Steven kemudian membaca pesan yang diberikan oleh para melalui Instagram Siska.
" Berapa tarif kamu satu jamnya?"
Steven mengerutkan keningnya membaca pesan aneh yang diberikan oleh Farel kepada keponakannya.
" Kenapa dia memberikan pesan semacam ini kepadamu?" tanya Steven sambil kembali memberikan ponsel tersebut kepada keponakannya.
Siska menggelengkan kepala dan menatap sendu kepada pamannya yang merasa heran dengan pesan tersebut.
" Tanyalah! Apa maksud dia mengirimkan pesan seperti itu?" ucap Steven kepada keponakannya.
Akan tetapi Siska kembali menggelengkan kepalanya. Menolak saran dari pamannya.
" Kalau kau tidak bertanya, maka kau tidak akan tahu apa maksud dia mengatakan seperti itu kepadamu. Siapa tahu, mungkin dia salah kirim atau sedang memikirkan sesuatu yang lain. Segala sesuatu bisa terjadi bukan?" tanya Steven berusaha untuk memberikan sugesti positif kepada Siska terhadap Farel Handoyo yang sedang dijodohkan oleh ayahnya kepada sang keponakan tercantiknya.
" Kalaupun benar dia salah kirim. Bukankah itu artinya, Dia adalah seorang yang suka menggunakan "hal seperti itu" betul tidak Paman, apa yang ada dalam pikiranku?" ucap Siska sambil melirik sekilas kepada pamannya.
Tampak Steven mulai berpikir kembali apa yang dikatakan oleh Siska kepadaku.
Sejujurnya, jalanan macet itu membuat kepala Steven serasa berdenyut. Sementara dia saat ini dalam kondisi buru-buru untuk segera sampai ke rumah sakit agar bisa bertemu dengan ayahnya yang saat ini sedang dirawat di sana.
" Kenapa Paman?" tanya Siska heran.
" Entahlah perasaanku tidak enak kenapa jalanan sangat macet sementara kita saat ini sedang buru-buru untuk segera sampai ke rumah sakit." tiba-tiba ponsel Steven berbunyi dan mengagetkan Steven yang sedang fokus menyetir.
" Siska tolong kau ambilkan ponsel paman dan jawablah. Karena Paman benar-benar tidak bisa fokus saat ini!" ucap Steven kepada Siska.
Siska pun kemudian mengambil ponsel pamannya yang diletakkan di atas dashboard mobilnya.
" Paman Adrian yang menelpon!" ucap Siska sambil menyalakan loudspeaker agar bisa didengarkan oleh semuanya.
" Steven! Kenapa kok lama sekali? Cepatlah kalian datang ke rumah sakit! Papa kita sudah menunggumu dan juga Siska!" ucap Adrian dengan nada khawatir yang semakin membuat Steven merasa semakin gugup.
" Bagaimana dengan keadaan Papah? Apakah baik-baik saja?" tanya Steven yang berusaha untuk menekan kegugupan di hatinya.
" Kondisi Papa tidak baik-baik saja. Oleh karena itu. Cepatlah kalian datang kemari! Apalagi keluarga Handoyo semuanya sudah ada di sini!" ucap Adrian memberikan informasi penting kepada mereka berdua.
Mendengar nama keluarga Handoyo seketika Siska merasa tidak nyaman hatinya.
" Kenapa mereka ada di rumah sakit paman?" tanya Siska ketus.
Adrian terkejut mendengarkan suara Siska.
" Mereka datang kemari, tentu saja untuk menjenguk kakekmu. Cepatlah Siska! Kalian berdua datanglah kemari atau kalian nanti akan menyesal kalau terjadi apa-apa dengan kakekmu!" ucap Adrian yang semakin menambah kegugupan seorang Steven yang saat ini sedang menyetir dengan hati yang penuh dengan kekhawatiran terhadap kondisi ayahnya yang dia tahu beberapa bulan terakhir sering mengalami drop.
" Paman menyetirlah dengan hati-hati. Kalau tidak, Paman gugup seperti itu malah kita yang nanti masuk rumah sakit sebagai pasien!" ucap Siska memperingati pamannya agar bisa tenang ketika menyetir sehingga mereka bisa selamat sampai ke rumah sakit.
Steven kemudian menarik nafasnya dengan dalam dan berusaha untuk menenangkan hatinya yang saat ini benar-benar sedang memikirkan keadaan ayahnya.
" Siska kalau menurut Paman. Lebih baik kau terima saja perjodohanmu dengan Farel. Kalau yang Paman perhatikan, dia termasuk laki-laki yang baik. Kau pasti bisa berbahagia dan bisa mencintainya dengan mudah!" ucap Steven berusaha untuk membujuk Siska agar mau menerima Farel sebagai calon suaminya.
Bagaimanapun Steven mengetahui tentang wasiat dari kakaknya yang menginginkan Siska untuk bisa menikah dengan Farel Handoyo agar bisa menyelamatkan perusahaan kakaknya yang sedang diambang kehancuran karena kasus korupsi yang semakin merajalela di sana.
" Bagaimana mungkin dia seorang laki-laki yang baik sih? Kalau dia mengirimkan pesan seperti itu padaku?" tanya Siska dengan kesal.
" Anggap saja kalau dia sedang nyasar mengirimkan pesan itu kepadamu!" ucap Steven berusaha untuk membuat keponakannya tidak marah lagi kepada Farel.
" Tetap saja Paman! Kalau dia sampai mengirimkan pesan seperti itu kepadaku, berarti dia memang sudah biasa untuk menggunakan layanan mereka!" ucap Siska dengan kesal.
Sementara itu Farel yang sekarang berada di Rumah Sakit bersama dengan seluruh keluarga besarnya. Mereka datang untuk menengok kakeknya Siska yang masih kritis.
Iseng-iseng Farel membuka ponselnya, membuka apk instagram miliknya. Farel sangat terkejut melihat pesan yang diberikan olehnya kepada Siska.
" Pesan apaan ini?" tanya Farel frustasi.
Seketika orang yang ada di ruangan itu pun menatap Farel dengan heran.
" Ada apa Farel?" tanya ayahnya.
" Tidak apa-apa Pah! Farel permisi dulu!" Farel pun kemudian langsung keluar dari ruangan kakeknya Siska dan pergi mencari tempat yang sepi.
Ketika Farel berniat untuk mengirimkan pesan kembali untuk Siska. Farel berniat untuk mengkonfirmasi isi pesan tersebut kepada Siska. Tiba-tiba saja dia mendapatkan kenyataan bahwa dirinya sudah diblokir oleh Siska.
" Ah sial! Sekarang dia sudah memblokirku. Dia pasti berpikir kalau aku adalah seorang penjahat yang suka bermain hal kotor seperti ini!" Farel meraup wajahnya dengan kasar dan juga terus mengacak rambutnya untuk mengekspresikan rasa kesal dan jengkelnya.
Ketika Farel sangat frustasi tiba-tiba dari kejauhan dia melihat Siska dan Steven yang berjalan ke arahnya dengan bergandengan tangan. Farel menggeram kesal melihat itu.
" Dia itu calon istriku tetapi selalu saja bermesraan dengan laki-laki lain! Dia bahkan berani memblokirku dengan sesuka hatinya!" ucapnya merasa sangat jengkel.
Begitu Siska sudah berada di hadapannya, Farel langsung menarik telapak tangan Siska yang tadi digenggam oleh Steven dengan sangat kasar.
" Ayo kau harus ikut denganku! Ada banyak hal yang harus kita bicarakan berdua!" Ucap Farel yang langsung menggendong tubuh mungil Siska ke atas pundaknya.
Steven yang sebenarnya ingin protes, dia akhirnya hanya membiarkan saja keponakannya dibawa pergi oleh Farel dengan cara seperti itu.
" Biarkanlah! Toh mereka itu kan calon suami istri. Biarkan saja mereka berdua berdiskusi tentang permasalahan yang sedang mereka hadapi. Sebaiknya aku tidak perlu ikut campur urusan mereka!" Steven kemudian langsung masuk ke dalam ruangan Ayahnya di mana sudah nampak ramai oleh keluarga Handoyo dan juga keluarga Prayoga yang merasa khawatir dengan kondisi sang ayah.
" Ke mana Farel dan Siska? Kenapa mereka tidak ada?" tanya Andi Prayoga ketika melihat Steven yang datang sendiri.
Steven mendekati ayahnya yang nampak begitu lemas dan juga pucat wajahnya membuat Dia benar-benar sangat terenyuh dengan kondisi sang ayah.
" Jawablah pertanyaan Papa. Ke mana Farel dan Siska?" ulangnya dengan suara berat.
" Farel membawa pergi Siska Pah. Katanya hendak berbicara sesuatu yang penting dengan Siska!" ucap Steven dengan santai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments