Mengutarakan Tujuan

Jun pun teringat dengan pembayaran yang bibinya lakukan ke pihak agensi Sona. Nominal sebesar empat juta itu jelas ditransfer oleh bibinya ke rekening agensi Sona. Tapi nyatanya Sona hanya menerima setengahnya saja. Jun pun merasa miris mengetahuinya.

"Em, begini saja, Bi. Aku akan menggaji Sona enam juta per bulannya. Apakah itu sudah cukup?" tanya Jun kepada ibu Sona.

"Enam juta?! Apakah itu tidak terlalu banyak?" Ibu Sona pun tak percaya mendengarnya.

Jun tersenyum. "Jika Bibi mengizinkan Sona bekerja kembali, aku akan membayar gajinya di muka. Aku harap Bibi berkenan," kata Jun lagi yang tentunya disambut suka cita oleh ibu Sona.

Pada akhirnya Jun benar-benar nekat untuk mendapatkan hati Sona. Ia tidak peduli lagi terhadap berapa besar uang yang akan dikeluarkan. Jun dibutakan oleh penyesalan. Ia ingin kembali bersama Sona seperti dulu lagi. Walaupun hanya sebatas majikan dan pembantu. Karena Jun tersadar Sona tidak akan mudah percaya dengan perasaan yang ada di dalam hatinya. Terlebih Jun dulu sangat dingin kepadanya. Maka dari itu Jun akan pelan-pelan meyakinkan hati Sona.

Lantas bagaimana dengan Tito sendiri? Bagaimana jika ia mengetahui Sona kembali bekerja di rumah Jun? Apakah Tito akan menunjukkan rasa ketertarikannya kepada Sona dan bersaing secara sehat dengan Jun?

Malam harinya...

Cuaca cerah berbintang menjadi saksi perjalanan Sona ke ibu kota. Malam ini juga Jun segera membawa Sona ke rumahnya. Tak lain untuk kembali bekerja. Atau yang lebih tepatnya agar Sona menetap di hatinya. Tidak pindah ke lain hati apalagi ke Tito sendiri.

Jun begitu nekat dan bergerak cepat untuk mendapatkan hati Sona. Ia menyerahkan pembayaran atas gaji Sona untuk satu bulan ke depan. Enam juta ia berikan tunai kepada ibu Sona. Jun juga memberikan alamat rumah dan nomor teleponnya kepada ibu Sona agar lebih meyakinkan. Jika Jun tidak akan berbuat macam-macam.

Jun juga tanpa sungkan memberikan sebuah ponsel kepada ibu Sona sebagai alat komunikasi dengan putrinya. Jun telah mempersiapkan itu semua. Tak lain semua demi wanita pujaannya, Sona tercinta. Dan kini pria berusia dua puluh tiga tahun itu tampak tersenyum manis kepada Sona di mobilnya. Hingga akhirnya keduanya tiba di kediaman Jun di ibu kota. Jun pun segera memarkirkan mobilnya.

"Akhirnya kita sampai." Jun tersenyum senang. Ia membuka pintu gerbang rumahnya.

Jun kembali masuk ke dalam mobil lalu memarkirkan di garasi. Sona pun keluar dari mobil Jun dengan membawa satu tas besar berisi pakaian hariannya. Sona lantas menunggu Jun menutup pintu gerbang kembali. Keduanya lalu berjalan menuju pintu masuk rumah keluarga Jun. Jun pun membukakan pintu rumahnya untuk Sona.

"Selamat datang kembali, Sona."

Jun tersenyum. Tidak ada lagi aura dingin dari dirinya. Jun berubah menjadi hangat setelah rasa penyesalan itu melanda hatinya. Sona pun tersenyum seraya membawa tasnya. Pada akhirnya keduanya masuk ke dalam rumah.

"Bibi sedang pergi ke luar negeri. Anaknya akan diwisuda esok ini." Jun menuturkan.

"Bibi tidak marah aku bekerja lagi di sini?" tanya Sona seraya masuk ke dalam rumah Jun.

Jun menggelengkan kepalanya. "Dia malah mengharapkan kau di sini menemaniku, Sona," kata Jun lagi lalu mengunci pintu rumahnya.

Seketika itu juga Sona tersipu malu sendiri. Ia merasa senang karena kehadirannya diinginkan oleh keluarga Jun.

Terpopuler

Comments

Yuni Verro

Yuni Verro

cie sona

2023-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!