"Siapa Mina?!" tanya Yana dari dalam. Yana pun segera menuju pintu untuk melihat tamu yang datang. "Eh?!" Ia pun terkejut melihat Jun.
"Hai, aku Jun. Aku teman Sona. Apakah dia ada di rumah?" Jun menanyakan Sona kepada Yana.
"Oh, temannya kak Sona." Yana pun mengangguk-angguk seraya melihat penampilan Jun dari atas ke bawah. "Kak Sona sedang dirawat di rumah sakit. Apakah ada pesan?" tanya Yana sekedarnya.
"Rumah sakit?" Jun pun bertanya sendiri. "Em, boleh aku tahu di mana rumah sakitnya?" tanya Jun lagi.
Pada akhirnya Yana menceritakan jika kakaknya itu jatuh pingsan lalu dibawa ke rumah sakit. Sontak Jun pun panik mendengar cerita itu. Ia lekas-lekas memberikan buah tangannya kepada Yana lalu bergegas pergi ke rumah sakit. Tentu saja ia mengkhawatirkan Sona. Terlebih pertemuan terakhir mereka kurang mengenakkan di hati.
Waktu itu...
"Tuan, aku ingin berpamitan. Masa kontrakku telah habis dengan pihak agensi." Sona berpamitan kepada Jun yang sedang menatap langit dari teras kolam renang rumahnya.
"Pergi saja kalau mau pergi. Tidak ada juga yang akan melarangmu," kata Jun tanpa memedulikan perasaan Sona.
Sona pun mengangguk sedih. Ia kemudian berbalik lalu lekas pergi meninggalkan Jun yang sedang berdiri di teras. Sona kemudian keluar rumah dengan diantarkan oleh bibi Jun sendiri. Bibi Jun pun hanya bisa mengusap dadanya saat melihat keponakannya begitu dingin kepada Sona. Padahal Sona sudah banyak membantunya selama enam bulan terakhir.
Usut punya usut, saat Sona menaiki mobil yang menjemputnya, saat itu juga Jun melihat kepergiannya dari balik tirai jendela. Ia menelan ludahnya dengan perasaan yang berkecamuk. Jun tidak rela Sona pergi dari rumahnya. Tapi, ia menutupinya.
Sang bibi lantas kembali masuk ke rumah. Jun pun segera duduk di sofa tamu sehabis melihat kepergian Sona. Ia pura-pura tidak melihat Sona.
"Kau keterlaluan, Jun." Sang bibi pun duduk di sofa seusai mengantarkan Sona.
"Aku tidak peduli." Jun tetap bersikukuh untuk tidak menghiraukan Sona. Ia pura-pura membaca artikel dari atas meja tamu.
Bibi Jun menghela napasnya. "Apa yang sebenarnya terjadi? Gelagatmu mencurigakan sekali. Bukankah selama ini Sona banyak membantumu?" tanya sang bibi sambil menyilangkan kedua tangan di dada.
Jun diam. Ia tidak mau menjawab.
"Oh, bibi tahu." Bibinya pun mulai menerka. "Kau cemburu saat teman dari temanmu itu datang dan menginap di sini, bukan?" Sang bibi menyelidiki.
"Dari mana bibi tahu?" Seketika itu juga Jun menanggapi.
"Kai dan Vio izin menginap di rumah ini saat bibi pulang kampung. Dan mereka bilang membawa satu temannya bernama Tito. Apakah karena itu?" Sang bibi menyelidiki.
"Bukan." Jun pun menjawab singkat.
"Hahhh ...," Sang bibi menghela napasnya lagi. "Baiklah. Itu terserah dirimu saja. Tapi ada baiknya jika membenci seseorang jangan sampai terlalu membenci. Karena suatu saat kau bisa jatuh hati." Sang bibi menasihati lalu beranjak pergi. Ia tidak ingin memedulikan kekerasan hati Jun.
Jun pun menelan ludahnya. Ia merasa ucapan sang bibi memanglah benar. Tapi ia merasa bingung bagaimana mengungkapkan isi hatinya. Jun belum mempunyai keberanian untuk jujur. Ia menjaga gengsinya karena Sona bukanlah dari kalangan orang kaya.
.........
Sona, maafkan aku.
Jun menyesal. Nyatanya ia merindukan Sona dan ingin segera bertemu. Ia juga ingin meminta maaf atas sikapnya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yuni Verro
telat jun
2023-02-25
0