Siska kemudian menatap Farel dengan tatapan sinisnya. Mata bintangnya begitu cemerlang di mata Farel saat ini. Membuat Farel begitu terpesona dan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Siska.
" Kalau kau memang seorang laki-laki sejati. Jangan cuma berani kepada perempuan yang tidak berdaya!" ucap Siska yang menatap Farel dengan tidak suka.
Belum selesai Siska bicara tiba-tiba saja Farel sudah menangkap tengkuknya, kemudian mencium bibirnya dengan begitu rakus. Siska yang tidak siap hanya bisa melotot dan berusaha berontak dari cengkraman Farel yang begitu kuat. Bahkan kedua tangannya sudah dicekal oleh Farel sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.
" Farel apa yang kau lakukan ini, huh? jangan menggunakan orang lain hanya untuk membalas sakit hatimu kepadaku!" ucap Amora berusaha untuk melepaskan Siska dari cengkraman Farel yang malah semakin menggila dalam mencium Siska yang sekarang sudah kehabisan oksigen.
Melihat Siska yang megap-megap kehabisan nafas. Akhirnya Farel pun melepaskannya. Tampak Farel mengelus lembut bibir Siska yang bengkak gara-gara perbuatannya.
" Aku cinta kepadamu!" ucap Farel dengan suara yang sangat lembut sambil menatap mata Siska yang kebingungan dengan apa yang sedang terjadi kepada mereka saat ini.
Amora langsung lemas tubuhnya. Ketika dia mendengar Farel mengucapkan kata cinta kepada Siska di hadapannya.
" Aku cinta kepadamu. Mari kita menikah secepatnya!" Ucap Farel kembali mencium Siska yang masih bingung dan belum bisa mengatakan apapun.
Amora sampai menangis melihat semua kegaduhan yang diperbuat oleh Farel di hadapannya.
" Kamu nggak harus melakukan ini Farel. Kalau hanya untuk membalasku yang dulu pergi ninggalin kamu tanpa pesan dan kabar. Bagaimana mungkin kau mencium seorang perempuan asing yang belum pernah kau temui dan memintanya untuk menikah denganmu? Pernikahan bukan permainan. Apa kau begitu membenciku? Sampai kau rela melakukan semua ini hanya untuk menyakitiku?" tanya Amora dengan suara yang gemetar dan tubuh yang sudah lemas bagai tak bertenaga.
Bahkan Amora sekarang sudah bersandar di dinding lift karena sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi. Kakinya lemas sekali.
Siska berusaha untuk melepaskan dirinya dari Farel tetapi Farel langsung menarik tangan Siska dan menggenggamnya dengan begitu erat. Membuat Siska jadi keki di hadapan Amora. Wanita yang sekarang tampak begitu Terpukul melihat semua kejadian yang ditontonkan oleh Farel di hadapannya.
" Lepaskan aku! Aku mau bertemu dengan klien. Kata Om Adrian ada klien dari Italia yang hendak bertemu dengan perusahaan kita. Lalu, kenapa kamu malah disini dengan dia?" tanya Siska merasa terheran dengan apa yang dilakukan oleh Farel dan wanita yang sekarang tampak menangis.
Farel memeluk Siska dengan begitu erat seakan tidak ingin melepaskan Gadis itu dari genggamannya.
" Lepasin! Kamu lagi apaan sih? Dilarang menunjukkan kemesraan di depan publik!" ucap Siska sambil cemberut di hadapan Farel yang malah tertawa melihatnya begitu lucu dengan bibirnya yang mengerucut ke depan. Hal itu malah semakin membuat Farel merasa gemes terhadap gadis cantik yang ada di dalam pelukannya saat ini.
" Dia adalah calon istriku. Dalam waktu 1 bulan ke depan, Kami akan menikah. Jadi kau sebaiknya tidak usah mengganggu hidupku lagi. Pergilah kembali ke Italia dan jalanilah kehidupan yang kau inginkan sejak dulu. aku Farel Handoyo tidak akan pernah sudi untuk mengganggu kehidupanmu lagi!" ucap Farel dengan suara tegas.
Setelah itu Farel langsung menarik Siska yang masih bingung dengan semua kejadian yang ada di dalam lift. Farel menarik tangan Siska dengan kuat untuk keluar dan mengikutinya sampai ke basement hotel.
Begitu mereka berdua sudah sampai di basement hotel, dengan keras Siska pun menghempaskan tangan Farel hingga terlepas dari tangannya.
" Kamu lagi main drama apa sih? Kenapa kau bawa-bawa aku di dalam masalahmu? Dasar pria aneh!" ucap Siska sambil meninggalkan Farel begitu saja dan kemudian dia pun meminta kepada sopir pribadinya untuk membawa dia pergi dari hotel itu.
Farel yang masih terkejut dengan perbuatan Siska. Dia hanya bisa berdiri dan melihat Siska yang sudah meninggalkannya sendirian tanpa perasaan sama sekali.
Sementara itu Siska yang sekarang sudah meninggalkan Farel tampak memegang jantungnya yang sejak tadi terus berloncatan bagai genderang perang yang terus berdendang. Jantungnya berdebar sangat kencang. Bahkan darahnya seakan mengalir begitu deras. Sehingga membuatnya terasa sesak nafas.
" Dasar pria aneh! Seenaknya saja dia berbuat sesuatu kepadaku. Kurang ajar sekali. Berani nya dia menggunakan aku untuk menyakiti mantan kekasihnya!" ucap Siska sambil terus menyentuh dadanya yang sampai sekarang masih berdebar dengan kencang.
Berkali-kali Siska berusaha untuk menstabilkan debaran jantungnya yang terus saja bergejolak. Badannya bahkan terasa sangat panas.
" Pak tolong maksimalkan ac-nya kenapa panas sekali di mobil ini?" minta Siska kepada sopirnya yang tampak bingung menanggapi perkataannya.
" Ini sudah maksimal Non. Coba Nona buka Cardigannya supaya badan Nona Siska tidak kepanasan!" ucap sopir tersebut sambil tersenyum kepada Siska.
Siska kemudian melihat kepada dirinya sendiri, " Kalau aku melepaskan cardiganku itu artinya aku hanya menggunakan tanktop saja dong Pak! Keenakan Bapak dong melihat tubuhku yang mulus! Sekate-kate aja lu bilang!" ucap Siska sebel kepada sopirnya yang tidak memberikan solusi apapun untuk masalahnya saat ini.
Mendengar Siska yang misuh-misuh sopir yang berusia sekitar 28 tahun itu pun hanya tertawa terbahak-bahak.
Bagaimanapun dia tidak bisa marah kepada Siska. Walaupun Siska mengatakan kata-kata kasar sekalipun padanya. Karena baginya Siska sudah seperti adik kandungnya sendiri yang tidak pernah dia miliki selama ini.
Radit adalah sopir yang ditunjuk oleh kakeknya untuk menemani Siska kemanapun dia pergi. Radit masih merupakan keponakan dari sopir ayahnya Siska yang sekarang telah dipindahkan ke kediaman utama yang ada di Bandung untuk melayani neneknya Siska yang sudah kembali ke sana.
Setelah keadaan kakeknya Siska semakin membaik dan diperbolehkan pulang. Andi Prayoga pun memilih untuk menjalani rawat jalan di bandung. Karena bagaimanapun dia tidak bisa meninggalkan perusahaan yang terlalu lama.
Perusahaan ayahnya Siska diserahkan 100% kepada Andika dan Steven yang sudah diamanatkan oleh sang kakek untuk membantu keponakannya yang sampai sekarang masih uring-uringan kalau disuruh berangkat ke kantor.
Bahkan Steven sampai harus mencak-mencak dulu, hanya untuk menarik Siska agar mau berangkat ke kantor. Kalau tidak seperti itu, maka Siska pasti akan absen dan lebih memilih untuk menonton Korea drama di apartemennya.
Kadang Steven mengamuk kalau sudah kesal karena melihat keponakannya yang sangat susah diatur. Steven kadang marah-marah kepada Adrian karena sudah menyerah untuk menangani sang keponakan yang luar biasa urakan dan sangat susahnya diatur olehnya.
" Pokoknya kalau satu bulan lagi Siska masih seperti itu, Aku memilih menyerah untuk menangani dia. Kau urus saja sendiri!" ancam Steven kepada Adrian yang malah tertawa melihat adiknya misuh-misuh di pagi hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments