Tentang Kematian Papa Rachel

"Papa dibunuh. Aku selalu merasakan hal itu dan sekarang aku mendengar bahwa semua itu memang benar. Liam pasti tidak akan bisa menerima kenyataan ini. Dia sangat sedih karena kematian Mama kami, tapi sekarang jika dia mendengar bahwa Papa kami dibunuh.... Maka.... maka.... dia pasti akan kehilangan kontrol akan dirinya. Tapi lupakan semua itu sekarang. Aku ingin tahu apakah kau tahu siapa orang dibalik semua ini?" Tanya Rachel.

Pengacara itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tapi jika kau mau aku akan mencoba untuk menemukan semuanya tentang orang di masa lalu orang tuamu dan juga tentang orang-orang yang berinteraksi dengan mereka." Ucap pengacara itu.

Rachel menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju. Rachel lalu memberikan Alex kecil kepada Daniel untuk digendong dan kemudian dia mengambil dokumen dari pengacaranya. Dia mulai membaca isi dari dokumen itu. Rachel membutuhkan waktu lebih dari satu jam baginya untuk bisa membaca semua isi dari dokumen itu.

Setelah membacanya, dia langsung membakar kertas itu. Dia tidak mau ada orang lain yang tahu tentang investasi itu.

Beberapa saat setelah dia selesai membaca semua itu, Liam pun datang. Liam tampak terkejut melihat Daniel ada di sana. Daniel lantas menjelaskan semuanya kepada Liam. Liam pun tampak begitu marah.

"Wanita ****** itu? Apa yang dia pikirkan? Aku berharap aku bisa membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri." Ucap Liam emosi.

Rachel lalu berjalan mendekat ke arah Liam.

"Kau tidak perlu melakukan apapun. Aku akan melakukan semuanya. Aku tidak akan melakukan apapun sekarang, tapi aku tidak akan membiarkan dia hidup dalam kedamaian." Ucap Rachel.

Air mata terjatuh dari mata Rachel karena itu semua mengingatkan dirinya bagaimana begitu besar besar upaya yang dia lakukan untuk bisa melahirkan Alex dan jika itu bukan karena Daniel maka dia benar-benar sudah meninggal.

Liam melihat ke arah mata Rachel yang berair.

"Rachel, kenapa kau tidak melakukan operasi mata lainnya? Aku tidak bisa melihatmu seperti ini terus. Kenapa kau menyakiti dirimu sendiri untuk orang bodoh itu?" Ucap Liam merasa terluka melihat kakaknya itu seperti itu.

"Tapi Liam, aku mau mengingat semuanya. Aku akan mengingat bahwa aku membuat kesalahan karena menikah dengannya. Tapi aku tidak akan pernah menyesal karena menyelamatkan dirinya, karena itu yang membuat aku merasa bahwa aku sudah kehilangan jalanku, mimpi buruk ku berakhir. Dan sekarang aku bisa hidup dengan damai atau setidaknya aku bisa mencoba untuk hidup dengan damai." Ucap Rachel melihat ke arah Liam kemudian ke arah Alex.

Air matanya jatuh ke pipinya dengan perasaannya yang terluka. Tapi dia tetap tersenyum, dan senyumannya itu hanya karena dia merasa bahwa dia akan bisa merasa damai di masa depannya nanti.

Rachel mengusap air matanya dan memanggil Liam untuk mendekat ke arahnya.

"Liam kemari lah, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Ucap Rachel.

Liam lalu memberikan Alex pada gendongan Daniel dan pergi mendekat ke arah Rachel.

"Liam kumohon tenangkan dirimu setelah apa yang kau dengar ini...... Papa tidak meninggal karena serangan jantung...... Papa dibunuh dengan menggunakan sebuah obat." Ucap Rachel menyempurnakan kalimatnya yang terbata-bata.

Liam berdiri mematung dan tidak menunjukkan ekspresi apapun. Setelah beberapa saat, dia mengambil nafas dalam.

"Baiklah, aku memang memiliki kecurigaan bahwa Papa tidak meninggal secara alami. Tapi..... Tapi.... Obat apa ini? Rachel, aku tahu kau tengah merencanakan sesuatu. Jadi aku akan menunggu dirimu untuk membuat tindakan. Tapi kau harus mengatakan kepadaku tentang rencana mu dan tentang setiap langkah yang akan kau ambil itu." Ucap Liam.

Daniel yang berdiri di dekat pintu ikut bicara.

"Rachel aku tahu kau meminta Tuan John untuk melakukan hal ini. Tapi aku juga akan menginvestigasi tentang orang-orang yang berinteraksi dengan Papamu sebelum kematiannya. Kalian berdua mungkin tidak tahu, tapi aku berhubungan dengan dunia bawah dan di sana ada banyak hal yang aku ketahui tentang apapun. Jadi aku akan membantu kalian." Ucap Daniel.

Rachel tersenyum, dia sudah tahu jika Daniel akan mengatakan hal itu kepadanya.

