...Jun...
...Sona...
...Tito...
.........
Andai aku tidak membantu pamanku.
Tito sebenarnya ingin berlama dan mampir terlebih dahulu ke rumah Sona. Tapi, ia mempunyai tugas untuk membantu sang paman mengaudit kinerja para pegawai PLN di desa. Sehingga ia pun tidak dapat berlama-lama.
Dengan langkah bahagia, Tito kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia kemudian melajukan mobilnya, pergi meninggalkan rumah Sona. Tampak Tito yang memerhatikan Sona dari kaca spionnya. Semburat senyum pun terlukis di wajahnya.
Dia mirip sekali.
Tito merasa bahagia karena hari ini bisa bertemu Sona kembali. Pertemuan terakhir mereka sekitar dua bulan yang lalu. Dan tentu saja membuat Tito tidak akan melupakan Sona. Karena Sona lah yang menyediakan makanan untuknya saat menginap di rumah Jun. Masakan Sona enak dan juga pelayanannya ramah. Tito pun ingin mengenal Sona lebih dekat. Tapi sayang ia terburu diajak pulang oleh temannya. Alhasil Tito tidak bisa berlama-lama di rumah Jun.
Kini takdir itu mempertemukan mereka kembali. Mereka bertemu dan Tito pun sudah mengetahui di mana rumah Sona. Lantas apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Tito akan memberikan penawaran yang menarik kepada Sona untuk bekerja di rumahnya?
Lusa kemudian...
"Pergi kalian! Jangan ganggu kami!"
Sona kedatangan tamu tak diundang. Seorang lintah darat yang bernama Edo. Ia datang bersama dua anak buahnya untuk menagih utang kepada ibu Sona. Sontak Sona pun berontak. Ia merasa tidak mempunyai utang lagi kepada siapapun.
"Eh, enak saja kau berkata seperti itu, Cantik. Ibumu masih punya utang tiga juta padaku. Mana mungkin aku pergi dari sini?" ucap Edo dengan nada mengejek.
"Ibu?" Sona pun menoleh ke arah ibunya.
Sona dan ibunya harus menghadapi tagihan utang hari ini. Yang mana sebelumnya sang ibu belum pernah menceritakannya. Sona pun tidak mempunyai persiapan untuk menghadapi tagihan utang tersebut.
"Maafkan ibu, Sona. Utang itu selama enam bulan kau bekerja di kota. Ibu tidak mempunyai penghasilan lebih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi ibu terpaksa meminjam uang padanya," tutur ibu Sona.
Sona pun menelan ludahnya. "Nanti akan kubayar utang ibuku. Tapi tidak sekarang. Tolong beri kami waktu," pinta Sona kepada lintah darat itu agar lekas pergi.
Edo kemudian melihat ke arah ibu Sona. "Hei, Wanita Tua! Sudah bilang padamu, berikan saja Sona padaku maka semua utang-utangmu akan kuanggap lunas. Bukankah begitu, Sona?" Edo membelai pipi Sona yang berada di hadapannya.
PLAK!
Saat itu juga sebuah tamparan keras mendarat di wajah Edo. Sona menampar wajah lintah darat itu tanpa berpikir lagi.
"Kurang ajar kau!" Edo pun mendorong Sona dengan kuat. Sontak Sona terjatuh. "Cepat ikat dia! Bawa gadis tak tahu diri itu ke rumahku!" Edo berapi-api. Tak terima ditampar oleh Sona.
"Jangan, tolong!" Ibu Sona pun segera melindungi.
"Dasar wanita tua!" Edo pun mendorong ibu Sona, tanpa melihat lagi apa yang ada di belakangnya. Lalu akhirnya...
"Ibu!!!" Sona pun berteriak histeris. Melihat ibunya terbentur dinding rumah. Ia segera berlari mendekati ibunya. "Ibu, bertahanlah." Sona melihat keadaan sekitarnya. "Tolong! Tolong!!!" Sona pun mencoba meminta pertolongan.
Namun, lintah darat bersama anak buahnya itu tidak menghiraukan. Mereka segera mengambil tali untuk mengikat Sona. "Tidak!" Sona pun melawan. Tapi satu lawan tiga tidaklah mungkin untuk menang. Pada akhirnya Sona pun dibekap sampai pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yuni Verro
itu edo kurang ajar banget
2023-02-25
0
Rain4ever
kak otor lagi suka kpop kayaknya
2023-02-04
1