3. Mas Ris vs Den Ayu Yesha.

"Putra Galigo memang tidak pernah gagal, tampan semua..!!" Puji panglima. "Saya titip putri saya ya..!!"

"Siap Panglima..!!"

Dari tempat duduknya, Yesha membuka pahanya hingga benar-benar memperlihatkan pandangan yang menyilaukan mata lahir juga mata batin Bang Risang.

Bang Risang berusaha tenang meskipun hatinya gelisah nyaris tak kuat menghadapi godaan syetan betina. 'Astagfirullah'

Yesha menjadi kesal karena pria di hadapannya nampak datar saja. Kaku dan seakan tidak menginginkan dirinya. Yesha pun keluar dari ruangan membawa wajah cemberut.

...

"Mbak Ayu mau kemana?" Tanya Bang Risang masih dalam mode sopan.

"Jalan saja, jangan banyak tanya..!!" Jawab Yesha.

"Baik mbak..!!"

"Iiihh.. Papa, katanya ajudannya ganteng. Apa nih, sudah gelap seperti harapanku, kuncung nantang langit, bibir sariawan nggak bisa senyum, irit omongan seperti knalpot buntu.. nggak banget." Gerutu Yesha.

"Manto.. punya karet ban nggak?? Minimal kain lap." Tanya Bang Risang pada Manto sopir putri panglima.

"Ijin Dan, tidak ada. Untuk apa ya Dan?"

"Ini.. nyumpel knalpot bocor biar nggak bunyi terus. Telinga saya berdengung terus, takut lecet." Jawab Bang Risang santai.

Mata Yesha seketika membulat besar karena baru kali ini ada ajudan yang berani melawannya. "Om bilang apa?? Knalpot bocor?? Berani sekali. Yesha lapor Papa ya..!!" Ancam Yesha.

"Siap mbak. Silakan di laporkan..!!" Jawab Bang Risang tanpa takut.

"Nggak usah banyak bicara. Cepat antar saya ke jalan Kusuma..!!" Perintah Yesha.

"Mau apa kesana?"

"Apa hak nya om tanya?? Ikuti saja perintah saya..!!"

Bang Risang melirik Yesha. "Saya ditugaskan mengawal Mbak Ayu. Tapi kalau Mbak Ayu pergi ke tempat yang tidak sewajarnya, saya akan bersikap tegas..!!!" Ucap Bang Risang tidak main-main.

"Ya sudah jangan banyak bicara, ikut saja..!! Apa om nggak berani minum? Aku ini pintar minum lho." Yesha mulai lagi dengan tingkah nakalnya. Kakinya membuka dan menutup sengaja menggoda.

"Sudah berapa banyak ajudan yang Mbak Ayu perlakukan seperti ini?" Tegur Bang Risang. "Kalau saja paha Mbak Ayu mulus, hidung Mbak Ayu mancung, Mbak Ayu bertubuh tinggi juga langsing apalagi dada Mbak Ayu sebesar pepaya Jepang.. boleh lah mbak ayu sombong. Tapi Mbak Ayu tidak begitu.. ajudan yang lalu pasti meninggalkan Mbak Ayu karena penuh sesal sudah menemani papan triplek."

"Apaaaaa?????" Yesha mengambil bantal punggung lalu menghantam Bang Risang sekuatnya. "Yesha benar-benar akan lapor Papaa.. Om Ris sudah melecehkan Yesha..!!"

"Ampun Mbak Ayuu.. Ampuuuun..!!" Bang Risang menyilangkan kedua tangannya.

"Tiada ampun bagimu.. nih rasakan..!!" Yesha kembali menghantam Bang Risang.

Om Manto gelisah dalam duduknya karena takut ikut terlibat masalah apalagi Mbak Ayu sudah sangat marah karena ajudannya berani meledeknya.

:

"Hukuman bagi wanita yang kalah adalah buka baju..!!" Kata seorang pria, dia adalah seorang teman dari Yesha.

Bang Risang menyela di tempat acara. "Itu tidak sopan. Banyak laki-laki disini..!! Tidak ada yang menjamin keselamatan para gadis."

"Hahaha.. kau yakin mereka masih gadis??? Ini jaman modern Bang, nggak ada perawan disini..!!" Lanjut pria tersebut di ikuti tawa riuh para pria.

Bang Risang melirik Yesha yang hanya tersenyum sembari menenggak softdrink di tangannya.

'Kenapa hatiku begitu kecewa jika kamu telah kehilangan. Tapi apa yang aku harapkan? Apa memang wanita di dunia suka dengan sengaja melepas mahkota yang paling berharga hanya karena cinta semu? Aku memang pengagum lekuk tubuh wanita, tapi aku pantang meyiram tubuh wanita dari basahnya tubuhku. Bagiku tidak penting, tapi akankah lebih berharganya dirimu Raden Ayu.. jika kamu serahkan dirimu pada suamimu.'

"Dara mungkin belum tentu gadis, tapi gadis itu akan tetap milik Dara." Jawab Bang Risang.

"Kalau begitu, hukumannya minum saja..!!" Kata pria tersebut mulai jengah.

"Apa hukumannya bagi yang tidak kuat?" Tanya Bang Risang berjaga-jaga.

"Bayar denda lima ratus ribu dan hanya boleh di bantu orang lain sebanyak dua kali."

"Boleh juga, seharusnya yang membantu dapat reward." Kata Bang Risang.

"Sudah tentu boss, kau bisa bermalam dengan wanita yang kamu tolong." Jawab pria tersebut.

"Jangan banyak bicara..!! Ayo mulai..!!" Ajak Yesha.

:

"Aaahh.. kau kalah lagi.. cepat minum..!!!" Para rekan Yesha bersorak girang karena Yesha kalah menembak target dalam acara air softgun.

Yesha sudah meracau tak jelas. Tangannya menggeledah saku Bang Risang.

"Aaaahh...aseeemm..!! Jangan yang ini..!!" Bang Risang mengarahkan kedua tangan Yesha agar melingkari pinggangnya sebab tangan lincah Yesha sudah menjelajahi tubuhnya.

"Saya minum empat gelas sisanya, tapi jangan kena denda bisa??" Tanya Bang Risang bernegosiasi.

"Boleh.. tapi jangan menyesal ya, minuman ini lumayan keras..!! Dan juga jangan menuntut kami kalau terjadi sesuatu pada Yesha dan dirimu." Jawab pria yang mengatur acara.

"Okee..!!"

:

"Maaass..!!"

Suara mendayu Yesha sungguh mengganggu desir darah Bang Risang.

"Yesha mau pulang Mas..!!" Rengek Yesha.

"Pulang kemana? Papamu bisa marah kalau tau kamu mabuk" Bang Risang pun juga sedikit terpengaruh panasnya alkohol.

Yesha beralih duduk membuka pahanya di pangkuan Bang Risang. "Kemana saja yang penting sama Mas..!!"

"Nggak boleh, kita tidak ada ikatan apapun." Tolak Bang Risang di sela kesadarannya.

"Ya sudah, kita nikah yuk Mas..!!"

Belum sempat menjawabnya, Yesha sudah menyambar bibir Bang Risang. Mendapat angin segar tak terduga, Bang Risang pun segera membalasnya.

.

.

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***