"Aku tahu itu Daniel, kau berada dari dunia bawah. Tapi kau tidak tahu bahwa aku juga bagian dari dunia yang bahaya itu. Papa memiliki identitas dalam dunia itu dan setelah kematian Papa, aku mengambil alih identitas Papa." Ucap Rachel.

Daniel dan Liam, mereka berdua tampak terkejut setelah mendengar ucapan Rachel.

Mereka berdua berkata dengan ekspresi yang begitu membelalak di wajah mereka, "kenapa kau tidak pernah mengatakan hal ini kepada kami sebelumnya?"

Rachel tampak tenang.

"Liam jangan bertingkah seperti itu. Aku tahu kau mengetahui tentang hal itu, dan Daniel aku mau kau sepenuhnya mempercayai kami. Kami mempercayaimu, jadi aku menunggu dirimu untuk mengatakan identitas asli mu kepada kami." Ucap Rachel.

Daniel mengerti bahwa dia memang bisa mempercayai Rachel dan Liam. Dia lalu mengalihkan kepalanya dan melihat ke arah lainnya.

"Baiklah aku mengerti aku menyembunyikan fakta bahwa aku dari dunia itu. Tapi bagaimana kau bisa mengetahui tentang hal itu?" Ucap Daniel.

Rachel terdengar menghela nafas.

"Kau berpikir seseorang akan mengetahui tentang identitas ku dan aku akan membiarkan mereka merasa tenang? Untungnya kau yang menyelamatkan aku."

Daniel kemudian berkata, "lalu apa yang kau ingin lakukan sekarang?"

Rachel tampak berpikir beberapa saat.

"Aku mau kau membantu aku. Aku mengenal dari dunia bawah itu. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya untuk bertarung. Aku hanya tahu bagaimana menggunakan sebuah senjata. Aku mau kau mengajariku bagaimana caranya bertarung dan menggunakan senjata. Liam juga akan ikut bersamaku." Balas Rachel.

Liam menganggukkan kepalanya tanda setuju. Daniel pun setuju dengan apa yang diminta Rachel.

Rachel kemudian berkata, "sekarang masalah ini sudah berakhir. Jadi jangan terlalu begitu serius. Oh ya Daniel, ikutlah bersama kami. Kau tidak menghabiskan banyak waktu dengan Alex. Jadi kau akan tetap bersama kami mulai sekarang dan kami akan pindah rumah besok."

Mereka berempat kemudian meninggalkan tempat itu dengan bahagia menggunakan mobil Daniel.

Di tempat lain, dimana Luna berada...

Luna tengah mandi saat dia menerima sebuah rekaman video di ponselnya dan Farel datang ke rumahnya tepat saat itu.

Farel membuka pintu dengan kunci cadangan dan masuk ke dalam rumah. Dia mendengar suara ponsel Luna berdering dan langsung melihat ke arah ponsel itu. Dia mengambil ponsel itu dan hendak membuka kuncinya untuk melihat apa pesan itu dan di saat yang bersamaan Luna turun ke lantai bawah. Dia tidak melihat Farel tapi dia keluar karena dia mendengar suara ponselnya dan Farel membuka kunci ponsel itu dan melihat bahwa Luna menerima sebuah pesan video.

Farel baru saja hendak mau menekan tombol putar saat dia mendengar suara Luna.

"Farel, kapan kau datang? Aku minta maaf. Aku tengah mandi dan baru saja selesai. Jadi aku tidak mengetahui kedatangan mu." Ucap Luna.

Luna dengan cepat turun ke lantai bawah dan mengambil ponselnya dari tangan Farel. Dia begitu ketakutan saat dia melihat siapa pengirim pesan itu. Luna tidak pernah berharap bahwa Daniel akan mengetahui nomor pribadinya dan yang paling penting Daniel mengirimkan video itu kepadanya.

Dia lalu bertanya kepada Farel dengan hati-hati.

"Farel, apakah kau tengah mencari sesuatu di ponselku?"

Farel memang tidak melihat isi pesan itu sebenarnya.

"Tidak, hanya saja ada sebuah pesan masuk di ponselmu dan aku hanya ingin memeriksanya. Aku belum sempat melihatnya." Ucap Farel.

Luna menghela nafas lega dan ekspresi paniknya pun menghilang dari wajahnya. Farel menyadari semua perubahan dari ekspresi wajah Luna dan dia tampak melihat perubahan dari diri Luna.

'Sebenarnya video apa yang dikirimkan kepadanya tadi itu? Kenapa dia begitu lega mendengar bahwa aku tidak melihatnya? Sebenarnya apa yang tengah dia sembunyikan?' pikir Farel dalam hati.

Farel lalu melupakan pikirannya itu saat dia melihat Luna turun menggunakan handuk mandinya. Dia lupa akan tujuan awalnya datang yang ingin menanyakan sesuatu kepada Luna. Dia menaruh lengannya di pinggang Luna dan mencium Luna dengan penuh hasrat.

Luna langsung merespon ciuman Farel. Mereka berdua benar-benar hilang dalam dunia mereka sendiri.

Bersambung....

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!