12. Ribut kecil.

Untuk di perhatikan.. apalagi yang selama ini menjadi silent readers yang hampir tidak ada dukungan.. tolong jika kecewa dengan cerita Nara. Sebutkan letak kekecewaan kalian dan kesalahan Nara untuk menjadi koreksi. Jangan sampai Nara bertanya lalu kabur dan diam seribu bahasa..!! Bisa di pahami ya siapa yang mengecewakan..!!!.

🌹🌹🌹

Para anggota keluarga baru saja menyelesaikan acara makan. Kanjeng Sultan terlihat sangat kecewa pada putrinya karena tidak ada tanda apapun yang di laporkan para abdi dalem tentang putrinya tersebut.

Raden Bagus pun tak kalah memasang wajah geram. Tingkah putrinya selama ini seringkali membuatnya murka. Pengawal pribadi yang menjaganya selalu pamit undur diri.

"Bagaimana bisa seorang Sekar Kedaton tidak bisa menjaga diri???" Kanjeng Sultan Hasim membuka suara.

"Maksud Romo?" Tanya Dara.

"Baru kali ini Sekar Kedaton tidak ada bukti penunjukan kesetiaannya..!! Kalian mencoreng harga diri kesultanan..!!!!"

"Kanjeng Sultan.. yang salah bukan tentang tidak adanya kain putih tersebut, tapi aturan konyol yang pernah ada. Semua itu bukanlah kebanggaan, apakah kita semua tidak merasa kasian terhadap eksploitasi para putri hanya untuk nama kesultanan???? Seorang putri sudah pasti paham tugasnya dan seorang putri sudah pasti suci..!!" Kata Bang Naru geram.

"Putri juga punya harga diri. Kebanggaan itu hanya milik suami. Tidak untuk konsumsi publik." Imbuh Bang Risang.

"Jadi Raden membenarkan jika sampai ada putri yang melakukan hal itu di luar pernikahan?????" Bentak Raden Bagus Haryokusumo.

"Saya tidak membenarkan pergaulan bebas, saya hanya mau tolong beri kehormatan yang setinggi-tingginya pada privasi seorang putri. Kita mengikuti adat tapi kita juga harus mengedepankan ilmu, tidak semua wanita memiliki hal itu.. lantas jika wanita yang tidak memilikinya.. apa yang akan kesultanan lakukan? Mengusirnya?????" Jawab Bang Risang.

"Tidak usah bertele-tele. Katakan saja kalau semalam putri tidak memilikinya..!!" Raden Bagus Haryokusumo seketika murka mendengar jawaban menantunya.

Bang Risang tersenyum menyeringai. "Tradisi kolot..!! Memiliki apa tau tidak.. yang penting hatinya. Yang sudah lalu biar berlalu. Masa depan Ndoro ayu Yesha ada bersama saya..!!"

"Begitu???? Berarti sudah jelas jawabannya. Hukum cambuk kedua putri lalu keluarkan mereka dari istana..!! Kedua putri sudah mencoreng nama kesultanan..!!" Titah Kanjeng Sultan.

Papa Igo paham dengan maksud kedua putranya. Ia yang sedari tadi diam akhirnya ikut angkat bicara. "Kangmas Kanjeng Sultan, kedua putra saya memang wataknya kaku.. tapi mereka tidak buruk atau ingin mengacau aturan kesultanan. Biar saya yang membujuk kedua putra saya, petuah terakhir sebelum mereka benar-benar membawa kedua Sekar Kedaton keluar dari kesultanan..!!"

~

"Papa tau semuanya tidak enak di rasakan. Tapi semua ini adalah tradisi turun temurun, kalian adalah orang baru disini dan tidak pantas juga kalian mengacau. Sekarang bukannya Papa mau ikut campur urusan rumah tangga anak, tapi Papa mau tanya.. bagaimana keadaan Dara dan Yesha semalam?"

Bang Risang dan Bang Naru diam seribu bahasa, malah mereka berdua seakan balapan menghisap batang rokoknya.

"Papa anggap mereka failed." Pancing Papa Igo.

"Paaaa.. Yesha memang tingkahnya nggak karuan, tapi jangan tuduh istriku yang tidak-tidak..!! Semalaman dia menangis kesakitan karena aku hantam. Masa aku ceritakan hal seperti ini di hadapan semua orang. Apa dulu Papa juga pamer sama Opa Ricky kalau Papa berhasil bongkar muat????" Jawab Bang Risang penuh emosi.

