Berlomba Mengirim Makanan

Setelah mengantar Nina pulang lebih dulu ke rumah, Ardha mengantar Alana ke cafe tepat waktu, malah Alana sampai lima belas menit sebelum jam kerjanya di mulai. Alana pamit dengan Ardha untuk masuk ke dalam dan siap-siap bekerja. Siang ini Alana cukup fresh pikirannya, beban pikirannya rasanya berkurang, pagi hari ia langsung bisa menemui dosen pembimbingnya, dan semuanya lancar, siangnya ia bisa bermain dan bercanda dengan Nina, yang paling membuatnya lega hari ini, ia bisa teapat waktu lagi berangkat kerjanya, setelah hampir dua minggu ia terlambat, dan pulang cukup larut.

“Tumben kamu sudah datang, Lan?” Tanya Mia partner kerja Alana, dan teman satu kost dengan Alana. Tapi Alinka berangkat pagi pulang sore.

“Tadi di kampus cepat, jam sepuluh sudah selesai menemui dosen, Mbak. Jadi ya cepet,” jawab Alana.

“Kamu datang tidak terlambat saja Pak Alka khawatir, dari tadi mondar-mandir tanya kamu sudah datang belum?” ucap Mia.

“Ngapain tanya? Kan sudah tahu jam kerja saya jam berapa, Mbak? Aneh memang dia. Tanya boleh lah kalau aku belum datang, kalau aku terlambat, nah belum mulai jam kerjaku sudah ditanya, memang aneh tuh orang dari semalam aneh sekali,” ucap Alana.

“Dari semalam? Memang kamu habis ngapain sama Pak Alka? Jangan bilang kalian pacaran?” tanya Mia penasaran.

“Ih pacaran bagaimana? Gak ada apa-apa semalam, Cuma dia telfon aku semalam, ya pokoknya begitu lah!” ucap Alana gugup, kenapa dia sampai keceplosan bicara seperti itu.

“Begitu bagaimana? Hayo ... tapi gak apa-apa sih, dia kena karmanya kalau begitu, Lan,” ujar Mia

“Karma bagaimana, Mbak? Mbak ini aneh. Sudah ah mau kerja, tuh jam kerja saya mau mulai lima menit lagi, nanti yang ada batrei Alkaline ngomel mulu!” ucap Alana dengan terkekeh.

“Batrai Alkaline baru isi daya mungkin, Lan, jadi tegangannya beda.” Ucap Mia dengan terkekeh.

“Mbak Mia ini ada-ada saja bicaranya. Kalau kemarin dayanya mau habis jadi marah-marah mulu ya, Mbak? Atau ini kebalikannya? Dayanya makin lemah, kudu diganti nyawa,” ucap Alana tak kalah terkekehnya.

“Memang nyusahin tuh sih batrai, sejak Bu Tiara gak di sini semakin kacau, sok yes banget si Alkalin,” ucap Mia lirih, tapi terdengan temannya yang lain.

“Iya benar, dia itu aneh. Tapi anehnya sama kamu saja, Lan. Suka dia sama kamu kayaknya,” ucap teman Alana yang lain.

“Ih suka bagaimana, Mbak? Lagian kalau dia suka, siapa yang mau pacaran sama batrai?” jawab Alana dengan terkekeh.

Alka mendengar Alana bercanda dengan temannya, ia juga mendengar Alana menyebut namannya Alkaline. Alka hanya diam saja, ia senyum-senyum sendiri melihat Alana tertawa renyah seperti itu. Baru kali ini dia melihat gadis pendiam seperti Alana tertawa lebar dan bahagia seperti itu. Alana yang ia tahu adalah gadis pendiam, ternyata bisa juga Alana bercanda seperti itu dan merubah namannya menjadi merk batu baterai.

Alka benar-benar gemas melihat Alana yang seperti itu. Bukannya dia marah karena Alana menyebut namanya seperti merk batu baterai, Alka malah tersenyum karena Alana bisa tertawa lepas seperti itu. Alka kembali ke ruangannya dengan senyum-senyum sendiri, membayangkan wajah Alana  yang bahagai sekali saat tadi.

“Aneh sekali rasanya, dia mengubah namaku, mengejek aku dengan mengganti namaku dengan merk batu baterai, tapi rasanya aku malah ingin tertawa melihat Alana sebahagia itu. Baru kali ini selama tiga bulan aku memegang cafe Kak Tiara, aku melihat Alana tertawa lepas. Wajahnya polos, cantik, lucu, dan menggemaskan, aku jadi semakin penasaran, gadis yang seperti apa dia? Aku bodoh sekali, harusnya dari awal aku baik dengan dia, gak perlu setiap hari marahin dia kalau datang terlambat, kan memang dia kuliah, dan sedang urus skripsi? Ah bodoh sekali kamu, Alka ... Benar kata Mas Ardha, tidak semudah di FTV, bos galak ujungnya pacaran sama karyawannya. Kayak gini kan aku jadi susah sendiri mau ngedeketin Alana? Mana saingannya ketat banget, ada Mas Ardha, dan satu lagi Fatih? Nanti ternyata ada lagi?” ucap Alka dalam hati.

^^^

Seperti yang Ardha bicarakan saat makan es krim dengan Nina dan Alana kemarin, sore ini Ardha akan mengajak Alana ke pameran lukisan. Karena dia sibuk di kantor, dan harus menemui klien lebih dulu, jadi ia mengajak Alana sore ke pameran lukisannya. Alana juga hari ini sibuk, mumpung libur ia beres-beres kamar, menata kamar yang berantakan, karena akhir-akhir ini dia harus berangkat pagi, pulang malam, jadi tidak sempat menata kamarnya.

Jam makan siang, Ardha masih sibuk dengan pekerjaannya, tapi ia menyempatkan memberi kabar pada Alana, dan memberitahu kalau dia mengirim makanan ke rumahnya.

“Alana, jangan lupa makan siang. Nanti ada ojol yang kirim makanan ke kost kamu.” ~ Ardha.

Alana masih belum selesai beres-beres, ia juga harus menata buku-buku miliknya, membereskan semuanya supaya tertata rapi. Setengah hari ia gunakan waktunya untuk beres-beres rumah. Alana tidak peduli dengan ponselnya, ia memang menggunakan mode senyap, tidak ada dering dan getar, karena dia tidak mau diganggu kalau sedang beres-beres.

Ardha menengok ponselnya, belum ada balasan dari Alana, ia tahu kalau Alana sedang sibuk, karena dari pagi ia sudah bertukar kabar dengan Alana, dan Alana bilang kalau dirinya akan beres-beres kamarnya, supaya nanti sore kalau ia bisa pergi dengannya.

“Jangan lupa makan, Alana. Ini sudah waktunya jam makan siang. Jangan lupa juga nanti sore saya jemput kamu.” ~ Ardha.

Fatih pun dari tadi mencoba menghubungi Alana, tapi tidak ada jawaban dari Alana. Ia mengirim pesan pun, tidak ada jawaban dari Alana. Hari ini Fatih tahu kalau Alana libur, ia ingin mengajak Alana makan siang, tapi sampai jam makan siang datang, Alana tidak menjawab telefon atau membalas pesannya.

“Ya sudah, aku kirim dia makanan saja, kali saja dia sedang sibuk dengan pekerjaan rumahnya, atau skripsinya. Hari ini dia kan libur,” ucap Fatih dalam hati.

“Alana, jangan lupa makan siang. Aku kirim kamu makanan, supaya kamu gak keluar cari makan siang.” ~ Fatih.

Begitu pula Alka, ia semakin perhatian dengan Alana, sejak kemarin Alka tidak memarahi Alana, ia mulai perhatian dengan Alana sedikit demi sedikit. Dan, hari ini Alka pun mengirimkan makan siang untuk Alana. Ia tidak mau pujaan hatinya kelaparan dan repot beli makan di luar untuk makan siang.

“Lan, aku kirim makan siang buat kamu, ya? Harus dimakan, jangan telat makan, nanti kamu sakit, kalau sakit kan gak bisa berangkat kerja. Kalau gak berangkat kerja Alkaline kesepian, gak ada yang bisa Alkaline marahi.” ~Alka.

Seperti sedang berlomba mengirim makanan untuk pujaan hatinya. Entah bagaimana reaksi Alana nanti kalau dia tahu tiga pria pengagumnya mengirimkan makan siang untuk dirinya.

Terpopuler

Comments

aku mampir Thor masih nyimak udah lupa cum ingat om Rico aja sama dua istrinya

2023-02-06

0

Aflah Nasution

Aflah Nasution

alka anak siapa ? ini peran baru

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Merindukan Ayleen
2 Dia Alana
3 Kebelet Nikah
4 Pesonamu Mengalihkan Dunia
5 Kalah Cepat
6 Selalu Mendoakan Ayleen
7 Kalah Cepat Lagi
8 Merindukan Ibu
9 Berlomba Mengirim Makanan
10 Kalian Mau NIkung Aku?
11 Kalian Bertiga Kompak Sekali
12 Ingin Mendengar Kisah Cinta Mama dan Papa
13 Siapa Yang Akan Menyayangiku Kalau Bukan Mama?
14 Sudah Saatnya Kalian Tahu
15 Kabar Bahagia
16 Terkuaknya Sandiwara
17 Dipecat
18 Bersaing Dengan Sehat
19 Aku Akan Menunggumu
20 Bertemu Lagi
21 Kecurigaan Fatih
22 Menikmati Dunia Barunya
23 Ingin Membuktikan
24 Makin Ke sini, Makin Tak Karuan
25 Penolakan Alana
26 Apa Aku Jatuh Cinta?
27 Cinta Tak Butuh Alasan
28 Semoga Dia Yang Terbaik
29 Menemukan Bukti
30 Makan Malam Penuh Kedukaan
31 Mendapat Sugar Daddy
32 Cinta Yang Tulus
33 Tidak Rela
34 Kamu Mencintainya?
35 Bagai Pinang Dibelah Dua
36 Harusnya Aku
37 Istri Terbaik
38 Kenang-Kenangan Dari Alana
39 Menerima Tantangan Zhafran
40 Bulan Madu Yang Tertunda
41 Kejujura Hati
42 Senyum Kemenangan
43 Kecanduan
44 Merindukan Alana
45 Cucu Sekaligus Menantu
46 Kembali Bertemu
47 Kado Yang Sama
48 Ibu Sambung Yang Sempurna
49 Pura-Pura Mencintai
50 Masih Mencintainya
51 Dua Garis Merah Di Dua Testpack Berbeda
52 Aku Mencintai Alana
53 Dia Yang Paling Mengerti Alana
54 Pernikahan Zhafran
55 Bertemu
56 Mengantar Check-Up
57 Menuruti Kemauan Alana
58 Rindu Ayah
59 Selamatkan Alana
60 Semua Mencintaimu
61 Aku Papanya!
62 Berdebat Soal Nama Bayi
63 Cemburu Dengan Kakak Kandung
64 Kabar Bahagia Dari Fatih
65 Kecurigaan Zhafran
66 Siapa Askara?
67 Momen Berharga Menjadi Ibu
68 Belum Siap Jatuh Cinta Lagi
69 Nikah, yuk?
70 Kamu Yang Terakhir
71 Jangan Menyimpan Dendam
72 Berbesanan Dengan Keponakan
73 Kutunggu Jandamu
74 Kamu Juga Papanya
75 Melamar
76 SAH
77 Negosiasi
78 Honeymoon Dadakan
79 Honeymoon Dadakan Part 2
80 Belum Bisa Move On
81 Liburan Ke Bali
82 Ikatan Batin Yang Cukup Kuat
83 Rencana Touring Jakarta - Yogyakarta
84 Jiwa Mudanya Masih Sangat Kental
85 Bagian Tersulit Bukanlah Patah Hati (Ending)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Merindukan Ayleen
2
Dia Alana
3
Kebelet Nikah
4
Pesonamu Mengalihkan Dunia
5
Kalah Cepat
6
Selalu Mendoakan Ayleen
7
Kalah Cepat Lagi
8
Merindukan Ibu
9
Berlomba Mengirim Makanan
10
Kalian Mau NIkung Aku?
11
Kalian Bertiga Kompak Sekali
12
Ingin Mendengar Kisah Cinta Mama dan Papa
13
Siapa Yang Akan Menyayangiku Kalau Bukan Mama?
14
Sudah Saatnya Kalian Tahu
15
Kabar Bahagia
16
Terkuaknya Sandiwara
17
Dipecat
18
Bersaing Dengan Sehat
19
Aku Akan Menunggumu
20
Bertemu Lagi
21
Kecurigaan Fatih
22
Menikmati Dunia Barunya
23
Ingin Membuktikan
24
Makin Ke sini, Makin Tak Karuan
25
Penolakan Alana
26
Apa Aku Jatuh Cinta?
27
Cinta Tak Butuh Alasan
28
Semoga Dia Yang Terbaik
29
Menemukan Bukti
30
Makan Malam Penuh Kedukaan
31
Mendapat Sugar Daddy
32
Cinta Yang Tulus
33
Tidak Rela
34
Kamu Mencintainya?
35
Bagai Pinang Dibelah Dua
36
Harusnya Aku
37
Istri Terbaik
38
Kenang-Kenangan Dari Alana
39
Menerima Tantangan Zhafran
40
Bulan Madu Yang Tertunda
41
Kejujura Hati
42
Senyum Kemenangan
43
Kecanduan
44
Merindukan Alana
45
Cucu Sekaligus Menantu
46
Kembali Bertemu
47
Kado Yang Sama
48
Ibu Sambung Yang Sempurna
49
Pura-Pura Mencintai
50
Masih Mencintainya
51
Dua Garis Merah Di Dua Testpack Berbeda
52
Aku Mencintai Alana
53
Dia Yang Paling Mengerti Alana
54
Pernikahan Zhafran
55
Bertemu
56
Mengantar Check-Up
57
Menuruti Kemauan Alana
58
Rindu Ayah
59
Selamatkan Alana
60
Semua Mencintaimu
61
Aku Papanya!
62
Berdebat Soal Nama Bayi
63
Cemburu Dengan Kakak Kandung
64
Kabar Bahagia Dari Fatih
65
Kecurigaan Zhafran
66
Siapa Askara?
67
Momen Berharga Menjadi Ibu
68
Belum Siap Jatuh Cinta Lagi
69
Nikah, yuk?
70
Kamu Yang Terakhir
71
Jangan Menyimpan Dendam
72
Berbesanan Dengan Keponakan
73
Kutunggu Jandamu
74
Kamu Juga Papanya
75
Melamar
76
SAH
77
Negosiasi
78
Honeymoon Dadakan
79
Honeymoon Dadakan Part 2
80
Belum Bisa Move On
81
Liburan Ke Bali
82
Ikatan Batin Yang Cukup Kuat
83
Rencana Touring Jakarta - Yogyakarta
84
Jiwa Mudanya Masih Sangat Kental
85
Bagian Tersulit Bukanlah Patah Hati (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!