"Siapa Sona?"
Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang bertanya kepada Sona. Saat itu juga pikiran buruk Jun pada Sona dan Tito terhapuskan.
"Oh, ada tamu ya?" Wanita itu berjalan melihat siapa gerangan yang datang.
Jun dan Tito terdiam di tempatnya.
"Dia ... dia majikanku dulu, Bu, di ibu kota," tutur Sona kepada ibunya.
Saat itu juga Jun terperangah mendengarnya. Ternyata Sona hanya menganggapnya sebagai seorang atasan saja.
Sona, mengapa kau tidak mau mengakui kedekatan kita? Bukankah kita telah tinggal bersama dalam waktu yang lama?
Pada akhirnya Jun hanya bisa terdiam. Ia juga menyadari kesalahannya dulu kepada Sona. Sedang Tito tampak segera undur diri dari hadapan Sona dan ibunya. Ia dengan sopan berpamitan. Begitu juga kepada Jun.
"Jun, aku duluan."
Tito menepuk pundak Jun. Jun pun hanya bisa terdiam dalam kesal. Ia merasa selalu terlambat dari Tito. Tak lama kemudian terdengar suara mobil yang melaju dari jauh. Saat itu juga baru Jun sadari jika Tito datang dengan membawa mobil ke rumah Sona. Hanya saja tempat diparkirkannya lebih jauh.
Dia selalu mendahuluiku.
Ibu Sona mempersilakan Jun masuk. Jun pun tersadar dari lamunannya sendiri. Ia kemudian segera masuk ke dalam rumah Sona lalu duduk di atas lantai beralas karpet tipis. Ibu Sona juga meminta putrinya untuk segera membuatkan teh untuk Jun. Tampak Jun dan Sona yang masih berdiaman. Keduanya bak kaku saat bertemu.
Beberapa menit kemudian...
"Jadi Nak Jun bekas bosnya Sona dulu di kota?" tanya ibu Sona yang duduk bersama Jun.
Jun mengangguk. "Tapi aku tidak ingin dikatakan seperti itu, Bibi. Aku ingin biasa saja." Jun menuturkan keinginannya.
Sang ibu mengangguk-angguk. Ia melihat ke arah putrinya yang masih duduk diam di sisinya. Sang ibu pun merasakan perbedaan suasana hati putrinya saat bertemu dengan Tito dan Jun.
Mereka seperti sama-sama saling menyimpan rasa. Putriku tampak tidak berbicara apa-apa.
"Em, Bibi." Jun pun mulai mengutarakan maksudnya.
"Ya, ada apa, Nak Jun?" Ibu Sona pun segera menanggapinya.
"Em begini ...," Jun terhenti sejenak. "Aku ingin meminta izin untuk mengajak Sona berjalan-jalan sebentar. Apakah boleh?" tanya Jun penuh harap.
Sang ibu menoleh ke putrinya. "Bagaimana Sona?" Ia tampak menyerahkan urusannya kepada Sona.
Sona masih diam. Ia tidak banyak bicara. Namun, tak lama ia pun mengangguk. Sang ibu jadi semakin membenarkan apa yang ada di pikirannya. Jika sang putri memang mempunyai perasaan yang lebih terhadap Jun.
"Baiklah. Tapi kembali sebelum makan siang, ya. Nak Jun mau kan makan siang di sini?" tanya ibu Sona kepada Jun.
Jun pun melihat jam di tangannya. Ia mengukur waktu yang sudah hampir setengah sebelas siang. "Baik, Bi."
Pada akhirnya ia pun mengiyakan perkataan ibu Sona. Baik Jun maupun Sona akhirnya berpamitan untuk keluar rumah. Mereka akan menuju suatu tempat yang sejuk. Tak jauh dari rumah Sona berada.
Di jembatan desa...
Jun dan Sona pergi ke sebuah jembatan bendungan yang ada di desa. Di mana tempat itu sangat sejuk dan ramai pengunjungnya. Ada yang mencuci pakaian di sana, ada yang mencuci motornya, bahkan ada anak-anak yang bermandi dengan riangnya. Jun pun berusaha bicara kepada Sona. Setelah berdiaman lama di dalam mobil.
"Em ...," Jun ingin membuka pembicaraannya. "Aku ... aku ingin minta maaf," kata Jun tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.
Sona yang berdiri di sisi kirinya pun bertanya, "Maaf untuk apa, Tuan?" tanya Sona tanpa melihat ke arah Jun. Ia masih memandangi anak-anak yang mandi di bawah jembatan bendungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yuni Verro
cie yang malu
2023-03-02
1
Meyva Rantung
haii Thor , aku mampir 🥰
2023-02-28
0