Ingin Bicara

Sesampainya di rumah Sona...

Jun masuk ke rumah ibu Sona dengan banyak membawa makanan cepat saji. Tentu saja hal itu disambut baik oleh Yana dan Mina. Keduanya baru saja pulang sekolah dan sedang lapar-laparnya. Mereka pun segera menyantap makanan itu di ruang tamu. Sedang Sona tampak diam saja. Ia seperti enggan bicara.

Sona seringkali mendapat penolakan dari Jun sehingga ia merasa sungkan untuk menunjukkan perhatiannya. Saat bekerja di rumah Jun pun Sona selalu memberikan pelayanan yang lebih kepada majikannya itu. Tapi ternyata Jun kurang bisa menerima kehadirannya. Walau nyatanya lambat laun perasaan itu mulai terukir pada mereka. Dan kini Jun menyesalinya. Ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Sona.

Jun adalah anak orang kaya. Ayahnya bekerja di bidang ekspor perikanan negeri ini. Sedang ibunya merupakan pejabat penting di bidang kelautan. Dan Jun merupakan anak satu-satunya. Ia pewaris tunggal dari kekayaan ayah dan ibunya. Namun sayang, Jun terbiasa hidup tanpa cinta. Ia kurang kasih sayang orang tua. Sedari kecil dibesarkan oleh bibinya. Sehingga karena hal itulah ia bersikap dingin kepada siapa saja. Termasuk orang baru dalam hidupnya.

Namun, semenjak kedatangan Sona, lambat laun kepribadian Jun mulai berubah. Rasa ketertarikan itu mulai muncul pada dirinya. Dan ia juga tidak bersikap dingin lagi kepada wanita. Walau nyatanya perbedaan kasta itu begitu mencolok di antara mereka.

"Bibi, sebenarnya ada hal yang ingin aku bicarakan pada Bibi." Jun mulai mengutarakan tujuannya. Pria bersweter putih itu terlihat segan untuk berterus terang.

Ibu Sona melihat ke kedua putrinya. "Yana, Mina, makan di belakang saja ya, Nak." Ia meminta kedua putrinya untuk makan di belakang. Ia mengerti jika Jun membutuhkan bicara empat mata.

"Em, Ibu. Kalau begitu aku juga ke dalam ya." Sona ingin ikut pergi.

"Sona." Jun segera menahannya. Saat itu juga sang ibu mengerti.

"Kau di sini saja, Sona. Temani ibu dan jadi saksi perbincangan ini," pinta ibunya. Seketika Sona pun mengerti.

Jam di dinding menunjukkan pukul satu siang waktu desa dan sekitarnya. Cuaca terasa panas dan angin pun terasa lebih sedikit. Membuat Sona harus membuka pintu rumahnya karena terasa panas. Ia pun kembali duduk di samping ibunya. Menjadi saksi dari pembicaraan yang akan Jun katakan.

"Begini, Bi. Aku mempunyai niat baik untuk Sona. Aku ingin mempekerjakan Sona kembali. Apakah Bibi tidak keberataan?" tanya Jun kepada ibu Sona.

Saat itu juga Sona terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka jika akan diperkenankan untuk bekerja lagi.

Ibu Sona mengangguk. "Kau akan mempekerjakan Sona melalui agensi, Nak Jun?" tanya ibu Sona.

Jun menggelengkan kepalanya. "Tentu tidak, Bi. Aku ingin mempekerjakan Sona secara pribadi. Tentunya dengan gaji yang lebih besar lagi. Jika lewat agensi pasti banyak potongannya." Jun menyadari.

Ibu Sona mengangguk. "Itu memang benar, Nak. Sampai saat ini pun Sona tidak tahu berapa gaji sebenarnya yang diberikan oleh pihak keluarga Nak Jun. Dia hanya mendapat dua juta dalam satu bulannya," tutur ibu Sona.

"Dua juta?!" Sontak Jun terbelalak seketika.

"Ya, benar. Dan itu tidak cukup untuk membiayai sekolah kedua adiknya. Apalagi untuk melunasi semua utang kami sebelumnya." Ibunya kembali menuturkan.

Astaga ... jadi seperti ini sistem gaji agensi? Padahal bibi membayarkan empat juta di setiap bulannya. Tapi kenapa Sona hanya menerima setengahnya saja? Benar-benar keterlaluan!

Terpopuler

Comments

Yuni Verro

Yuni Verro

nah makanya jun labrak agensinya

2023-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!