Terpesona

Bunga-bunga cinta itu seolah bermekaran di hati Sona. Jun pun merasakan senang di dalam hatinya. Pelan tapi pasti Jun akan membuat Sona jatuh cinta. Ia akan membuktikan jika bisa meyakinkan hati Sona. Jika kesenjangan sosial itu tidak berlaku dalam cinta.

Beberapa jam kemudian...

Sona datang ke salon dengan ditemani oleh Jun. Ia diluluri, diuapi, dipijat, bahkan direfleksi. Sona juga menjalani totok pada wajahnya. Dan kini ia sudah cantik sekali. Menjelang siang ini Sona tampak tak percaya dengan perubahan yang ada pada dirinya. Ia pun lekas berganti pakaian yang sudah dibelikan oleh Jun sebelumnya. Sona sudah siap untuk menemui Jun yang menunggunya.

"Sudah selesai, Nona. Ini krim yang harus Nona pakai pagi dan malam. Semoga hasilnya lebih efektif setelah dibersihkan," tutur terapis salon kecantikan yang Sona kunjungi.

Semua biaya terapi kecantikan sudah dibayarkan oleh Jun. Dan kini pemuda tampan berusia dua puluh tiga tahun itu tampak sedang menerima telepon dari ibunya. Sona pun lekas-lekas ke ruang tunggu untuk menemui Jun yang ada di sana. Tapi sepertinya ia harus menunggu Jun selesai bicara terlebih dahulu.

Siapa ya yang diteleponnya?

Sona pun dibuat penasaran akan siapa yang berteleponan dengan Jun siang ini. Ia kemudian berdiri di dekat pintu keluar ruang terapi sambil menunggu Jun selesai bicara.

"Ya. Aku baik-baik saja, Bu. Aku sudah semangat sekarang. Nanti aku akan menemui ayah."

Saat mendengar Jun berbicara seperti itu, saat itu juga hati Sona menjadi tenang. Ternyata Jun menelepon ibunya. Semburat senyum itu pun terlukis indah di wajahnya.

"Oke, baik. Sampai nanti." Jun pun akhirnya mematikan sambungan teleponnya.

Jun memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. Ia pun berbalik ke belakang. Saat itu juga Jun terpaku di tempatnya. Ia tak percaya melihat siapa gerangan yang ada di belakangnya.

"Aku sudah selesai." Gadis itu tersenyum kepada Jun sambil menjinjing tas hitamnya. Jun pun terperangah melihatnya. Ia bak melihat bidadari turun dari surga.

Dia cantik sekali.

Jun pun harus mengakui jika kekuatan uang bisa merubah segalanya. Ia jadi bertekad untuk memenuhi semua kebutuhan Sona dengan bekerja. Ya, Jun akan menemui ayahnya untuk membicarakan pekerjaan. Jun akan bekerja di perusahaan ayahnya.

Makan siang bersama di restoran mewah...

Untuk yang pertama kalinya Sona masuk ke sebuah restoran mewah di ibu kota. Tapi bukan untuk makan malam, melainkan makan siang. Jun pun segera memesan tempat di luar ruangan. Ia ingin menikmati angin siang di teras atap restoran. Jun juga meminta Sona untuk menggandeng mesra tangannya.

Sona sendiri bak terhipnotis oleh Jun. Ia menurut saja dengan segala apa yang Jun pintakan. Hingga akhirnya keduanya melangkahkan kaki menuju teras atap restoran. Jun pun membantu Sona berjalan menaiki anak tangga. Keduanya akhirnya tiba di sebuah tempat makan eksklusif. Yang mana dari sana bisa melihat pemandangan padat ibu kota. Tak berapa lama pelayan pun datang memberikan menu makanan kepada mereka.

"Aku pesan tenderloin satu serta tambahan keju dan kentang. Minumnya vanila blue saja." Jun menuturkan kepada pelayan.

Sona pun merasa bingung untuk memilih menu makanan yang begitu banyaknya. "Aku sama saja." Sona akhirnya memutuskan.

"Baik. Mohon ditunggu, Nona." Pelayan pun lekas pergi meninggalkan keduanya.

Semilir angin siang ini menjadi saksi makan siang yang intens. Tangan Jun pun pelan-pelan bergerak untuk memegang tangan Sona. Ada hasrat yang ingin sekali segera dipenuhi olehnya. Jun ingin memegang tangan Sona dan merasakan betapa tenang hatinya saat memegang tangan itu. Namun, tiba-tiba saja dering ponsel menyadarkannya.

Terpopuler

Comments

Yuni Verro

Yuni Verro

banyak penganggu

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!