Siska menatap nanar kepada jenazah kedua orang tuanya yang sudah selesai dimandikan dan dikafani.
Nenek dan kakeknya beserta kedua orang pamannya datang dari Bandung untuk menghadiri pemakaman kedua orang tuanya.
Setelah selesai pemakaman, tampak teman-teman Siska datang beserta guru yang mengajar di sekolahannya.
" Maafkan kami yah, karena datang terlambat. Soalnya tadi di sekolahan ada ujian sekolah. Jadi kami menyelesaikan dulu ujian itu baru kami datang kemari!" ucap kepala sekolah kepada kakek dan neneknya Siska.
" Tidak apa-apa Pak. Terima kasih karena sudah menyempatkan waktu untuk datang ke kediaman kami!" ucap kakeknya Siska mewakili keluarganya yang dalam keadaan berduka.
Tampak Pak Andika yang mendekati Siska yang saat ini masih terisak dalam tangis kesedihan bersama dengan teman-temannya.
" Turut berduka cita ya Siska. Bapak harap semoga kehilangan ini tidak akan membuat prestasimu turun di sekolahan. Kuat-kuatkan hatimu dan iklaskan kepergian mereka agar mereka bisa tenang di alam sana!" ucap Andika kepada Siska yang hanya bisa menatapnya dengan lekat.
Melihat laki-laki yang berdiri di hadapannya, seketika membuat Siska mengingat kembali apa yang pernah terjadi kemarin. Ketika Mang Ujang tidak datang menjemputnya. Sehingga membuatnya berurusan dengan laki-laki yang telah berbuat kurang ajar kepadanya.
Siska berkali-kali berusaha untuk tetap tegar dan melupakan kejadian kemarin malam dengan Andika tetapi sangat sulit sekali dia lakukan.
" Hmmm!" hanya itu yang mampu keluar dari bibir Siska karena saat ini dia sudah merasa ilfil kepada guru tampannya yang dulu selama 3 tahun telah menjadi idolanya.
Kejadian satu malam itu telah menghancur leburkan pesona seorang Andika di mata Siska.
" Lo kenapa Sis? Kok begitu dingin sama Pak Andika? Biasanya kan kamu adalah idola nomor satunya!" tanya Brina kepada Siska.
" Tidak apa-apa kok. Gue saat ini hanya sedang pusing. Karena nyokap dan bokap yang meninggal tiba-tiba! Udah nggak usah pikirin gue." dusta Siska kepada sahabatnya.
Bagaimanapun Siska tidak ingin merusak nama baik Pak Andika yang dikenal sebagai guru yang baik di lingkungan sekolahnya.
Terlepas seperti apa kepribadian Andika ketika dia pulang dari sekolah, itu bukanlah urusan Siska. Setidaknya Siska tidak ingin menghancurkan masa depan seseorang, hanya karena gaya berpacaran Andika dan Sonya yang menurutnya terlalu berlebihan.
' Biarkan saja itu menjadi urusan pribadi mereka masing-masing Setidaknya aku tidak mengikuti jalan yang mereka tempuh!' batin Siska sambil memperhatikan Andika yang sejak tadi terus melihat ke arahnya.
Hati Siska seakan sudah beku ketika dia sudah mengetahui bahwa ternyata Andika sudah memiliki kekasih bahkan sudah berniat untuk melamarnya.
Perasaan ilfil dan jijik terhadap Andika datang di hati Siska, ketika Andika menawarkan dirinya untuk menjadi selingkuhannya.
' Ya ampun! Dia pikir dia itu laki-laki yang paling tampan di dunia. Sehingga membuatku ingin menjadi selingkuhannya. Cih, tak tahu malu!' batin Siska sambil melirik tajam kepada Andika yang masih betah dan senang menatapnya.
' Sayangku, kami semua pulang dulu ya. Nanti malam kami akan datang lagi ke sini untuk tahlilan dan doain nyokap sama bokap lu. Sekarang kami pulang dulu ya? Karena kami sangat lapar dan juga lelah setelah tadi ujian sekolah. Kami mau istirahat dulu di rumah." ucap Brina meminta izin kepada Siska untuk pulang ke rumah dulu dan beristirahat.
" Ya sudah hati-hati kalian ya terima kasih karena sudah menyempatkan waktu untuk datang ke rumahku!" ucap Siska sambil memeluk sahabatnya satu persatu.
