Fatih pulang ke rumahnya. Ia gagal mengajak Alana ke rumahnya. Padahal mamanya penasaran sekali dengan Alana. Nadia memakluminya, mungkin Alana memang sudah lebih dulu janjian lebih dulu sama temannya, lain waktu juga masih ada.
Nadia penasaran sekali dengan gadis yang bernama Alana, apalagi Devan bilang gadis itu usianya sama dengan Ayleen dan wajahnya mirip dengan dirinya. Fatih pun bilang seperti itu padanya, katanya Alana sangat mirip dengannya.
“Ya sudah kan masih ada waktu lain, Tih? Kamu sepertinya cemburu Alana pergi dengan teman laki-lakinya?” ucap Nadia. “Apa kamu cemburu? Jatuh cinta ya sama Alana?” Nadia semakin meledek putranya yang terlalu pendiam dan tidak pernah mengenalkan teman perempuan. Baru saja mau mengenalkan pada mama dan papanya, teman perempuannya malah sudah janjian sama teman laki-lakinya.
Fatih tidak bilang dengan mamanya, kalau Alana pergi dengan Ardha. Ardha tadi memberi kode pada Fatih, supaya tidak memberitahukan pada mamanya.
“Kamu beneran naksir pelayan cafe itu, Tih?” tanya Acha.
“Naksir? Ya bisa jadi, kan wajar dong cowok naksir cewek, Kak?” jawab Fatih.
“Fatih ... kamu itu kalau kenal cewek lihat dong bibit, bebet, bobotnya. Iya dia kulihan, bahkan dia itu pintar, bisa mempertahankan nilainya. Tapi kamu kan gak tahu silsilah keluarganya?” tutur Acha.
“Ya ini aku kan mau cari tahu,” jawab Fatih santai. “Tapi saingannya banyak, Kak. Tadi mau ngajak ke sini saja dia disamperin sama dua cowok, salah satunya pasti kakak kaget,” imbuh Fatih.
“Siapa?” tanya Acha.
“Kak Alka,” jawab Fatih.
“Kak Alka? Dia gila apa? Wah benci jadi cinta nih!” ucap Shaka.
“Cinta itu gak memandang apa pun, Ka. Cinta itu bisa dibilang buta tapi lihat, dibilang tuli tapi dengar,” ucap Devan.
“Iya tapi lucu ya kalau Kak Fatih saingan sama Kak Alka,” ucap Shaka.
“Aku yakin Om Rendi sama Tante Risa gak setuju mereka pacaran,” ucap Acha.
“Ya belum tentu, Sayang. Memang kalau mau menikah ya harus lihat bibit, bebet, bobotnya. Tapi kalau gadis itu baik, apa salahnya? Papa lihat Alana gadis yang baik,” ucap Devan.
“Jadi papa setuju Fatih sama dia?” tanya Acha.
“Ya tergantung Alananya mau atau tidak? Buktinya Alka sama Fatih diacuhkan? Malah perginya sama teman cowok lainny?” jawab Devan.
“Iya juga sih?” ucap Acha.
“Kalian tahu, tadi ada yang lucu, selain kita bertiga sama-sama ke kost nya Alana, mau mengajak dia jalan, siang harinya kami ngirim makan siang buat Alana barengan. Lucu sekali memang, aku tidak menyangka kami bertiga sama-sama ngirim makanan buat Alana,” ucap Fatih dengan mengulas senyumannya.
“Sekali kenal cewek dan cocok, ehh saingannya ketat,” ujar Shaka. “Tinggal ini nih, kakakku yang paling cantik, buruan kenalin cowoknya, biar aku cepet-cepet ngelmar Vania,” imbuh Shaka.
“Shaka ... papa kan sudah bilang, gak ada kata melamar atau menikah sebelum kedua kakak kamu menikah!” tegas Devan.
“Sudah jangan ribut, sekarang kita makan. Hmm ... padahal mama masak cukup banyak, karena akan ada tamu spesialnya Fatih, tapi tidak datang,” ucap Nadia.
“Ma, Fatih berteman biasa saja dengan Alana, belum tentu Alana suka dengan Fatih dan mau dengan Fatih. Fatih gak mau berharap lebih, nanti sudah berharap tapi sia-sia kan jadi sakit tak berdarah, Ma?” ucap Fatih.
“Iya betul, jangan menaruh harapan lebih pada manusia, jatuhnya nanti malah sakit,” tutur Nadia.
Nadia padahal ingin sekali melihat Fatih memiliki kekasih. Dari dulu Fatih belum pernah mengenalkan teman perempuan. Nadia kadang khawatir kalau Fatih tidak suka perempuan. Zaman sekarang banyak sekali pergaulan yang tidak sehat, diam-diam ternyata pakai obat-obatan terlarang, kadang ada yang suka sesama jenis.
“Kamu bukannya pernah dekat sama teman kamu yang pengacara terkenal itu, Tih?” tanya Acha.
“Oh Irvina? Iya masih dekat sih, ya begitu dia malah berharapnya sama teman Fatih yang namanya Beni. Kakak tahu, kan? Yang polisi itu lho?” jawab Fatih.
“Hmmm ... Beni yang agak playboy itu?”
“Gak playboy lagi, Kak. Ya biasa sudah berpangkat jadi semakin gitu. Vina saja yang gak mikir, pria seperti itu dikerjar terus,” ucap Fatih.
“Tenang kalau jodoh gak ke mana kok? Dulu waktu papa deketin mama Ica juga begitu? Ujung-ujungnya sama papa,” ucap Devan.
Nadia sedikit tercubit hatinya, kalau Devan selalu menceritakan kisah cintanya dengan Ica pada anaknya. Tapi, kisahnya dengan Devan sama sekali tidak diceritakan pada anaknya, cukup Acha yang tahu. Nadia juga tidak ingin menceritakan aibnya pada kedua putranya, kalau dirinya dulu dihamili oleh papanya, saat papanya masih memiliki istri. Nadia malu pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga kehormatannya sebagai perempuan.
“Papa sering cerita saat dulu dengan mama Ica, tapi kok jarang cerita saat sama mama?” tanya Shaka.
“Ehm ... mau dengar ceritanya?” tanya Devan.
“Dulu mama itu mantan kekasih Om Keenan, adik sepupu papa, terus karena kecelakaan Om Keenan meninggal, dan tidak lama setelah itu, Mamanya Kak Acha sakit, dan tidak bisa diobati, dari situ papa dekat sama mama, karena Kak Acha juga sudah dekat dengan mama,” jelas Nadia. “Benar seperti itu kan, Pa?”
“Iya, benar,” jawab Devan. Padahal Devan sudah tidak mau menutupi lagi, pun dengan Acha. Devan tidak ingin kejadian dirinya dan Nadia terulang pada anak-anaknya, jadi Devan ingin meceritakan masa lalu kelamnya, supaya anak-anaknya lebih hati-hati.
“Ya sudah makan, yuk?” ucap Nadia.
Nadia sebetulnya ingin sekali menceritakan semuanya pada kedua putranya, apa yang terjadi dulu dengan dirinya dan Devan. Tapi ia malu, ia tidak mau anak-anaknya merasa dilahirkan dari perempuan yang merebut suami orang. Acha tahu perasaan mamanya seperti apa, Acha juga ingin menceritakan pada adik-adiknya, tapi mau bagaimana lagi, mamanya belum siap menceritakan semua itu pada Fatih dan Shaka.
“Maafkan mama, Shaka, Fatih. Mama belum siap menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mama malu dengan kalian, memang itu sebuah kecelakaan, tapi mama malu sekali menceritakan semua itu, Nak. Mama malu, mama merasa bukan ibu yang baik, jika mengingat semua itu,” gumam Nadia.
Selesai makan malam, Nadia langsung masuk ke kamarnya, ia masih memikirkan ucapan Shaka yang sepertinya sangat penasaran sekali, bagaimana dulu mama dengan papanya, kok bisa sampai menikah, dan jarak umur mamanya sangat jauh dengan papanya. Shaka selalu penasaran itu.
Fatih sebetulnya merasa janggal dengan semua itu. Ia melihat tahun dan bulan meninggalnya Ica di batu nisan. Bulan meninggalnya Ica paling selisih beberapa bulan dengan bulan lahirnya, dan tahun meninggalnya Ica, dan tahun lahirnya sama. Fatih selalu berpikir, apa mamanya adalah istri kedua papanya? Atau bagaimana, Fatih sebetulnya tidak ingin membahas itu, tapi memang dia pun penasaran sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Aflah Nasution
sepupu an dong mereka 😅
2023-02-03
0