Jun merasa sungkan. Sikap buruknya selama Sona bekerja di rumah seolah membuat Jun tidak mempunyai kekuatan untuk menyatakan perasaannya.
"Kau ... sudah dekat dengan Tito?" Jun coba memutar arah sebelum mengungkapkan isi hatinya.
Sona tersenyum. "Dia pria yang baik."
Saat itu juga hati Jun tersentak hebat karena ucapan Sona. Ia mengepalkan tangannya di atas pagar jembatan. Hatinya kesal karena Sona memuji pria lain.
Ya Tuhan, kenapa harus seperti ini?
Jun tidak terima jika Sona memuji pria lain. Karena nyatanya Jun menyukai Sona. Ia ingin hanya dirinya lah yang dipuji oleh Sona.
Jun menelan ludahnya. "Apakah kau sudah jadian dengannya?" tanya Jun berhati-hati seraya memerhatikan Sona dari sisi.
Sona menoleh ke arah Jun. Saat itu juga Jun melihat wajah Sona yang dirindukannya. Jantungnya berdetak keras menandakan getaran cinta yang begitu kuat ia rasakan.
"Apakah setelah putus kontrak harus melaporkan semuanya, Tuan?" Sona mencoba bertanya.
Seketika Jun malu karena ditanyakan seperti itu. Ia kembali tersadar akan siapa dirinya.
Jun menelan ludahnya. "Maafkan aku, Sona. Aku hanya kesal melihatmu dekat dengannya." Jun menundukkan kepala. Ia mencoba mengatakan isi hatinya.
Sona memerhatikan Jun sejenak. "Apakah kau bersaing dengannya?" tanya Sona kembali.
Jun menoleh ke Sona seketika. Dahinya berkerut seolah menanyakan mengapa Sona berbicara seperti itu. "Tidak ada persaingan di antara kami, Sona. Hanya saja..." Jun merasa berat untuk mengungkapkannya.
"Hanya saja?" Sona pun menunggunya.
"Hanya saja ... aku jatuh cinta padamu," kata Jun yang membuat hati Sona tersentak seketika.
Saat itu juga desiran angin begitu terasa olehnya. Seolah menyadarkannya jika apa yang dikatakan oleh Jun adalah fakta. Bukan mimpi indah yang bisa terbangun kapan saja. Jun akhirnya menyatakan perasaannya kepada Sona. Sona pun terdiam dalam keterkejutan hatinya. Ia bingung harus berkata apa.
Jun memutar tubuhnya ke arah Sona. "Sona." Dia kemudian memberanikan diri untuk memegang tangan Sona. Sona pun melihatnya. "Maafkan sikapku selama ini. Aku memang tidak mudah menerima orang baru dalam hidupku. Tapi, semenjak kehadiranmu, semuanya jadi berubah. Aku jadi betah tinggal di rumah dan memerhatikanmu. Namun, aku masih terlalu gengsi untuk mengakuinya." Jun menuturkan.
Detak jantung Sona dalam sekejap jadi tak menentu. Darah itu seolah mengalir deras di dalam tubuhnya. Perasaan di dalam hatinya bak bunga yang bermekaran di tengah badai salju. Sona tak menyangka jika Jun akan mengatakannya.
"Aku ... aku tidak tahu harus berkata apa." Sona menunduk. Ia tidak berani melihat ke arah Jun.
Jun tersenyum. Ia pun mencoba membelai pipi Sona. Tapi, saat itu juga dering ponsel menyadarkannya.
"Sona, sebentar."
Pada akhirnya Jun melepas pegangan tangannya. Ia kemudian berjalan menjauh untuk menerima telepon itu. Yang mana ternyata telepon itu dari Angel, teman baru Jun. Sekaligus seorang gadis yang menyukai Tito.
"Halo?"
Jun pun segera mengangkat telepon itu seraya membelakangi Sona. Saat itu juga entah mengapa hati Sona seakan tidak terima. Ia ingin Jun lebih terbuka padanya. Harus Sona akui jika ia juga menyukai majikannya, Jun seorang. Pria yang selama ini telah bersikap dingin padanya, namun diam-diam menyimpan rasa.
Setengah jam kemudian...
Jun membeli banyak makanan cepat saji untuk dibawa ke rumah Sona. Mereka kemudian segera kembali dengan membawa banyak makanan. Jun pun selalu tersenyum kepada Sona, namun Sona hanya diam. Hatinya masih tak terima dengan telepon yang diterima oleh Jun.
.........
...Sona...
...Jun...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yuni Verro
haduh oppa
2023-03-02
0
Meyva Rantung
ahh jin , thankyou Thor visualnya 🥰🥰🥰 he's my bias
2023-02-28
3
Eida Nuban
ahh oppa jin yhung saranghe💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
2023-02-21
1