Farel mengangkat tubuh Siska dengan mudahnya dan membawanya ke dalam mobilnya. Dia berniat untuk berbicara dengan Siska secara empat mata.
Siska tampak cemberut ketika dirinya seketika dikunci di dalam mobil bersama pria asing yang baru dua kali bertemu dengannya.
" Sebenarnya Kau mau apa? Kenapa kau seenaknya sekali mengajak aku seperti ini?" tanya Siska sambil memonyongkan bibirnya karena kesal.
Farel yang melihatnya malah merasa gemas dengan perempuan yang digadang-gadang oleh orang tuanya akan menjadi calon istrinya.
" Tidak usah kau menggodaku seperti itu!" ucap Farel yang kemudian langsung menyalakan mobilnya dan bersiap untuk meninggalkan basement rumah sakit.
Siska yang melihat Farel mulai menyalakan mobilnya Dia sudah mulai panik.
" Kau sebenarnya mau apa? Aku baru saja datang dan ingin bertemu dengan kakekku yang sedang sakit. Kenapa kau seenaknya saja membawaku pergi lagi?" protes Siska sambil menatap tajam kepada para yang seperti tidak peduli dengan ucapannya.
Siska berusaha untuk menghentikan mobil Farel tetapi sia-sia saja.
" Duduklah diam di situ, kalau kau tidak ingin mati konyol seperti kedua orang tua kamu!" ucapan sambil melirik sekilas kepada Siska yang langsung terkejut mendengarkan perkataannya.
" Apa maksudmu dengan mengatakan kalau orang tuaku mati dengan konyol? Apa kau mengetahui sesuatu tentang kematian Anda orang tuaku yang sangat misterius itu?" tanya Siska sambil menatap tajam kepada Farel yang mulai fokus kembali dengan jalanan yang mulai macet karena sudah masuk jam pulang kerja para pekerja kantoran.
Berkali-kali Siska berusaha untuk membuat Farel menghentikan mobilnya tetapi selalu gagal. Entah kenapa Aura membunuh dalam tatapan Farel benar-benar membuat Siska bergidik ngeri ketika melihatnya.
" Apakah kamu yang telah merencanakan pembunuhan kedua orang tuaku?" tanya Siska mengutarakan isi hatinya yang sejak tadi terus dia pendam dan dia tahan sekuat tenaga.
" Untuk apa aku membutuhkan orang tuamu? Memangnya apa keuntungannya untukku?" tanya Farel sambil melirik kepada Siska yang kini sedang melipat kedua tangannya di depan dadanya sambil menatap Farel dengan tatapan penuh kecurigaan.
Siska mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Farel. Tetapi dia tetap bersikeras berpikir bahwa Farellah yang telah membunuh kedua orang tuanya dengan membuat sebuah kamuflase dengab sebuah kecelakaan mobil.
" Yang aku tahu perusahaan Prayogo dan Handoyo adalah saingan sejak dulu. Bukankah kau juga secara diam-diam telah membeli saham perusahaan kami dengan menggunakan nama orang lain? Cepat kau mengaku! Kalau kau adalah laki-laki sejati, maka kau harus mengakui perbuatanmu sendiri. Bukannya bersembunyi seperti seorang pengecut!" ucap Siska sambil menatap tajam kepada para yang hanya bisa tersenyum sinis mendengarkan tuduhannya.
" Aku mengajakmu untuk bertemu adalah karena ingin berbicara hal pribadi denganmu. Aku tidak ingin membicarakan tentang kedua orang tuamu yang sudah meninggal!" ucap Farel berusaha untuk bersikap tenang menghadapi gadis urakan seperti Siska yang selama ini selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya.
Farel bisa memahami karakter Siska yang pasti selalu melakukan sesuatu dengan kehendaknya sendiri. Mengingat Dia adalah anak tunggal dari keluarga terkenal dan juga kaya raya.
" Sudah selesai kau membicarakan semua omong kosongmu? Sekarang katakanlah padaku! Di mana kau ingin kita bertemu untuk membicarakan masalah pribadi kita berdua?" tanya Farel sambil melirik sekilas kepada Siska yang semakin cemberut dibuatnya.