"Dara saja tertatih berjalan dan menguatkan tubuhnya. Aku juga yang malu kalau Dara bertemu anggota keluarga yang lain harus dengan merintih kesakitan, itu bukan kebanggaan Pa..!!"

"Ya sudah, Papa paham"

~

Kanjeng Sultan dan Raden Bagus tersenyum kecil. Sesuai permintaan Papa Igo, mereka hanya mendengar rekaman pembicaraan itu secara pribadi saja dengan dua orang si mbok sebagai saksi.

"Nuwun Sewu Kanjeng Sultan.. memang benar adanya bahwa ndoro ayu masih memegang prinsip. Raden kalang kabut tidak tega melihat ndoro ayu kesakitan."

"Ngono wae kok angel. Aku bangga putriku masih perawan. Lebih bangga lagi dengan gagahnya kedua Raden. Hahahahaha.." tawa membahana terdengar di ruang pribadi sultan namun Papa Igo menggeleng gemas.

"Semprul, jelas lah gagah. Keturunan siapa dulu..!!" Gumam Papa Igo.

"Raden.. kalian akan kuberi gelar resmi sebagai pangeran Raden Mas jika dalam bulan ke empat ndoro ayu mengandung keturunan kesultanan diningrat..!!"

Bang Risang dan Bang Naru langsung beranjak karena merasa masih geram tapi si mbok mengarahkan kedua pangeran untuk menangkupkan kedua tangan dalam posisi sembah dan bibirnya berkomat kamit mengajari sesuatu.

"Matur sembah nuwun Kanjeng Sultan." Kata Bang Risang.

"Terima kasih." Kata Bang Naru lebih singkat.

...

Bang Risang melempar blangkon dengan kasar dan Yesha memungutnya.

"Mas nggak nyaman ya disini?" Tanya Yesha.

"Ini bukan duniaku dek, terlalu kaku dan terlalu di atur. Masmu ini pria yang bebas dan tidak ingin terkunci dengan aturan ribet seperti ini..!!" Jawab Bang Risang dengan keras.

"Hanya sampai besok pagi Mas, selanjutnya Yesha yang akan ikut dunianya Mas..!!" Kata Yesha mencoba melunakan hati Bang Risang.

"Sungguh kamu tidak akan merengek minta pulang?" Bang Risa memastikan kesiapan mental Yesha.

"Yesha ini anak tentara juga, biasa ikut kemanapun Papa pergi. Mas nggak usah cemas..!!" Jawab Yesha.

Wajah Bang Risang pun perlahan berubah kalem.

"Lain kali jangan membuang blangkon..!! Nggak baik Mas..!!" Yesha memasangkan blangkon itu lagi di kepala Bang Risang. "Tampan sekali Kangmas."

"Kamu merayu?"

Yesha menunduk dengan senyumnya membuat Bang Risang kembali terpikat.

~

"Lingkunganmu ini terlalu banyak ikut campur urusan orang lain..!!"

"Maass.. lingkungan ini adalah lingkungan Dara sejak kecil dan Dara sudah terbiasa."

"Kamu biasa di layani dek, kamu tidak akan sanggup hidup sederhana sama Mas." Kata Bang Naru masih terbawa geram.

"Lalu mas mau apa? Batalkan pernikahan??"

"Ngomong apa kamu??? Semudah itu kamu ucapkan kata pisah??" Suara Bang Naru seketika meninggi.

"Mas yang tidak mau sabar, bahkan kita belum memulai rumah tangga kita. Dara tau semua akan berat, tapi Dara mau mencoba." Dara kesal dan beranjak keluar dari paviliun.

Bang Naru segera memeluknya dari belakang. "Mas minta maaf Dinda. Mas yang salah..!!"

"Menikahlah dengan wanita mandiri yang Mas inginkan. Itu khan yang sebenarnya Mas mau?? Bukan wanita manja yang hanya bisa di layani."

"Nggak Dinda. Maaf..!! Kangmas sungguh minta maaf..!!" Semakin erat Bang Naru memeluk Dara.

.

.

.

.

Cerita Nara hanya bisa di kondisikan mendekati asli. Tidak semua unsur bisa di jabarkan. 🙏

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Yane Kemal

Yane Kemal

Seru nih

2023-02-11

2

Lili Suryani Yahya

Lili Suryani Yahya

Intinya harus sabar n gregetan deeeehhh dngan aturan yang🤣🤣🤣

2023-02-10

1

Ratu Tety Haryati

Ratu Tety Haryati

Dihantam, bongkar muat😂😂😂😂😂

2023-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!