Satu demi satu para petaziah sudah pulang dari rumah Siska. Begitu juga dengan rombongan guru-gurunya dari sekolah Siska juga sudah berpamitan sejak tadi.
Sekarang yang tersisa hanyalah keluarga Siska yang berasal dari Bandung maupun dari Jakarta. Mereka bahu-membahu untuk menyiapkan acara tahlilan untuk nanti malam untuk mendoakan kedua orang tua Siska.
" Duduklah di sini Nak. Kakek ingin bicara denganmu." ucap kakek Andi memanggil Siska untuk duduk di sampingnya.
" Kakek ingin berbicara denganmu mengenai wasiat kedua orang tuamu sebelum mereka meninggal." Ucap pak Andi kepada Siska yang tampak terkejut mendengarnya.
" Maksud Kakek apa?" tanya Siska.
" Sewaktu kedua orang tuamu mengunjungi kami di Bandung. Mereka menceritakan tentang keadaan perusahaan yang saat ini sedang tidak baik-baik saja. Sebetulnya mereka mendatangi kami ke Bandung karena ingin meminta bantuan kami untuk bisa kembali mengkondisikan perusahaan dalam kondisi yang baik. Kedua orang tuamu meminta kami untuk membimbingmu agar menjadi penerusnya kalau nanti terjadi apa-apa kepada mereka berdua!" ucap kakek Andi kepada Siska.
Siska masih bengong dengan maksud perkataan dari kakeknya yang sama sekali tidak Dia mengerti.
Siska memang tahu kalau ayahnya adalah raja investasi di Jakarta. Tetapi dia tidak pernah tahu tentang kinerja perusahaan ayahnya selama ini.
Maklumlah Siska lebih asik dengan dunianya sendiri bersama teman-teman sekolahnya daripada mengurusi pekerjaan kedua orang tuanya yang baginya tidak menarik sama sekali. Siska lebih tertarik dengan dunia musik dan juga drama. Oleh karena itu Siska menghabiskan banyak waktunya untuk ekstrakurikuler dua bidang tersebut.
Cita-cita Siska untuk menjadi seorang artis diasah sejak dia masih duduk di bangku SD dan kedua orang tuanya sama sekali tidak keberatan dengan cita-cita putrinya.
Selama ini pun Hendri Prayoga tidak pernah membahas apapun tentang pekerjaan kepada Siska. Oleh karena itu Siska merasa terkejut ketika mendengarkan kakeknya berbicara tentang pengalihan hak waris kepadanya setelah kedua orang tuanya meninggal.
" Sebaiknya Kakek atau kedua Paman saja yang mengurus perusahaan. Siska tidak tertarik sama sekali!" ucap Siska dengan tidak memiliki niat sama sekali untuk mengurusi perusahaan kedua orang tuanya.
" Kamu jangan bersikap seperti itu Siska. Bagaimanapun perusahaan itu dibangun oleh ayahmu dengan susah payah. Kamu sebagai putrinya satu-satunya seharusnya Ikut andil untuk membangkitkan kembali perusahaan ayahmu yang saat ini sedang terpuruk. Gara-gara korupsi para karyawannya yang sudah sangat akut dan terorganisir. Kami berdua semampunya akan membantumu untuk mengelola perusahaan ayahmu. Akan tetapi kau tetap akan menjadi pengganti ayahmu sebagai pimpinan di perusahaan! Karena kami berdua sifatnya hanya membantumu untuk sementara. Sampai perusahaan kedua orang tuamu kembali stabil. Setelah itu kami berdua akan kembali ke Bandung untuk mengurus perusahaan keluarga besar kita!" ucap Paman Adrian kepada Siska.
" Tapi Siska sama sekali tidak mengerti tentang perusahaan Papa, Paman!" ucap Siska kepada pamannya.
" Nanti kedua orang pamanmu akan berusaha untuk membantumu untuk belajar menjadi seorang pimpinan perusahaan. Kakek akan menyuruh mereka berdua untuk secara perlahan membimbingmu agar siap menerima tampuk kepemimpinan dari perusahaan kedua orang tuamu! Kamu jangan khawatir Siska kami pasti akan selalu menolongmu!" ucap kakek Andi memberikan semangat kepada Siska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments