Siska merasa serba salah dan gugup ketika melihat Farel yang terus menatapnya tanpa berkedip sama sekali dan tampak memperlihatkan kekaguman terhadap dirinya.
Nih om-om dari tadi kenapa ya? Dia terus menatapku seperti itu. Bikin aku jadi tidak tenang saja berada di tempat ini. Ya Allah! Jangan-jangan nasibku dalam bahaya.
Siska sudah bersiap untuk keluar dari apartemen Farel. Tetapi langkahnya seketika dihentikan oleh suara Bariton Farel.
" Nginap saja!" ucapnya singkat, padat dan jelas. Membuat jantung Siska berdebar sangat kencang. Siska menjadi gugup seketika di buatnya.
Bagaimana tidak? Seorang Farel Handoyo yang selama ini terkenal menjadi seorang The Most Wanted di Jakarta, mengatakan hal seperti itu kepadanya. Bahkan Siska sering membaca berita tentang pria di hadapannya yang sering terlibat skandal dengan para artis dan model ibukota yang menjadi brand Ambassador di perusahaan miliknya.
" Tidak usah berpikir kotor. Aku hanya malas untuk mengantarmu keluar karena aku sudah sangat lelah dan ingin istirahat!" Ucap Farel yang kemudian masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Siska di ruang tamu.
Siska yang terkejut melihat kelakuan Farel yang sangat aneh, akhirnya dia hanya bisa mengeluh dan menyesali nasibnya sendiri.
" Menyuruhku menginap di sini, tetapi dia tidak memberikanku kamar. Dasar aneh! Apa dia menyuruhku untuk tidur di sofa?" tanya Siska sambil menatap ibah kepada sofa yang ada di hadapannya.
Farel tampak tersenyum simpul, dia tampak senang ketika mendengarkan Siska yang mulai menggerutu di belakangnya.
" Gadis yang menarik! Lumayan juga bisa bermain-main dengan dia. Daripada hidupku terlalu stress hanya dengan mengurusi pekerjaan saja. Biarlah dia akan menjadi sedikit hiburan untuk hidupku yang terlalu monoton!" Ucap Farel ketika dia sudah berada di dalam kamarnya dan melihat Siska yang mulai meringkuk di sofa yang ada di ruang tamu.
Farel sampai tertawa terbahak-bahak melihat gaya tidur Siska yang menurutnya sangat barbar dan tidak mencerminkan keunggulan seorang wanita.
" Benar-benar gadis urakan!" Farel pun kemudian mematikan layar yang ada di hadapannya yang langsung tersambung dengan CCTV yang ada di ruang tamu di mana Siska saat ini sedang tidur pulas tanpa menggunakan selimut sama sekali.
Farel yang berniat untuk memberikan selimut kepada Siska dia sampai kesulitan menelan salivanya sendiri. Ketika melihat paha mulus Siska yang tersingkap roknya yang di atas lutut, ketika dia tidur dengan mengangkat satu buah kakinya di atas sofa.
" Benar-benar gadis unik dan sangat urakan. Bahkan tidur di rumah pria pun dia masih bisa melakukan hal konyol seperti ini. Apa dia tidak takut kalau aku tiba-tiba menerkam dia dan memperkosanya?" tanya Farel sambil berusaha untuk memberikan selimut kepada siska yang tidurnya luar biasa dan sukses membuat Farel geleng-geleng kepala.
" Aku akan menyunatmu kalau kau berani memperkosaku!" ucap Siska dengan mata yang masih merem dan mengagetkan Farel.
" Ya ampun dia bahkan bisa mendengarkan apa kataku Walaupun dia sedang tertidur pulas!" ucap Farel frustasi dengan kelakuan Siska, si gadis urakan itu.
Farel pun kemudian memperbaiki selimut yang tadi ditendang oleh Siska. Sehingga menampakan kembali ke dua paha nya yang mulus. Bahkan Farel dengan bebas bisa melihat ************ Siska yang terbalut kain segi tiga berwarna pink.
" Ya ampun dari sini benar-benar sedang mencoba iman itu sekuat apa!" akhirnya Farel pun menyerah dan meninggalkan Siska di ruang tamu tanpa memperdulikannya lagi.
Akan tetapi ketika Farel berada di kamarnya dia kembali menghidupkan layar besar yang ada di kamarnya dan memperhatikan semua gerak-gerik Siska dari layar LCD tersebut.
tubuh Farel sudah panas dingin berusaha menahan sesuatu yang dibangkitkan oleh kelakuan Siska yang luar biasa, sangat urakan!
" Deabak! Gadis urakan yang mempesona!" ujar Farel sambil terus memperhatikan semua yang ada di layarnya. Seakan sedang menonton film saja rasanya.
Farel kesulitan untuk menelan salivanya ketika tiba-tiba saja Siska terjatuh dari sofa. Hampir saja Farel melompat dari ranjangnya dan berusaha untuk menolong Siska. Tetapi niatnya dia urungkan ketika dia melihat Siska yang kemudian terbangun.
" Aiya, sungguh tuan rumah yang tidak punya adab! Dia menyuruhku untuk menginap di sini, tetapi tidak memberikanku sebuah kamar. Teganya dia membuatku tidur seperti ini, terjatuh gara-gara aku tidur di sofa. Fasar laki-laki menyebalkan!" rutuk Siska sambil memegangi dahinya yang tadi terantuk meja ketika dia jatuh dari sofa.
" Sakitnya!" keluh Siska lagi.
Tetapi Farel yang berada di kamarnya, melihat kejadian itu malah tertawa terbahak-bahak.
" Sungguh menggemaskan sekali! Ya ampun rasanya sudah lama sekali aku tidak tertawa sebebas ini. Aku tidak menyangka kalau gadis urakan itu bisa memberikan aura sedemikian rupa untukku!" ucapan sambil terus tertawa dengan memegang perutnya yang terasa sakit.
Tiba-tiba saja ponsel Farel berdering. Farel melihat bahwa itu adalah asistennya yang saat ini sedang menelponnya.
" Mau apa dia tengah malam begini nelponku sih? Bener-bener tidak ada kerjaan! Ganggu kesenangan orang saja!" sungut Farel sambil mematikan layar besar yang ada di hadapannya. Karena bagaimanapun dia tidak mau kalau sampai asistennya mengetahui kalau saat ini dia sedang bersama dengan Siska di apartemennya.
" Ada apa malam-malam menggangguku?" tanya Farel to the point dengan suara tidak senangnya.
" Apakah non Siska masih berada di tangan tuan muda?" tanyanya pelan.
" Apa urusanmu bertanya hal seperti itu?" tanya Farel tidak senang.
" Kedua paman Non Siska saat ini sedang mencarinya. Kata tuan Steven anda telah membawanya dari rumah sakit. Apakah itu benar?" tanyanya lagi.
Farel yang merasa kesal dia langsung menutup panggilan telepon tersebut.
" Mau apa sih mereka mencari-cari Siska segala? Dia aman kok ada di sini. Dia itu calon istriku, jadi dia sudah menjadi tanggung jawabku mulai sekarang. Mengingat kedua orang tuanya yang sudah meninggal." ucap Farel dengan kesal.
Farel kemudian pergi keluar kamarnya untuk memastikan keadaan Siska baik-baik saja.
Akan tetapi Farel terkejut karena tidak mendapatkan Siska berada di sofa, tempat tadi dia berbaring sejak terakhir kali dia melihatnya.
" Kemana gadia urakan itu pergi?" tanya Farel merasa khawatir dengan keadaan Siska.
Tetapi Farel kemudian mengerutkan kening nya dan mengalihkan pandangannya ketika dia mendengar sesuatu yang berisik di dapur.
" Apakah dia sedang kelaparan sehingga memasak di dapur?" tanya Farel heran.
Dengan langkah hati-hati, Farel pun lalu mengambil tongkat bisbol yang biasa dia simpan di belakang pintu kamarnya. Farel pun kemudian melangkah hati-hati mendekati arah dapur yang saat ini terlihat menyala lampunya. Berusaha melihat siapa yang ada di sana. Takut kalau ada maling yang menerobos masuk ke apartemennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments