Begitu sampai di rumahnya, Siska langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia merasa keheranan ketika mendapatkan rumah yang begitu sepi.
" Aneh sekali. Kenapa di jam begini, rumah sangat sepi seperti ini? Pada ke mana semua orang?" tanya Siska kepada dirinya sendiri sambil berusaha untuk mencari orang di dalam kediaman keluarganya.
Siska adalah putri tunggal dari keluarga Prayoga yang terkenal sebagai Raja Investasi di kota Jakarta.
" Bibi, bibi! Mang Darno! Kalian ada di mana?" Siska berusaha mencari karyawan yang biasa bekerja di kediamannya.
Siska kemudian mengetuk pintu pembantunya yang tampak sudah tertutup.
" Aneh sekali sih, kenapa Bibi Darmi jam segini sudah tidur? Biasanya dia masih sibuk ngerumpi dengan Mang Darno di taman belakang." ucap Siska merasa heran dengan keadaan rumahnya yang begitu sepi dan sunyi senyap.
Kesunyian itu benar-benar mencekam hati Siska. Berbagai pertanyaan kembali hadir di dalam hatinya.
" Aku sebaiknya mengecas dulu ponselku agar nanti aku bisa menghubungi kedua orang tuaku!" Siska kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya.
Walaupun sebenarnya Siska sudah biasa dengan kesunyian di dalam rumahnya itu. Tapi, entah kenapa, malam ini terasa berbeda baginya. Bulu kuduk Siska terasa merinding seketika, ketika memikirkan dirinya hanya sendirian di rumah besar itu.
Biasanya walaupun kedua orang tuanya sibuk bekerja di luar. Selalu ada Mang Darno dan Bibi Darmi yang akan menemani Siska tinggal di rumah besar dan mewah itu.
Akan tetapi malam ini Siska tidak menemukan kedua orang tersebut berada dalam rumah. Sehingga membuat Siska merasa agak aneh dan tidak biasa.
Setelah selesai mandi dan membersihkan tubuhnya. Siska kemudian sholat isya lalu dia tidak lupa untuk mengecek ponselnya yang ternyata sudah mendapatkan 50% batrai.
Siska kemudian mengaktifkan ponselnya dan mencari nomor telepon milik kedua orang tuanya.
Berkali-kali Siska berusaha untuk menelpon ibunya tetapi ponselnya tidak aktif. Tidak lama kemudian Siska pun berusaha untuk memanggil telepon ayahnya hal yang sama pun terjadi.
" Aneh sekali! Pada ke mana semua orang?" tanya Siska mulai merasa kesal. Setelah berkali-kali dia menelpon kedua orang tuanya tidak juga ada jawaban.
" Ya ampun! Apakah mama dan papa begitu bahagianya berkumpul dengan keluarga besar di Bandung? Sehingga mereka berdua melupakanku? Sungguh teganya!" sungut Siska sambil mengerucutkan bibirnya karena merasa jengkel.
" Ya sudahlah sebaiknya aku tidur saja paling besok juga mama dan papa kembali!" ucap Siska pada akhirnya menyerah untuk menghubungi kedua orang tuanya.
Karena merasa lelah dan letih. Siska tidak memeriksa pesan-pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Dia memilih untuk tidur saja dan mengistirahatkan tubuhnya yang selama seharian di porsir.
Akhirnya Siska memilih untuk mengunci pintu kamarnya dan dia pun membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang selama seharian ini sangat dia rindukan.
Tadi ketika Siska masuk ke dalam rumahnya. Dia sudah mengunci semua pintu dan juga jendela. Sehingga dia bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus menghawatirkan dengan kediamannya.
Keesokan paginya Siska terbangun karena keramaian yang ada di luar kamarnya. Sangat berisik dan mengganggu tidurnya.
" Ada apa ini? Tadi malam sangat sepi dan sepagi ini, tiba-tiba rumahku sangat ramai. Ah, kenapa rumah ini sangat aneh sekali?" ucap Siska merasa kesal.
Dengan perasaan malas Siska kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Setelah dia bersih-bersih dan juga melaksanakan salat subuh Siska pun kemudian keluar dari kamarnya.
Siska merasa heran karena tiba-tiba di dalam rumahnya begitu ramai dengan para tetangga yang berkunjung ke rumahnya.
Saat Siska melihat Bibi Darmi yang sedang sibuk melayani para tamu, Siska pun kemudian mendekati pembantunya.
" Bi, ada apa ini? Kenapa ramai sekali dan tumben banyak sekali tetangga yang hadir di rumah kita?" tanya Siska kepada Bibi Darmi yang langsung memeluknya ketika melihat Siska berada di hadapannya.
" Ada apa sih Bi? Ditanya bukannya menjawab malah main peluk-peluk sembarangan!" ucap Siska sambil mengerucutkan bibirnya.
" Sabar ya Siska. Semoga kedua orang tuamu diterima oleh Allah. Di ampuni dosanya dan segala amal perbuatannya mendapatkan pahala sehingga mereka berdua bisa menuju surganya Allah!" ucap tetangga Siska yang berada tepat di depan rumahnya.
" Tante ngomong apa sih? Ko bicaranya aneh-aneh banget?" ucap Siska merasa heran dengan tetangganya itu.
" Sabar ya Non Siska. Bibi juga masih belum percaya kalau tuan dan nyonya besar sudah meninggal!" ucap Bibi Darmi sambil menangis tersedu sambil mengusap punggung Siska yang masih bingung dengan apa yang dia katakan.
" Bibi nggak usah aneh-aneh deh! Kemarin kan Papa sama Mama izin sama Siska untuk pergi ke Bandung, untuk menengok kakek dan nenek di sana. Kenapa sekarang kalian mengatakan yang aneh-aneh kepadaku?" tanya Siska mulai jengkel dan kesal kepada semua orang yang ada di rumahnya.
Siska mengedarkan pandangannya menatap orang-orang yang saat ini sedang menatapnya dengan iba dan kasihan.
Seketika mata Siska tertuju kepada dua sosok yang terbujur kaku di lantai dengan beralaskan tikar dan kasur lantai.
" Yang sabar ya Non! Bibi percaya kalau Nona bisa menghadapi cobaan berat ini!" kembali Bibi Darmi menguatkan Siska yang langsung berlari menuju 2 sosok tubuh yang terbujur kaku di kasur lantai yang saat ini menjadi pusat perhatiannya.
Dengan langkah limbung Siska kemudian mendekati dua jenazah tersebut. Lalu Siska membuka penutupnya dengan perlahan.
" Innalillahi wa inna ilaihi rojiun! Ya Allah apa yang terjadi dengan kedua orang tuaku?" tanya Siska sambil menatap jenazah kedua orang tuanya yang tampak mengerikan.
" Mereka berdua mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan pulang dari Bandung. Sejak kemarin Bibi berusaha untuk menghubungi non Siska. Tetapi ponsel non Siska mati sejak kemarin. Pesan Bibi pun tidak dibaca oleh non Siska. Tadi malam Kami membawa nyonya dan Tuan ke rumah sakit, tetapi nyawa mereka tidak bisa diselamatkan lagi. Karena terlalu mereka berdua terlalu banyak mengeluarkan darah, dan juga terdapat benturan kepala yang sangat fatal. Sehingga mengakibatkan mereka meninggal!" ucap Bibi Darmi menceritakan semua kronologis yang terjadi kepada kedua orang tua Siska.
" Kemarin ponselku memang kehabisan daya dan aku pulang ke rumah sekitar jam 10.00 malam. Aku melihat rumah begitu sepi. Lalu aku mencoba menghubungi Mama dan Papa, tetapi tidak diangkat sama sekali! Aku pikir mereka sedang bersenang-senang dengan kakek dan nenek di Bandung sehingga melupakanku!" ucap Siska dengan suara gemetar dan air mata yang mulai mengalir di pipinya.
" Ponsel nyonya dan Tuan rusak parah. Begitu juga dengan mobilnya. Meledak karena masuk ke dalam jurang. Beruntung jenazah nyonya dan Tuan masih bisa ditemukan oleh tim SAR yang mencari dan berhasil menemukan mobil mereka di dasar jurang." ucap Bibi Darmi menceritakan semuanya kepada Siska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Devi Handayani
sungguh tragis🥺🥺🥺🥺
2023-06-15
3