Laki-laki aneh ini, aku nggak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Sudah jelas-jelas sekarang kami sedang bertemu, eh, pakai acara bertanya mau bertemu di mana lagi!?Apakah dia bodoh ataukah tolol?
Siska benar-benar merasa jengkel dengan kelakuan Farel yang telah berani-beraninya menculik dirinya ketika dia telah berusaha keras bersama dengan Steven untuk bisa sampai ke rumah sakit agar bisa bertemu dengan kakeknya yang sedang sakit keras.
" Bicara saja di sini kenapa sih? Memangnya apa susahnya?" tanya Siska dengan ketus.
Farel tampak menghela nafasnya berkali-kali. Tampak bahwa dia sedang berusaha untuk mengumpulkan keberaniannya sebelum berbicara dengan Siska secara serius.
" Kenapa kau memblokir Instagram ku?" tanya Farel pada akhirnya dengan suara gemetar.
" Salahmu sendiri kau bertanya aneh-aneh padaku!" ucap Siska sambil melipatkan tangannya di depan dada kemudian dia mengalihkan pandangannya keluar jendela karena dia tidak kuat untuk menatap Farel secara langsung.
' Kenapa aku harus berhadapan dengan dia seperti ini? Bisa-bisa aku diabetes karena melihat ketampanannya yang luar biasa!' seketika Siska pun langsung memukul kepalanya sendiri ketika dia sadar bahwa dia telah memuji seorang Farel Handoyo.
Dasar Siska bodoh bisa-bisanya kau memuji laki-laki dungu ini sebagai laki-laki yang tampan!? Keterlaluan kamu Siska!
" Kamu lagi apa? Jangan Katakan padaku kalau kau tiba-tiba menjadi seorang perempuan bodoh yang selalu bicara sendiri seperti orang yang tidak waras!" Ucap Farel sambil melirik sekilas kepada Siska yang masih menggelengkan kepalanya tampak begitu frustasi.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Farel kepadanya, Siska langsung marah dan mengamuk kepada Farel yang langsung panik dengan kelakuan Siska yang terus mengganggu konsentrasi nya menyetir.
" Cepat Kau turunkan aku! Aku tidak sudi untuk satu mobil denganmu!" ucap Siska mulai kesal kepada Farel yang sejak tadi terus membuatnya marah.
Berkali-kali Farel menarik nafasnya dengan dalam berusaha untuk bersabar dengan kelakuan Siska.
" Memangnya apa yang telah kulakukan sehingga layak mendapatkan blokir dari kamu?" tanya Farel masih penasaran.
" Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu? Terserah aku dong mau blokir siapa bukan urusanmu!" jawab Siska dengan ketus.
Farel kemudian melajukan kendaraannya dengan kecepatan maksimal sehingga membuat Siska menjerit ketakutan.
" Apa yang kau lakukan? Kau mau mati muda huh?" tanya Siska sudah gemetar dengan kecepatan mobil yang di kendarai oleh Farel saat ini yang di luar nalarnya.
Akan tetapi Farel sama sekali tidak memperdulikan teriakan Siska maupun semua perkataannya. Farel tampak sedang marah dan menatap jalanan dengan nyalang.
" Hentikan kataku! Dasar pria gila!" Siska sudah memegang kedua tangan Farel untuk Farel agar mau menghentikan mobilnya atau minimal mengurangi kecepatan mobilnya agar mereka bisa berkendara dengan aman.
" Cepat kau buka dulu blokir-mu untuk akunku dulu! Kemudian kau kirimkan follow lagi kepadaku lalu like semua postinganku di sana!" ucap Farel sambil tersenyum penuh kemenangan kepada Siska yang sampai melotot mendengarkannya bicara.
' Dasar pria gila! Ya ampun! Bisa-bisanya dia bermain-main dengan nyawa hanya karena ingin di unblock olehku? Sakit jiwa memang ini orang. Wajahnya doang yang tampan, tapi otaknya sedikit geser kayaknya!' batin Siska sambil melirik kepada Farel yang masih juga mengebut dan tidak memperdulikan rambu-rambu lalu lintas.
Untung saja jalanan sekarang sudah mulai lengang dan sepi. Sehingga apa yang tengah dilakukan oleh Farel saat ini tidak terlalu mengganggu para pengendara mobil lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments