5. Demi menghalalkan si dia.

Papa Igo tertidur usai meminum obat dari dokter Adam.

"Sebenarnya apa yang terjadi sampai Papa stress seperti ini?" Tanya Mama Nai.

"Aku hanya minta di lamarkan perempuan yang aku mau." Jawab Bang Naru.

"Aku juga Ma"

"Lalu kenapa Papamu sampai begini..!!" Mama Nai sampai menangis ketakutan karena selama ini Papa Igo tidak pernah tiba-tiba drop tanpa sebab.

Kedua putra Galigo terdiam tak ada yang berani buka suara, Papa yang salah paham saja sampai drop, apalagi sang Mama.

"Mungkin Papa memang sedang tidak enak badan Ma."

...

"Jawab jujur, sudah kalian apakan dua putri raja itu??" Papa Ricky menatap tajam kedua mata putranya.

"Nggak ada Pa, saya ingin melamarnya secara terhormat." Jawab Bang Naru.

Bang Risang menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Jujur memang menyakitkan tapi lebih baik daripada akan hancur di kemudian hari. "Saat saya bertugas. Saya tidak sengaja......."

"Kamu macam-macam sama Yesha?"

"Pa.. beberapa orang menyudutkan Yesha. Memintanya membuka pakaian sebagai hukuman lomba tembak. Aku tidak setuju dan mereka mengganti dengan cara minum. Aku tidak tau kalau ternyata Yesha tidak bisa minum dan sebagai hukumannya, aku yang menghabiskan minumannya."

"Lalu kamu mau bilang akhirnya kamu ikut mabuk dan melakukannya? Kenapa kamu nggak punya pertahanan diri Sang?"

"Saya nggak apa-apakan Yesha......."

"Siapa yang akan percaya? Laki-laki dan perempuan berduaan di dalam satu ruangan. Apa mungkin kalian berdua hanya saling melotot? Papa ini pernah muda, tau rasanya tersengat arus listrik saat dekat perempuan."

"Percayalah Pa, sebejad apapun aku.. Aku tidak menodainya." Jawab Bang Risang.

"Darimana kamu tau, kamu mabuk."

"Papa pasti tau, mabuk bukan berarti hilang kesadaran. Rasanya hanya pusing dan ingin tidur saja." Kata Bang Risang.

Sebenarnya dalam hati Papa Igo pun membenarkan ucap putranya. Mabuk bukan berarti kehilangan kesadaran. "Punya modal apa kalian mau melamar putri raja?" Ucap Papa Igo langsung pada pokok perkara. "Jangan sampai anak orang nangis karena kalian sia-siakan..!!"

"Cinta Pa."

"Sayang" jawab Bang Naru.

"Lambemu hanya modal sayang dan cinta. Kalian nggak bisa menikah hanya modal dengkul sama parang tumpul. Kerja keras..!! Tanggung jawab orang tuanya sudah beralih di pundakmu..!! Dalam hidup Papa nggak pernah sekalipun saat Mama minta sesuatu Papa hanya janji bentar besok.. Kalau bisa dan Papa mampu, saat itu ya Papa kabulkan. Jaga harga diri donk..!!"

...

"Dinda Dara.. Kamu mau Mas apa sebagai hantaran lamaran?" Bang Naru membiasakan diri bicara selembut mungkin pada Dara. Melalui sambungan telepon ia mendengarkan suara lembut Dara.

"Dara terima semua pemberian Mas Naru."

"Kamu yakin tidak mau pilih sendiri?" Tanya Bang Naru.

"Cukup mas saja yang pilihkan."

//

"Yesha nggak mau bicara sama Om lagi."

Bang Risang memeluk Yesha dari belakang agar gadis itu tidak semakin brutal. "Maafkan saya Mbak Ayu, biarkan saya temui panglima untuk melamar Mbak Ayu..!!"

"Jangan semakin membuat Yesha malu. Yesha sangat berharga dimata orang tua." Yesha menumpahkan tangisnya, keceriaannya kemarin seakan pudar dan hilang begitu saja.

"Dan Mbak Ayu sangat berharga bagi saya. Saya tau, saya bukan pria yang baik.. membuka pintu rumah tanpa ijin pemiliknya. Saya telah melihat isi di dalamnya dan saya sangat terpesona. Bolehkah saya ikut menjaganya?" Tanya Bang Risang melemahkan nada suaranya.

"Tidak." Jawab Yesha.

"Kenapa?"

"Yesha sahabat adiknya Mas Ris..."

"Dinda Yesha, kamu bisa terus bersahabat dengan Ayana dan tak akan pernah berubah. Menikahi Abangnya bukan berarti berkhianat." Ucap lembut Bang Risang.

"Nggak Mas, Yesha nggak cinta sama Mas." Yesha bersikeras menolak Bang Risang.

"Mas tau.. Mas akan buat kamu mencintai Mas."

"Letda Adri mau melamar Yesha bulan depan karena tahun depan kami akan menikah." Jawab Yesha.

"Baru mau khan? Abang akan melamarmu minggu depan dan Abang juga akan menaikkan namamu di Batalyon, kita langsung nikah. Mau??"

Yesha tidak bisa berbuat apapun. Jika dalam aturan keluarganya, siapa yang mengajak menikah lebih cepat.. maka harus segera di dahulukan dan itu berarti kisah cintanya dengan Bang Adri harus pupus sampai disini bahkan saat pria tersebut sedang berada dalam penugasan. "Iyaa.. Yesha mau Mas."

"Alhamdulillah..!! Mas harus siapkan apa untuk melamarmu? Atau mas transfer uang biar kamu bisa pilih sendiri ya..!!"

"Nggak Mas, Mas yang lebih paham apa yang Yesha butuhkan."

...

Menjelang malam tak sengaja Bang Naru dan Bang Risang tak sengaja bertemu di toko perlengkapan wanita. Seketika itu juga wajah mereka bersemu merah.

"Aaahh b*****t, ketemu kau lagi disini..!!" Gerutu Bang Risang.

"Aku juga malas bertemu denganmu Bang, aku kesini juga mau carikan buat istri." Jawab Bang Naru.

"Apa kau pikir Abang akan memakai u***rw**r berenda atau bando kucing???"

"Astagfirullah.. sampai disini pikiranku malah kemana-mana. Inilah kalau punya istri yang pasrah." Bang Naru menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Bang Risang segera memakai masker wajah lalu memakai topi. "Ayo masuk..!!"

"Kenapa Abang menutup wajah, kelakuanmu malah membuat orang mengira kalau Abang dukun c**ul" kata Bang Naru.

"Jadi bagaimana nih. Kamu nggak malu masuk ke tempat seperti ini?" Tanya Bang Risang.

"Stay cool Bang. Tunjukan gagahnya kita mencarikan barang untuk istri." Jawab Bang Naru. "Minta maskernya donk..!! Aku flu..!!"

"Hwuuuu.. raimu nggregetno."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

😂😂😂😂 masuk toko perlengkapan wanita tutp mukanya bang biar nggk malu

2023-10-02

0

'Nchie

'Nchie

uuuhhh raimu ngegrtetno😂😂😂

2023-03-01

2

Lili Suryani Yahya

Lili Suryani Yahya

Ne ada satu kotak Maskernya Bang Naru

2023-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!