Sejuta Cinta Untuk Alana
Suasana di kediaman Devan selalu ramai karena perdebatan Shaka dan kakak perempuannya. Setiap pagi Shaka selalu ribut dengan Acha, kakaknya yang masih menyendiri, meski umurnya sudah kepala tiga. Shaka selalu saja direpotkan dengan Acha untuk mengantar ke rumah sakit sebelum Shaka pergi ke kantor. Acha memang dekat dengan Shaka, daripada dengan Fatih, karena Fatih terlalu pendiam, tapi dia sangat penurut dengan kakak dan mamanya.
“Shaka, Kakak, ribut mulu kalau mau sarapan,” lerai Fatih.
“Kak, kamu punya mobil malah nebeng adikmu terus, mobil kamu lama-lama papa jual nanti!” tukas Devan.
“Biar, biar Shaka gak pacaran mulu, Pa!” jawab Acha.
“Makanya kakak cari pacar dong?” seloroh Fatih.
“Kamu aja kalah sama Shaka, kamu belum punya pacar, kan?” ledek Acha.
“Punya, tapi gak seheboh Shaka,” jawab Fatih.
“Awas kamu sampai pacaran sama cewek itu, aku gak setuju, Kak!” ucap Shaka.
“Cewek yang mana, Shaka? Enggak, gak sama dia lah, kayak gak ada perempuan lain saja!” jawab Fatih.
“Kalian pagi-pagi berdebat masalah pacar. Ini anak mama udah punya pacar rupanya? Siapa pacarmu, Tih? Kenalkan sama mama dong? Masa mau dilangkahin Shaka, dia sudah minta melamar pacarnya tuh,” tanya Nadia.
“Ih mama, gak ah, Fatih gak punya pacar, memang Shaka, bucin mulu sama pacarnya. Gak apa-apa Shaka nikah dulu, daripada nantinya dia pacaran yang gak-gak?” jawab Fatih.
“Ish ... aku pacaran biasa saja, Kak! Yang gak-gak gimana? Kakak kek gak tahu saja aku sama Vania bagaimana? Kan kakak tahu aku pacaran sama Vania dari SMP?” ucap Shaka.
“Dari cinta monyet, sampai cinta kera!” tukas Acha.
“Ih sirik aja nih, makanya sana ih nikah dulu, biar aku segera melamar Vania,” ucap Shaka.
“Shaka, gak ada kata melamar atau menikah, sebelum kedua kakakmu menikah!” tegas Devan.
“Ih papa? Papa kan tahu sendiri mereka berdua gak ada niatan cari pacar?” protes Fatih.
“Kamu kira cari pacar kek nyari makanan di pinggir jalan, Ka?” ujar Acha.
“Gak tau tuh anak, dasar bucin kamu, Ka,” ucap Fatih.
“Sudah sarapan dulu, jangan berdebat lagi,” lerai Nadia.
Nadia mengambilkan sarapan untuk Devan. Semuanya hening, menikmati makanannya masing-masing. Seperti biasa, saat sedang kumpul bersama, baik sarapan, atau makan malam, Nadia selalu teringat Ayleen. Sudah dua puluh tahun, belum ada kabar sedikit pun tentang Ayleen.
Acha sekarang sudah menjadi seorang dokter. Cita-citanya tercapai, ia ingin sekali menjadi Dokter spesialis Bedah. Ia mendapatkan restu dan dorongan dari kedua orang tuanya untuk menjadi seorang dokter. Kariernya sebagai seorang dokter sangat bagus, namun sayangnya di usianya yang sudah 32 tahun, Acha belum tertarik untuk menikah. Ia sudah memiliki teman dekat, tapi ia masih belum mau menikah, belum siap untuk menikah.
Fatih, dia baru saja menyelesaikan S2 nya. Sekarang ia memimpin perusahaan milik papanya, dan ia sangat menuruni papanya, pandai berbisnis, dan menjadi pengusaha muda yang sukses di usianya yang baru menginjak 24 tahun. Fatih menjadi pria yang agak dingin dengan perempuan, dia selalu merasa belum cukup untuk membahagiakan mama dan papanya, jadi Fatih tidak memikirkan untuk menjalin hubungan dengan perempuan meski ia sudah memiliki pandangan perempuan untuk dijadikan kekasihnya.
