Ketemu

Aku harus mencari pekerjaan lain demi adik-adikku.

Sona tergabung dalam sebuah agensi pembantu rumah tangga. Dan sudah sebulan ini ia belum mendapat panggilan lagi. Sedang kebutuhan sehari-hari tidak bisa menunggunya mendapatkan pekerjaan. Sona pun harus berpikir ulang agar bisa mendapatkan uang. Ia tidak bisa tinggal diam.

Pagi harinya...

Kehidupan akan terus berjalan apapun yang terjadi. Berbagai kesusahan hidup harus tetap disyukuri. Begitu juga dengan sang ibu yang baru saja mendapat upahan bekerja di kebun karet yang ada di belakang rumah. Walaupun tidak banyak, tapi itu sudah cukup untuk membeli lauk pauk sehari-hari. Dan ibu Sona begitu mensyukurinya.

Sona sendiri ikut membantu tetangganya berjualan sarapan di pasar. Ia melakukan hal itu untuk mendapatkan sedikit uang. Tak lain tak bukan untuk membayar denda keterlambatan pembayaran listrik rumahnya. Dan setelah pukul sepuluh pagi, ia pun pamit pulang lalu pergi ke kantor PLN terdekat. Tapi, sesuatu terjadi saat ia mengantri. Sona bertemu dengan seseorang yang dikenalnya.

"Sona." Seseorang menyapa dirinya.

Sona yang tengah duduk itu menoleh ke asal suara dan melihat siapa sosok yang berjalan mendekatinya.

"Tito?"

Sona pun tidak percaya atas kehadiran Tito di kantor PLN yang ada di desanya. Sona berusaha memastikan jika yang dilihatnya memang benar Tito. Pemuda yang pernah bertemu dengannya di rumah Jun kala itu.

Pemuda itu memang benar adalah Tito. Teman dari teman Jun yang pernah datang ke rumah Jun saat Sona bekerja di sana. Dan entah mengapa Sona bertemu lagi dengan Tito di kantor PLN yang ada di desanya. Tito pun kemudian duduk di samping Sona. Yang mana kebetulan kursi di samping Sona kosong.

"Kau ada urusan apa datang ke sini, Sona?" tanya Tito kepada Sona.

Tampak wajah berbinar yang terpancar dari Tito saat melihat Sona kembali. Ia seperti melihat kekasihnya sendiri.

"Aku ... aku ingin membayar denda tagihan listrikku," jawab Sona sedikit ragu.

Tito mengangguk. "Boleh kulihat nota keterlambatannya?" tanya Tito lagi.

Sona menelan ludahnya. Ia merasa segan untuk memberikan nota itu.

"Tak apa." Tapi Tito meyakinkan jika hal itu tidak apa-apa baginya. Sona pun akhirnya memberikannya.

"Telat hampir tiga bulan, ya?" Tito melihat nota keterlambatan pembayaran listrik milik Sona. "Sebentar."

Ia kemudian beranjak bangun lalu menuju ke kasir. Tito pun mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar keterlambatan itu. Dan tak perlu menunggu lama, Tito pun melunasinya.

"Sona, ini." Tito memberikan nota pelunasan kepada Sona.

"Tito—"

"Tak apa, Sona." Tito pun tersenyum. Ia tidak mempermasalahkannya.

Saat itu juga Sona merasa tidak enak hati sendiri karena Tito telah membantunya membayarkan listrik. Bagaimanapun Sona dan Tito belum terlalu dekat. Ini adalah pertemuan ke tiga mereka. Keduanya belum banyak bertemu dan bersapa.

"Rumahmu di mana? Boleh kuantarkan pulang?" Lagi-lagi Tito bertanya kepada Sona.

Sona menjadi tak enak sendiri. "Tak jauh dari sini, kok," jawabnya. "Em, kalau begitu terima kasih, ya. Aku akan menggantinya nanti." Sona ingin berpamitan pergi.

"Tunggu." Tito pun segera menahannya. "Aku antarkan kau pulang, ya. Boleh?" Tito pun menawarkan dirinya.

Sontak Sona jadi bingung sendiri. "Tapi ...." Bola matanya bergerak ke sana ke mari.

"Tak apa. Aku bawa mobil. Jadi kau tidak akan kepanasan nanti. Ayo!" Tito pun mempersilakan Sona berjalan duluan di depannya.

Terpopuler

Comments

Yuni Verro

Yuni Verro

tito siapa

2023-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!