Sikap Farel

Farel akhirnya memikirkan sebuah jawaban dan dengan segera mengatakannya.

"Tuan Liam, karena kami adalah pihak pertama yang membicarakan tentang kerjasama ini dan kami juga merupakan pihak pertama yang menyerahkan proposal itu kepada anda, jadi aku rasa anda pastinya harus memilih kami." Ucap Farel percaya diri.

Baik Rachel maupun Liam, keduanya tampak tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.

Liam berpikir dalam hati, 'benar-benar jawaban yang tidak memuaskan.'

'Apakah dia tengah bercanda? Yang benar saja? Apakah itu adalah jawaban yang dia pikirkan?' pikir Rachel.

Liam menelan ludah lalu melirik ke arah Rachel, kemudian membalas ucapan Farel.

"Baiklah Tuan Farel, kami akan melihat proposal yang anda ajukan dan sekretaris ku akan menghubungi anda untuk menandatangani kontrak itu nantinya." Ucap Liam.

Farel merasa lega setelah mendengarkan hal itu.

"Baiklah Tuan Liam, terima kasih untuk kerjasama anda." Balas Farel.

Farel dan Luna lantas berdiri untuk pergi dari ruangan meeting itu. Pada saat mereka berjalan ke arah pintu dari ruangan itu, dia mendengar Liam berbicara pada Rachel.

"Hel, maukah kau mengatakan padaku apa yang terjadi dan kenapa kau tadi menyela ucapanku secara tiba-tiba dan menanyakan hal itu?" Ucap Liam.

Farel menjadi begitu penasaran setelah mendengarkan Liam memanggil Rachel dengan panggilan yang terdengar begitu dekat. Farel pun kembali berjalan keluar, tapi dia belum melangkah terlalu jauh karena dia sangat ingin mendengar apa jawaban yang diberikan oleh Rachel.

"Liam, sebenarnya aku mengatakan hal itu untuk mendapat alasan untuk bisa melakukan sebuah kerjasama dengan mereka dan aku perlu tahu apa alasan yang membuatmu bisa setuju dengan kerjasama itu. Tapi kau harus tahu jika aku tidak ingin sampai mereka mencoba untuk menipu kita." Ucap Rachel.

Farel sekarang merasa begitu marah karena dia memikirkan ucapan Rachel yang menyebut mereka sebagai penipu.

'Kami menipu dirimu? Heh! Katakan saja bahwa kau tidak mau perusahaan ku menjadi lebih baik dan itulah yang membuatmu memberikan alasan untuk menghentikan Liam dan bagaimana bisa kau menyebut kami mencoba untuk menjadi penipu? Kontrak itu benar-benar dibuat oleh Luna secara pribadi.' ucap Farel dalam hati.

Sementara di dalam ruangan CEO, Liam tampak bingung menatap ke arah Rachel.

"Penipu. Apa maksud mu? Tapi aku tidak melihat apapun yang...."

Rachel menyela ucapan Liam dan berkata, "aku tahu bahwa kau akan mengatakan tidak ada hal seperti itu bukan? Tapi jika kau melihat kontraknya dengan jelas, kau akan bisa melihat bahwa ada suatu bagian dimana jika kau membacanya dengan cara yang berbeda dan menafsirkan isinya dengan jalan yang berbeda, maka kau akan tahu bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan yang besar dari kita bahkan jika kerjasama ini berakhir dengan kegagalan." Ucap Rachel lalu menghela nafas setelah mengatakan semua hal itu pada Liam.

Liam pun akhirnya mengerti dan pun berkata, "baiklah Rachel, aku akan meminta sekretaris ku untuk membaca kontrak itu lebih teliti dan membuat kontrak lain dengan model yang sama tapi dengan isi yang berbeda."

"Hmmm...." Ucap Rachel.

Mereka berdua pun lalu pergi meninggalkan ruangan meeting itu bersama dengan Liam melalui pintu lainnya.

Farel yang masih berdiri di dekat pintu, tampak terkejut setelah mendengarkan ucapan Rachel. Dia lalu membuka kontrak yang ada di tangannya itu dan membaca semua isinya. Barulah sekarang dia menemukan bahwa apa yang dikatakan Rachel adalah benar. Dia tampak terkejut memikirkan tentang hal itu dan dia langsung pergi ke mobilnya di area parkir dan dia langsung mengajak Luna untuk duduk di dalam mobilnya.

Melihat wajah Farel yang seperti itu Luna pun bertanya kepadanya.

"Kenapa kau memintaku untuk tidak duduk di dalam mobil? Apakah terjadi sesuatu?"

