Acha tidak mau adiknya salah memilih perempuan. Dulu saat Shaka dengan Vania pun, Acha benar-benar mencari tahu siapa Vania. Acha mencari tahu dari keluarga seperti apa Vania berasal, siapa teman-temannya, bagaimana kuliahnya, bagaimana pergaulannya, semua Acha cari tahu, karena ia tidak mau adik-adiknya salah memilih perempuan. Acha benar-benar menjadi kakak yang perfect dalam hal apa pun, karena ia sangat menyayangi adik-adiknya. Sejak kehilangan Ayleen, Acha tidak mau lagi kehilangan adik-adiknya, ia selalu menjaga adik-adiknya dan memastikan adiknya baik-baik saja.
“Ka, kamu siang ini mau makan siang sama Vania gak?” tanya Acha.
“Gak sih, dia kan lagi sibuk di kantor barunya. Makanya aku bisa antar jemput kakakku yang sedang malas-malasan,” jawab Shaka.
“Anterin kakak ke cafenya Kak Tiara yuk?” ajak Acha.
“Ih tahu Kak Zhafran mau ketemu sama Kak Fatih langsung mau ikut ke sana juga,” ucap Shaka.
“Ih apaan sih! Orang dia udah nikah juga? Lagian bukan tipe kakak orang macam Kak Zhafran!” jawab Acha kesal.
Pernah Arkan meminta Acha menjadi menantunya, ia ingin menjodohkan Acha dengan Zhafran, Devan tidak setuju dengan permintaan Arkan, padahal Acha memang berharap dengan Zhafran, karena ketampanan Zhafran begitu memikat hatinya. Namun, ada hal yang membuat Acha ilfeel dengan Zhafran, yang membuat Acha tidak suka lagi dengan sosok Zhafran. Zhafran sok ganteng, dan pilih-pilih wanita, berbeda dengan Ardha, dia humoris, tapi sayangnya dia tidak pernah mau serius dalam hal pendidikan. Dia terlalu santai, kuliah pun dia sangat santai, hal yang Ardha utamakan adalah bermain game. Bagi Acha, pendidikan nomor satu, dia tidak penah main-main dalam menuntut ilmu.
“Terus mau apa ke sana?” tanya Shaka.
“Kemarin kakak lihat, Fatih itu ngobrol sama pelayan di cafe Kak Tiara, akrab banget. Masa iya dia pacaran sama pelayan cafe? Cantik sih, tapi masa iya? Gak beres tuh bocah!” tukas Acha.
“Yaelah kak ... aku juga udah tahu, Kak Fatih dekat dengan itu perempuan, masih kecil kayaknya, masih bocah, kayaknya sih baru lulus SMA, atau anak kuliahan lah. Aku gak setuju sih, makanya tadi pagi aku melarangnya,” ucap Fatih.
“Jadi mau gak antar ke sana? Kakak jadi penasarn sekali, kemarin sih kakak lihatnya dari jauh,” ucap Acha.
“Aku sudah lihat kok, dia cantik, tapi sayangnya Cuma pelayan cafe. Mana boleh sama papa, kalau Kak Fatih sama pelayan cafe?” ucap Shaka.
“Makanya mau ya antar kakak ke sana?”
“Iya deh, mumpung kerjaan aku gak banyak hari ini, Vania juga sedang sibuk, sekalian aku beliin kue kesukaan Vania di toko kue sebelah cafe, toko kue mamanya Kak Tiara,” ucap Shaka.
“Oke kakak tunggu,” ucap Acha.
Acha sampai di rumah sakit. Ia mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil. Matanya membeliak melihat seorang perempuan bergandengan mesra di depan mobilnya.
“Shaka lihat itu!” Acha menepuk lengan Shaka dengan keras.
“Aww ... sakit, Kak!”
“Itu lihat buruan!” titah Acha.
“Astaga ... itu Kak Binka, kan? Istrinya Kak Zhafran?” tanya Shaka.
“Iya, itu laki-laki di sebelahnya Dokter Alex,” jawab Acha. “Kecurigaanku benar, Binka ada main sama Dokter Alex, gak mungkin dia gandengan tangan semesra itu kalau gak ada main sama Dokter Alex,” ucap Acha lirih.
“Maksud kakak istrinya Kak Zhafran selingkuh gitu?” tanya Shaka.
“Iya jelas lah, lihat saja mereka mesra sekali!” jawab Acha.
“Kakak sudah sering memergoki Binka dengan Dokter Alex. Binka asisten kepercayaan Alex, makanya ke mana-mana berdua mulu mereka, kakak kira Cuma sebatas rekan kerja, ehh tahunya mereka ada main di belakang. Saat kakak ada operasi malam hari, mereka jaga malam, kakak lihat mereka di ruangan sebelah kakak, sedang seperti itu. Ya hubungan suami istri gitu, ah taulah! Jijik ceritanya!” ungkap Acha. “Tapi kamu jangan bilang-bilang sama siapa pun, hanya kita berdua yang tahu. Biar Kak Zhafran tahu sendiri, ya mungkin karma bagi dia, dia juga sering gonta-ganti perempuan saat dulu kata Kak Ardha,” imbuh Acha.
“Iya lah, masa aku bilang-bilang. Sudah sana turun, gak usah dipikirkan orang macam mereka. Kakak fokus kerjanya, pura-pura gak tahu sajalah,” tutur Shaka.
“Oke, kamu hati-hati, ya?” ucap Acha.
Binka adalah istri Zhafran. Dari pernikahannya, mereka sudah dikaruniai putri cantik yang sekarang berusia lima tahun. Memang agak lama mereka diberi momongan, lima tahun lamanya mereka menunggu kedatangan buah hati, dan doa mereka terjawab, Zhafran dan Binka dikaruniai anak perempuan. Hubungan Binka dan Zhafran memang terlihat romantis, tidak tahu kenapa Binka sampai hati memiliki hubungan khusus dengan rekan kerjanya. Binka berprofesi sebagai perawat, dia bekerja satu rumah sakit dengan Acha. Binka adalah perawat yang sudah bekerja lama di rumah sakit tempat di mana Acha bertugas, Binka terkenal perawat terbaik, dan selalu menjadi kepercayaan para dokter.
^^^
Di cafe Tiara, seorang gadis perawakan mungil berlari tergopoh-gopoh karena ia sudah sangat terlambat masuk kerja. Sudah hampir setengah tiga ia baru berangkat ke cafe, karena menunggu dosen bimbingannya dia jadi terlambat masuk kerja. Ia langsung masuk ke dalam, dan langsung ke toilet untuk berganti seragam kerja. Selesai berganti pakaian dia buru-buru keluar dari toilet.
“Aww ....!” pekik gadis tersebut.
“Aduh, maaf Dik, kamu tidak apa-apa?”
“Ah tidak apa-apa, Pak,” jawabnya.
“Lain kali hati-hati, ya?” ucap Devan sambil membantu gadis itu berdiri.
“Iya, Pak. Sekali lagi saya minta maaf,” jawabnya.
Gadis itu langsung berlalu, melanjutkan pekerjaanya. Ia takut di marahi manajer cafe yang super galak, padahal Tiara pemilik cafe tidak segalak manajernya, Tiara paham dengannya yang memang harus bekerja sambil kuliah. Entah kenapa Devan mengikuti gadis itu sampai ada seseorang yang memanggil gadis tersebut dengan keras.
“Alana, bisa masuk ke ruangan saya?!”
“I—iya, Pak,” jawab Alana.
“Kamu terlambat lagi, Lan?” tanya teman Alana.
“Iya, aku nunggu dosen bimbingan, lama sekali. Pasti nih aku kena damprat Pak Alka!” ucap Alana.
“Gak mungkin, orang Pak Manajer suka kamu kok?” ucap teman Alana.
“Sembarangan, sudah aku ke ruangan Pak Alka dulu,” pamit Alana.
Devan masih mendengar percakapan gadis yang membuatnya penasaran itu. Gadis yang menurut Devan wajahnya sangat Familiar sekali, dan entah ada dorongan apa, Devan ingin sekali mengetahui siapa gadis itu.
“Alana? Namanya Alana,” ucap Devan lirih.
“Kamu ngapain, Dev? Siapa Alana? Selingkuhan kamu? Awas kamu berani menduakan Nadia!” Arkan menepuk bahu Devan sampai terjingkat.
“Sembarangan! Itu tadi aku nabrak gadis, ya mungkin seusia Shaka, tapi kayaknya masih kuliah, kayaknya dia terlambat dan Alka manggil dia kek marah gitu, namanya Alana,” jawab Devan.
“Aku kira kamu lagi merhatiin siapa,” ucap Arkan.
“Ya penasaran saja, wajah gadis yang namanya Alana itu familiar sekali,” ucap Devan.
“Kenapa, mau kamu jodohin sama Shaka? Atau Fatih? Atau kamu sendiri yang naksir?” ucap Arkan dengan terkekeh.
“Kamu itu ngomongnya!”
“Kali saja puber keempat!” kekeh Arkan.
“Udah kepala enam, naik sekali saja udah sakit pinggang!” ucap Devan.
“Payah kamu, belum punya cucu udah sakit pinggang!”
“Acha disuruh nikah gak mau nikah-nikah, padahal aku sudah pengin punya cucu,” ucap Devan.
“Sabar, Dev. Zhalina saja masih belum mau menikah? Ardha juga dia malah penginnya bebas mulu, ke kantor kalau ada meeting saja, kalau gak ada ya pasti dia di sini, tuh di tempat favoritnya, ngerjain laporan kantor sesantai itu, sambil main game pula. Anak itu gak bisa berubah, masih saja main game. Sekarang sudah tidak ada opa dan omanya, sudah tidak ada lagi yang nasehatin dia, capek aku lihat dia seperti itu,” ucap Arkan.
“Tapi dia handle pekerjaannya, kan?” tanya Devan.
“Iya, dia kerjanya bagus, tapi kebiasaannya itu yang bikin gak mau kenal cewek.” Ucap Arkan.
“Ya sabar, yang penting dia kan kerja beres, kerjanya juga baik,” ucap Devan.
Devan kembali bergabung dengan Fatih dan Zhafran. Mereka membahas urusan kantor. Sudah lama perusahaan Devan yang dipegang Fatih bekerja sama dengan perusahaan Zhafran.
Mata Devan tertuju lagi pada gadis yang bernama Alana, yang mebuatnya penasaran, karena dia sepertinya sering melihat gadis itu.
“Pa, papa lihat Alana?” tanya Fatih.
“A—Alana? Kamu kenal gadis itu?” tunjuk Devan.
“Iya kenal, kemarin sempat ngobrol dengan dia, sebentar sih,” jawab Fatih.
“Dia Alana, kerja part time di sini, sambil kuliah. Dia gadis yang pintar kata Tiara. IPK nya bagus, dia kuliah ambil jurusan desainer. Karyawan kesayangan Tiara dia, sampai kalau sudah lulus dia diminta Tiara untuk kerja di butiknya sebagai desainer. Terlambat pun Tiara tidak mempermasalahkannya, tapi Alka yang kadang heboh dan sok tegas,” jelas Zhafran.
“Kamu kok tahu sekali soal Alana?” tanya Arkan pada putranya.
“Kata Zhalina, Pi. Papi kan tahu Lina sama Tiara akrab?” jawab Zhafran.
Devan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja. Tidak tahu kenapa dia sangat penasaran dengan gadis yang bernama Alana itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sri Widyastuti
opa Arsyad dan Oma
2023-02-02
0