Sedangkan Shaka, anak ketiga Devan. Dia benar-benar titisan Devan, mulai dari wajahnya yang tidak kalah tampan dengan Fatih, pandai berbisnis, menjadi pengusaha yang masih sangat muda, karena baru saja ia lulus S1 dan sedang mengejar S2 nya, dan dia seperti Devan, tempramen, bar-bar, dan satu lagi, dia sangat bucin dengan wanita yang ia cintai. Sejak SMP Shaka sudah berani mengenalkan pacarnya pada mama dan papanya. Padahal kedua kakaknya sama sekali belum memikirkan pacar. Sekarang di usianya yang baru 22 tahun, ia sudah merengek ingin melamar kekasihnya.
“Melihat Acha, Fatih, dan Shaka rame berdebat, kadang terlintas dalam pikiranku, bagaiman Ayleen di luar sana? Sedang apa dia? Di mana dia? Dengan siapa? Masih adakah, atau sudah tidak ada? Dia baik-baik saja atau tidak? Sehat atau tidak? Bertemu orang baik atau jahat? Selalu setiap hari pertanyaan-pertanyaan itu muncul di pikiranku. Mama kangen kamu, Lin. Kamu sekarang seperti apa, Lin?” ucap Nadia dalam hati. Nadia menatap ke segala arah dengan tatapan kosong. Devan tahu istrinya sedang memikirkan Ayleen, seperti itu setiap hari, Nadia tidak lepas tentang Ayleen, pun dengan Devan dan semua kakak-kakaknya Ayleen.
“Ma, makan dong?” ucap Devan.
“Ah iya, Pa,” jawab Nadia.
“Mama ... sudah ya, Lin pasti baik-baik saja, Ma. Acha yakin Lin baik-baik saja,” ucap Acha.
“Iya, Ma. Fatih juga yakin Lin baik-baik saja,” imbuh Fatih.
“Kalau ada Lin pasti tambah rame di rumah ya, Pa, Ma? Kayak apa dia gedennya? Pasti dia kayak mama, dia cantik, pintar, pokonya kayak mama sekali,” ucap Shaka.
“Sudah jangan buat mama tambah sedih, kita semua merindukan Ayleen, semoga dia baik-baik saja. Kita semua memang masih mengharapkan Ayleen kembali, kita akan bertemu Ayleen suatu hari nanti, papa percaya itu,” ucap Devan.
“Ya sudah Pa, Ma, Fatih berangkat dulu, ya?”pamit Fatih pada mama dan papanya.
“Kamu hati-hati. Nanti siang papa tunggu di cafenya Tiara. Anaknya Om Rendi, kamu tahu, kan?” ucap Devan.
“Oke, jadi mau ketemu Kak Zhafran sama Om Arkan?” tanya Fatih.
“Opa kali, Kak? Bukan om?” tukas Shaka.
“Iya Opa Arkan, tapi selalu tidak mau dipanggil opa, karena Opamu itu merasa masih muda,” jawab Nadia.
“Ya mau gimana lagi, Arkan maunya dipanggil kalian om?” ucap Devan.
“Sudah enaknya saja bagaimana, mau manggil om atau opa,” ucap Nadia.
“Oke, nanti setelah makan siang Fatih ke sana. Fatih ada rapat sama karyawan pagi ini. Fatih berangkat,” ucap Fatih, lalu mencium mamanya.
Acha dan Shaka pun pamit untuk berangkat. Shaka mengantar kakaknya lebih dulu ke rumah sakit. Padahal Acha punya mobil sendiri, tapi sudah satu minggu lebih Acha sedang malas nyetir sendiri. Untung saja Shaka adik yang penurut dan sangat menghormati kakak perempuannya, juga menyayanginya.
Shaka melajukan mobilnya sambil mendengarkan musik. Acha masih kepikiran soal Fatih, karena kemarin sore dia melihat adiknya dengan perempuan yang tak lain adalah pelayan di cafe milik Tiara.
“Apa nanti siang aku minta Shaka untuk antar ke cafenya Tiara saja? Penasaran sama cewek itu, cantik sih, tapi masa iya sih, Fatih sekali kenal cewek malah pelayan cafe? Gak banget dia, kariernya masih bagus-bagusnya malah pacaran sama pelayan cafe? Itu cewek bener apa gak kan gak tahu?” gumam Acha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sri Widyastuti
akhirnya ☺️☺️☺️🙏🙏🙏🙏
2023-02-02
0
mampir Thor
2023-02-02
0