Sabtu, pukul tiga sore waktu setempat...
Jun melihat ke sekeliling rumahnya. Ia mencoba mengingat kembali Sona yang sedang sibuk membersihkan rumah. Dari menyapu, mengepel, mencuci piring, bahkan sampai mencuci pakaiannya. Sona bak istri yang mengabdi kepada suaminya. Walau nyatanya ia digaji oleh pihak agensi.
Sistem gaji pihak agensi adalah pembayaran yang dilakukan pihak pengguna jasa akan diberikan kepada Sona dengan beberapa potongan. Sehingga Sona tidak menerima gaji utuh dari pemakai jasanya. Melainkan mendapat potongan beberapa persen sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya.
Kini bayangan akan ingatan masa lalu itu terulang kembali di benaknya. Bagaimana Jun yang bersikap dingin dan seolah tak peduli pada Sona. Padahal nyatanya ia memerhatikan Sona. Tak lain tak bukan karena rasa gengsi yang masih tinggi. Namun, pada akhirnya Jun juga harus mengakui jika Sona lah yang di hati.
Tinggal satu rumah dalam waktu lama dan bukan merupakan keluarga, pastinya menimbulkan getaran-getaran yang berbeda. Sebagai insan biasa tentunya lawan jenis dapat menimbulkan ketertarikan. Begitu juga dengan Jun ataupun Sona. Gaya tarik-menarik itu begitu kuat dirasakan oleh mereka. Kenangan akan kejadian di dapur itupun teringat kembali di benak Jun.
Waktu itu....
"Akh!"
Sona sedang mengiris daging untuk dimasak nanti. Tapi nyatanya jari Sona teriris oleh pisau. Sontak jari Sona berdarah. Kebetulan saat itu Jun sedang mengambil air dingin dari kulkas dapur. Dan tentu saja Jun cekatan untuk menolong Sona.
"Sona!" Ia melihat apa yang terjadi pada Sona.
Jun khawatir. Ia segera menghisap darah yang keluar dari jari Sona. Saat itu juga Sona hanya mampu melihat Jun yang membuang darah dari mulutnya, akibat jarinya yang terkena pisau. Jun seperti tidak sadar melakukannya.
"Tuan." Sona pun menegurnya.
Jun segera tersadar jika sedang menolong Sona. Ia kemudian membuang darah terakhir dari mulutnya lalu segera berkumur. Jun pun pergi dari dapur, meninggalkan Sona begitu saja. Tanpa kata, tanpa bicara. Di saat itu juga Sona tersadar jika Jun tidaklah sedingin yang ia kira. Karena nyatanya Jun mau menolongnya.
.........
"Sona, aku merindukanmu."
Jun merasa sedih saat mengingat kejadian itu. Di mana terjadi saat bulan ke dua Sona bekerja di rumahnya. Perasaan itu mulai tumbuh pada dirinya. Tapi Jun juga tersadar siapa Sona sebenarnya. Sona hanya seorang pembantu rumah tangga.
"Hah ...," Ia mengembuskan napasnya. "Mungkin memang sudah waktunya untuk menyatakan perasaan padanya." Jun berkata sendiri.
Lantas apakah Jun akan segera menyatakan perasaannya? Lalu bagaimana dengan Sona? Apakah dia mau menerima pernyataan cinta dari Jun?
Lusa harinya...
Dengan menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam akhirnya Jun tiba di depan kediaman Sona. Jun pun lekas memarkirkan mobilnya lalu menuju pintu rumah. Namun, saat ingin mengetuk, saat itu juga pintu rumah dibuka dari dalam. Dan ternyata Tito baru saja beranjak keluar.
Dia lagi!
Seketika Jun merasa kesal. Ia melihat sendiri jika Sona yang mengantarkan Tito keluar. Pikirannya pun langsung diselimuti oleh hal yang tidak-tidak. Tapi ia juga tidak ingin memicu keributan di rumah Sona.
"Jun, kau ke sini?" tanya Tito yang tampak menutupi rasa keterkejutannya melihat Jun datang ke rumah Sona.
"Kalian hanya berdua di rumah ini?" Jun langsung menanyakannya.
Tito menoleh ke arah Sona yang tampak terdiam. Sona juga seperti tak percaya jika Jun akan datang.
"Tuan?" Sona pun akhirnya tersadar siapa gerangan yang ada di hadapannya. Sontak jantung Sona berdetak kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yuni Verro
sona juga suka sama jun
2023-03-02
0