"Luna, apakah kontrak ini kau yang sendiri yang menyiapkannya? Maksudku apakah kau sendiri yang membuat kontrak ini?" Tanya Farel.

Mendengar hal itu jantung Luna berdetak dengan sangat kencang dan dia pun berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri dan membalas ucapan Farel.

"Tentu saja sayang, memangnya kenapa?" Balas Luna.

Farel sekarang kembali bertanya dengan hati-hati akan pertanyaan lainnya kepada Luna lagi.

"Kalau begitu, apakah kau memang membuat isinya dengan tujuan seperti itu?" Tanya Farel.

Luna yang mengerti maksud dari pertanyaan Farel kemudian berpikir bahwa tidak ada cara bagi dirinya untuk menyangkal semua itu. Jadi dia pun mengakuinya.

"Ya, aku memang dengan sengaja membuatnya dengan cara seperti itu karena dengan cara seperti itu kita bisa memiliki jalan keluar bahkan jika kerjasama ini gagal." Ucap Luna.

Mendengarkan hal itu, Farel merasa bahwa Luna sudah berubah. Tapi dia menyimpan prasangka nya itu di dalam hati dan kemudian mengendarai mobilnya pergi dari perusahaan Miller Group.

Sementara itu, Rachel baru saja menyelesaikan obrolannya dengan Liam dan setelah itu dia kembali ke rumahnya. Dia mengganti pakaiannya dan makan siang, kemudian dia menyibukkan dirinya sendiri dengan urusan pekerjaan.

Sudah jam 11.30 malam dan Rachel masih menunggu Farel untuk pulang ke rumah. Tapi Farel tidak muncul di rumah sampai jam 07.30 keesokan harinya. Melihat Farel yang pulang ke rumah pagi hari, Rachel pun lantas bertanya kepadanya.

"Kenapa kau tidak pulang ke rumah kemarin sayang?" Tanya Rachel dengan lembut.

Farel tiba-tiba menampar Rachel dan membentaknya dengan sangat marah.

"Siapa yang kau panggil sayang? Bagiku kau tidak lebih dari binatang di jalanan, apa kau mengerti? Dan apa itu kemarin, hah? Setelah dengan terbuka kau tampak menggoda Liam kemarin, sekarang kau masih memiliki keberanian untuk menunjukkan wajahmu padaku." Bentak Farel.

Rachel mencoba untuk membela dirinya sendiri.

"Itu semua bukan seperti yang kau pikirkan Farel. Aku tidak bisa mengatakan kepadamu tentang siapa dirinya bagiku. Tapi tetap saja dia bukanlah seseorang yang seperti itu. Bahkan jika kau tidak memberikan rasa hormat kepadaku, kau seharusnya tidak menuduh seseorang yang bahkan tidak kau kenal." Ucap Rachel.

"Oh sekarang kau mencoba untuk membela cintamu itu hah? Begitu mengejutkan sampai aku akhirnya tahu kalau kau memiliki hubungan dengan pria itu. Tidak perlu merasa sungkan denganku. Tapi baiklah, aku akan mengabulkan keinginanmu. Bukankah kau juga menikah denganku untuk mendapatkan hal itu?" Ucap Farel dengan begitu merendahkan Rachel.

Rachel tampak bergetar karena amarahnya.

"Kau jangan berani-beraninya menghina dia seperti itu." Ucap Farel.

"Heh! Menghina? Tidak, itu bukanlah suatu penghinaan. Kau sekarang akan melihat bagaimana sebenarnya penghinaan itu." Ucap Farel lalu dengan paksa mencium Rachel dengan begitu kasar.

Rachel sendiri bahkan tidak menolak kali ini. Dia hanya berdiri di sana seperti boneka yang tidak bisa hidup.

Setelah melakukan semua hubungan itu, Farel pun hanya mengganti pakaiannya dan kemudian pergi. Sementara Rachel berbaring di atas tempat tidur tanpa perasaan apapun.

.

.

.

.

.

.

.

Semua perlakuan seperti itu harus dirasakan Rachel selama 8 sampai 9 bulan dan setelah itu Farel bahkan mulai menjauh dari rumahnya selama seminggu. Dia jarang kembali ke rumah dan kapanpun dia kembali ke rumah, dia tidak pernah menganggap keberadaan Rachel.

Tahun-tahun berlalu tetap seperti itu.

Dan sekarang sudah 4 tahun dari usia pernikahan mereka dan ini adalah pertama kalinya Farel pulang ke rumah di hari ulang tahun pernikahan mereka. Selama 3 tahun belakangan, Farel selalu menjauh dari rumah bersama dengan Luna, dengan alasan perjalanan bisnis.

Bersambung...

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!