Tiga bulan telah berlalu, Alana bisa bernapas lega karena dia tidak lagi bertemu dengan orang yang mungkin akan membuat hidupnya bertambah rumit. Namun, ia pasti tidak akan menghindari mereka hari ini, karena hari ini dirinya wisuda. Alana yakin baik Ardha atau Fatih pasti akan datang ke kampusnya hari in. Alana ke kampus dengan didampingi ibunya, dan budhenya. Padahal di saat momen seperti ini harusnya ayahnya turut bahagaia.
“Anak ibu cantik sekali,” puji Bu Arofah pada Alana.
“Kan ibu juga cantik, wajar Alana cantik,” jawab Alana.
“Maafkan ibu ya, Lan,” ucap Arofah.
“Ibu, jangan menyalahkan diri ibu terus. Sudah Alana tidak mau ibu sedih, ini kan hari bahagia Alana,” ucap Alana. “Harusnya ayah di sini juga ya, Bu?”
“Lan, ayahmu sudah tenang, dia pasti bangga lihat kamu lulus dengan nilai terbaik. Sudah jangan sedih, meski hanya ibumu dan budhe yang mendampingimu,” ucap Aninggar.
“Iya budhe, harusnya budhe itu ajak Iwan ke sini. Iwan curang, sekarang dia malah sibuk kerja,” ucap Alana.
“Iwan itu dipercaya sama bosnya, jadi ya dia tidak enak mau meninggalkan pekerjaannya cukup lama,” jawab Aninggar.
“Ya sudah kita berangkat sekarang?” tanya Arofah.
“Iya sekarang saja, itu taksinya juga sudah datang,” jawab Aninggar.
“Budhe, makasih sekali, Alana merepotkan budhe sejak Alana pindah kost,” ucap Alana.
“Tidak apa-apa, sudah kamu juga tanggung jawab budhe, ayo berangkat,” ajak Aninggar.
Sejak ia pindah tempat kost, Alana memang baru mendapatkan pekerjaan dua bulan setelahnya. Beruntung budhenya setiap bulan pasti mengirim uang untuk Alana, untuk sekadar uang jajan, begitu juga dengan sepupunya, sejak ia bekerja, ia selalu mengirim uang untuk Alana. Alana sudah Iwan anggap seperti adiknya sendiri, pun dengan Aninggar, ia juga sangat menyayangi Alana, seperti dia menyayangi anaknya sendiri.
^^^
Fatih tahu kalau Alana hari ini wisuda, ia tahu dari teman dekat Alana di kampusnya. Tapi selama tiga bulan itu Fatih benar-benar tidak pernah melihat Alana, Alana seperti menghindar dari dirinya dan Ardha. Fatih paham, Alana pasti tidak mau ada kejadian seperti dengan Alka kemarin, jadi dia menghindar dari dirinya dan juga Ardha.
“Mama mau ikut? Alana hari ini wisuda, katanya mama pengin kenal dan lihat Alana?” tanya Fatih.
“Boleh, mama penasaran sekali sama Alana itu, apa kamu menyukainya?” tanya Nadia.
“Kalau misal Alana menerima Fatih, apa mama dan papa setuju, meski belum tahu siapa ibunya Alana, dan bagaimana kehidupan Alana dan keluarganya di desa?”
“Apa yang menurut kamu baik, mama akan mendukung kamu, Nak,” jawab Nadia.
“Ya, papa sependapat dengan mama. Papa yakin Alana itu gadis yang baik,” imbuh Devan.
“Tapi tiga bulan ini, aku tidak pernah bertemu Alana, dia seperti menghindari semua orang yang berhubungan dengan Alka. Ya pasti dia merasa sedikit trauma akan ada peristiwa yang tak terduga seperti kemarin sih. Tiara yang baik dengan dia, tiba-tiba langsung bertindak seperti itu hanya karena adiknya mendekati Alana. Ya wajar kalau Alana menghindari aku,” jelas Fatih.
“Iya takut tuh kali saja Kak Acha kan sama kek Kak Tiara, kan sering bareng sama Kak Tiara dan Kak Lina,” ucap Shaka.
“Kenapa kakak di bawa-bawa, Ka?”
“Ya sepertinya kakak memang gak suka sih Kak Fatih dekat sama Alana, aku juga sih, ya karena kan menurut aku nih belum tahu dan jelas bagaimana keluarga Alana di desa,” ucap Shaka.
Fatih memang berpikir seperti itu, memang dia juga belum tahu bagaimana keluarga Alana, siapa ibunya, dan katanya dia juga anak angkat. Dia pun sebetulnya ingin tahu sekali soal Alana, tapi selama tiga bulan Alana menghilang, tidak bisa ia temui, dan nomornya juga sudah tidak aktif.
“Sepertinya kamu suka sekali dengan Alana, Tih? Jangan-jangan kamu beneran naksir sama dia?” tanya Acha. “Tih, cari pasangan itu dicari tahu dulu asal-usulnya, jangan asal suka, jatuh cinta, lalu dijadikan pasangan kamu. Kita juga kan harus mengetahui siapa keluarganya, bagaimana juga kehidupannya? Jangan asal jatuh cinta, dan aku menerima kamu apa adanya,” tutur Acha.
“Wah, kayaknya sudah tertular virusnya Kak Tiara nih?” ucap Fatih. “Aku paham soal itu, Kak. Ya, aku sih gak terlalu seperti Kak Alka. Kakak tahu sendiri kan Kak Alka sudah dijodohkan, ya pantas dong kakaknya menegur dia? Sedang aku, aku jomlo lho, Kak? Katanya suruh cepat-cepat punya pacar? Sudah ada yang kebelet kawin soalnya,” lanjut Fatih.
“Iya dong, kalian pada nikah sana, tapi cari pasangan yang jelas!” ucap Shaka.
“Sudah yang penting hari ini mama ikut kamu ke kampus Alana, mama penasaran sekali sama Alana,” pinta Nadia.
Entah kenapa sejak Devan bilang Alana mirip dengannya, dia semakin penasaran. Nadia ingin memastikan apa yang ada di dalam hatinya saat ini, setelah Devan bilang Alana mirip sekali dengan dirinya. Ia ingin memastikan kalau Alana adalah anaknya yang hilang atau bukan.
“Memang di dunia ini banyak yang mirip denganku, tapi baru kali ini suamiku bilang ada gadis seusia Ayleen mirip denganku. Sejak itu, ingin sekali aku bertemu dengan gadis itu, apalagi bulan lahir dan tanggal lahirnya sama dengan tanggal dan bulan saat Ayleen hilang,” gumam Nadia.
^^^
Selesai acara wisuda, Alana keluar dari auditorium, tidak lupa ia juga berfoto dengan ibu dan budhenya untuk kenang-kenangan. Alana memeluk erat ibunya, ia bersyukur bisa menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu, bahkan belum waktunya ia lulus, Alana sudah lulus menjadi sarjana.
Alana melihat ada Ardha yang datang, dan langsung menghampirinya. Ia membawakan paperbag warna biru muda, dan buket bunga untuknya. Dengan langkah tegap Ardha menghampiri Alana yang baru selesai berfoto dengan ibunya.
“Pak Ardha?” ucap Alana lirih.
“Siapa, Lan?” tanya Arofah dan Aninggar bersamaan.
“Itu teman Alana, Pak Ardha namanya, dia saudara bosnya Alana di cafe yang kemarin Alana kerja,” jawab Alana.
“Oh, begitu? Budhe kira pacar kamu?” ucap Aninggar.
“Budhe jangan begitu, Alana belum mau pacaran, masih banyak impian yang belum Alana capai, Alana ingin membahagiakan ibu dulu,” ucap Alana.
Ardha menghampiri Alana dengan senyumana menawan. Alana mengulas senyum di wajahnya, ia tidak mau mengecewakan Ardha yang sudah datang, jadi ia tidak menghindarinya.
“Hai, Lan, apa kabar?” sapa Ardha.
“Hai Pak Ardha, Alhamdulillah baik,” jawab Alana.
“Syukurlah kalau begitu. Oh iya Alana, selamat ya? Akhirnya cumlaude juga. Aku bangga sekali melihat kamu. Ini hadiah untukmu, ada dua, yang satu hadiah ulang tahunmu, dan yang satu hadiah untuk hari spesialmu ini.” Ardha memberikan hadiah untuk Alana.
“Terima kasih, Pak. Ini repot-repot sekali, ulang tahunku sudah lewat, masa dikasih kado?” ucap Alana. “Oh iya, Pak, ini ibu saya, dan di sebelahnya budhe saya.” Alana mengenalkan ibu dan budhenya pada Ardha.
“Salam kenal, ibu, budhe. Saya Ardha, teman Alana.” Ardha pun mengenalkan dirinya pada ibu dan budhenya Alana.
“Salam kenal juga, teman atau pacar keponakan saya?” tanya Aninggar.
“Kalau pacar memang boleh?” jawab Ardha.
“Kami hanya berteman budhe. Pak Ardha ini yang memberikan pekerjaan untuk Alana saat Alana kerja di cafe, sekarang kan Alana sudah keluar, dan baru bertemu Pak Ardha lagi di sini,” jelas Alana.
“Oh, begitu. Ibu juga mengira Pak Ardha ini pacarmu, Lan,” ucap Arofah.
“Ibu ... Alana belum mau pacaran, ibu harusnya doakan Alana, supaya Alana dapat pekerjaan yang bagus setelah ini, bukannya doain punya pacar, itu nanti. Pekerjaan harus dicari, harus bisa membahagiakan diri dulu, dan membahagiakan ibu. Soal pacar dan pendamping hidup itu pelengkap yang nantinya akan datang sendiri,” jelas Alana.
“Alana benar, Ibu. Biar Alana mengarungi dunianya dulu. Alana juga berhak membahagiakan dirinya sendiri dan ibu juga,” ucap Ardha.
Sebetulnya, Ardha ingin bilang pada ibunya Alana kalau dia memang menginginkan Alana. Tapi, mendengar jawaban Alana, dia tidak mau menghambat juga memupus cita-cita dan impian Alana. Alana masih sangat muda, ia berhak menggapai impiannya untuk membahagiakan dirinya dan orang tua satu-satunya.
“Aku akan menunggu, Lan. Menunggu kamu siap untuk menjadi milikku, aku yakin, jika ada jodoh di antara kita, kita akan dipersatukan. Aku mencitaimu, Alana.” ucap Ardha dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Zahraa
Nadiaaa manaaa ayooo ketemu ketemu
2023-02-08
0
Aflah Nasution
next next next next next
2023-02-07
0