Alana masih terdiam, pun Fatih. Mereka bingung harus memulai bicara dari mana. Apalagi pikiran Alana sedang kacau, karena ibunya seperti menutupi sesuatu darinya. Ia ingin sekali mengetahui yang sebenarnya, tapi ibunya seakan tidak rela jika suatu hari nanti dirinya menemukan orang tua kandungnya. Padahal Alana hanya ingin tahu saja siapa orang tua kandungnya, masih ada atau tidak. Setidaknya, jika ia mau menikah nanti ada wali yang sah saat menikah. Ia akan tetap menyayangi ibunya, meski ibu angkat. Alana sudah sangat menyayangi dan mencintai ibunya, meski ia tahu kalau ia hanya anak angkat.
“Kamu tinggal di sini sendiri?” tanya Fatih.
“Iya sendiri, kan kemarin mas Fatih sudah tanya?” jawab Alana.
“Oh iya, aku lupa,” ucap Fatih dengan gugup.
“Kamu kerja sampai larut malam apa tidak mengganggu kuliahmu?” tanya Fatih.
“Awalnya ya repot, tapi setelah dijalani ya Biasa saja, Mas,” jawab Alana. “Buktinya sudah mau selesai kuliah saya,” lanjutnya.
“Iya juga sih,” ucap Fatih. “Kamu benar bulan depan mau dua puluh tahun?” tanya Fatih.
“Iya, kenapa mas?” jawab Alana.
“Kalau adikku masih ada, pasti sama usianya dengan usia kamu,” ucap Fatih.
“Apa adik mas sudah meninggal?” tanya Alana.
“Tidak tahu,” jawab Fatih.
“Tidak tahu bagaimana?” tanya Alana.
“Dia hilang sejak masih bayi. Kami liburan di vila papa saat itu, satu keluarga. Dan, mobil kami mengalami kecelakaan, mobil terpental jauh, pintu di sisi mama sampai terbuka, dan mama dengan adikku terpental jauh. Mama pingsan, dan adikku sudah tidak ada digendongan mama, entah dia jatuh ke jurang, atau bagaimana. Papa mengerahkan tim penacarian, sampai tiga bulan katanya mereka terus mencari adikku, dan sampai sekarang tidak ada kabar, entah adikku baik-baik saja, atau bagaimana kami satu keluarga tidak tahu samoai sekarang,” jelas Fatih.
“Sampai sekarang belum ketemu?”
“Iya, aku juga tidak pernah menyerah untuk mencari sampai sekarang, tapi kadang aku bingung mau cari di mana, dari pihak kepolisian pun tidak ada kabar sama sekali,” jelas Fatih. “Kami satu keluarga hanya bisa pasrah, Lan,” imbuhnya.
“Yang sabar ya, Mas? Beruntung adik mas, sampai sekarang keluarganya dan orang tuanya masih peduli, tidak seperti saya, dibuang oleh orang tua saya, dan ditemukan oleh ibu yang sampai sekarang mengasuh saya. Dan, aku baru tahu kalau aku anak angkat sebelum ayahku meninggal. Meski seperti itu, aku ingin tahu siapa orang tua kandungku, hanya ingin tahu saja, karena sampai kapan pun aku tetap anak ibu, aku sayang dan mencintai ibu, beliau yang sudah membesarkan aku dengan penuh kasih sayang, apa pun ibu dan ayah lakukan demi aku, agar aku bahagia,” jelas Alana.
“Kamu dibuang oleh orang tua kamu?”
“Iya, itu kata almarhum ayahku, kasihan sekali ya? Aku tidak diinginkan oleh orang tuaku. Harusnya meski mereka gak menginginkan, ada baiknya kalau menaruh sesuatu supaya ada bukti atau petunjuk untuk aku mencarinya. Aku hanya ingin tahu saja, dan tidak akan merepotkannya, karena aku sudah punya ibu yang begitu menyayangiku,” ucap Alana.
“Memang tidak ada yang ditinggalin di keranjang atau dibedong kamu dulu gitu, biar suatu hari nanti kamu bisa cari orang tuamu?” tanya Fatih.
“Kata ibu tidak ada, Mas? Aku hanya dibungkus kain saja saat itu, katanya bayi yang baru lahir, benar-benar baru lahir, itu yang ibu bilang padaku,” jawab Alana.
“Susah kalau tidak ada petunjuk. Mudah-mudahan saja kamu segera menemukan orang tua kandungmu,” ucap Fatih.
“Iya, Mas. Mas juga, semoga bisa bertemu dengan adik mas lagi, berkumpul lagi,” ucap Alana.
“Aku kadang membayangkan, bagaimana adikku itu sekarang? Dua puluh tahun dia menghilang,” ucap Fatih.
“Kalau dia perempuan, dia akan tumbuh menjadi gadis yang cantik, Mas. Kalau laki-laki pasti seperti Mas Fatih,” ucap Alana.
“Tampan seperti saya maksudmu?”
“Ya seperti itu,” jawab Alana dengan tersipu malu.
“Mas jangan ngebut, sebentar lagi sampai,” ucap Alana.
“Itu kan gang yang di depan?”
“Iya, kok mas tahu?”
“Aku sering lihat kamu, Alana,” jawab Fatih.
“Ih nguntit ya sukanya?”
“Eng—enggak sih, sering lihat kamu saja sering pulang malam, kadang naik angkot atau ojol,” jawab Fatih. “Lebih baik pakai ojol saja, kalau angkot malam-malam takutnya sopirnya nakal, apalagi kalau kamu sendirian naiknya? Apalagi jalan seperti tadi?” tutur Fatih.
“Lagian belum ada jam sepuluh, Mas,” ucap Alana.
“Atau mulai besok, aku antar kamu pulang,” ucap Fatih.
“Gak usah nanti merepotkan mas,” jawab Alana.
Entah kenapa Fatih bicara pada Alana kalau ia ingin mengantar Alana pulang mulai besok malam. Fatih memang sering melihat Alana pulang dari cafe kalau dia baru pulang dari kantor. Sudah tiga hari Alana memang lebih suka pulang jalan kaki, padahal kostnya cukup jauh dari cafe, dan malam ini Fatih melihat lagi Alana jalan kaki.
“Mas, terima kasih, ya?” ucap Alana saat akan turun dari mobil Fatih.
“Iya, sama-sama. Besok kamu jangan jalan kaki lagi, ya?” ucap Fatih.
“Aku lebih suka jalan kaki, Mas, ya kalau lagi pengin saja sih,” jawab Alana.
“Bahaya malam-malam jalan sendiri, Lan. Kamu itu perempuan,” tutur Fatih.
“Iya, Mas. Sekali lagi terima kasih,” ucap Alana.
“Alana?”
“Iya, bagaimana?” Panggilan Fatih membuat Alana mengurungka niatnya untuk keluar dari mobil.
“Boleh aku meminta nomor ponsel kamu?” tanya Fatih.
“Ehm ... boleh,” jawab Alana.
Alana memberikan nomor ponselnya pada Fatih, lalu ia turun dari mobil Fatih. Alana melambaikan tangannya lalu berjalan masuk ke kostnya. Fatih tersenyum menatap ponselnya, ia menyimpan nomor Alana. Entah kenapa Fatih ingin mengenal Alana lebih dekat lagi, padahal saat ini Fatih sedang dekat dengan seorang perempuan, tapi sayangnya perempuan itu malah memilih pria lain, jadi ia tidak yakin kalau perempuan itu akan menyukainya.
“Alana, kamu itu unik, aku ingin mengnalmu lebih dekat lagi,” ucap Fatih dengan tersenyum, lalu melajukan mobilnya untuk pulang.
Devan duduk di ruang tengah dengan Nadia. Seperti biasa mereka duduk santai sambil mengobrol ringan, dan menunggu Fatih yang belum juga pulang.
“Oh iya sayang, tadi di cafenya Tiara, aku lihat gadis cantik, hampir mirip dengan kamu. Namanya Alana, dia kerja part time di cafenya Tiara, dan kamu tahu, Sayang? Kata Shaka dan Acha, Fatih sedang dekat dengan perempuan itu,” ucap Devan.
“Aku kira papa ketemu gadis lalu papa yang sedang dekat dengan gadis itu? Kalau Fatih ya tidak apa-apa sih, kan dia masih jomlo?” jawab Nadia.
“Masa aku sih, sayang? Dia saja usianya baru mau dua puluh tahun, bulan depan dia dua puluh tahun. Aku tadi tanya sih,” jelas Devan.
“Bulan depan?”
“Iya, kenapa, Sayang?”
“Bulan depan kan bulan di mana Ayleen hilang, Pa? Kita ke sana, kan? Lihat lokasi dulu di mana Ayleen hilang?”
“Iya dong, kita harus ke sana, Ma. Setiap tahun kita harus ke sana. Sudah dua puluh tahun ya, Ma? Ayleen di mana ya? Dia baik-baik saja atau bagaimana? Papa kadang mikir kalau dia masih ada, seperti apa dia sekarang? Seperti kamu atau mirip siapa,” ucap Devan.
“Mama juga kadang mikir seperti itu, Pa. Semoga dia baik-baik saja, Pa, hidup dengan orang yang baik. Aku yakin Ayleen masih hidup, kalau sudah tidak ada, pasti jasadnya akan di temukan di mana pun tempatnya,” ucap Nadia.
“Iya, Ma. Sudah jangan sedih. Kita sudah melalui seperti ini selama dua puluh tahun, sabar dan ikhlas kita masih diuji, kita harus lebih sabar dan ikhlas lagi, Ma.” Ucap Devan dengan menepuk-nepuk bahu istrinya.
“Maafkan mama sast itu, Pa. Andai saja mama tidak pingsan, mungkin Ayleen tidak akan terlepas dari pelukan mama,” ucap Nadia dengan mata mengembun.
“Jangan menyalahkan diri mama, semua itu karena kecelakaan, semua sudah kehendak Tuhan. Sudah ya, Ma, jangan lagi mama menyalahkan diri mama sendiri,” ucap Devan menguatkan Nadia.
Nadia dan Devan setiap tahun selalu ke tempat di mana Ayleen hilang. Tepatnya di TKP saat mereka kecelakaan dulu. Setiap tahun selama dua puluh tahun mereka selalu mendatangi tempat tersebut, untuk sekadar berdoa, mendoakan Ayleen yang tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Masih ada atau sudah tidak ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Zahraa
Posisi jdi Nadia nyesek banget 20thn kehilangan anak...
2023-02-03
0
Aflah Nasution
oooo emang wkt itu dia udah lahir ya wkt kecelakaan, lupa saking lama gak update hahah
2023-02-02
0