang Risang saat Yesha sudah berada di hadapannya, bahkan parasnya pun tak begitu jelas ia lihat.

"Insya Allah hingga sehidup sesurga Kangmas."

"Matur suwun Dinda."

Bang Naru memperhatikan rias wajah Dara, ada seekor semut merangkak di paes wajahnya. Berniat menyentuh tapi ia pun mengurungkan niatnya. Bang Naru mendekati wajah Dara.

Para abdi dalem sudah bergerak tapi ternyata Bang Naru hanya meniupnya saja hingga semut itu pergi.

"Kangmas tidak ikhlas ada yang mendekatimu..!!" Bisik Bang Naru.

"Dinda hanya milik Kangmas." Ucap Dara kemudian menunduk dengan pipi memerah.

:

"Raden Risang Amukti Parepen.. apakah penjenengan sudah siap?" Tanya Penghulu.

"Insya Allah."

~

"Kulo Tampi Nikahipun Gusti Bendoro Sih Bidara Songgolangit binti Hasim Darojati, putri Panjengenan, Kagem kulo piyambak, kanti mas kawin ingkang sampun kasebut, kulo bayar lunas."

"Sah.."

"Alhamdulillah.."

Bang Risang mengusap wajahnya kemudian menoleh menatap paras sang istri. "Subhanallah.." ucapnya kemudian menunduk salah tingkah.

"Kangmas cepat..!!" Pinta Yesha.

"Duuhh sabar, Kangmas belum persiapan.. nanti malam saja ya Dinda..!!" Bang Risang semakin salah tingkah di buatnya.

"Bukan Mas, Dinda kebelet ke toilet."

"Haaaaa..!!!!!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

😍😍😍😍

2023-10-02

0

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

😂😂😂😂😂😂

2023-02-07

2

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

wooooow keren Jawa kromo nya 👏👏👏👏

2023-02-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!