Deal Terakhir
Suasana masih sangat pagi, embun mengapung tebal dimusim semi itu. Hampir saja salju turun ditanah namun angin dipagi itu sanggup menghentikan turunnya salju. Ia berhembus kencang mengusir semua partikel partikel es yang memang mulai saling bersatu.
Jam saat itu menunjukkan pukul 05.30, keadaan sepi sunyi tidak ada satupun orang yang berada diluar rumah. Sesekali terdengar lolongan anjing liar dipinggir jalanan menyalak entah kenapa anjing anjing itu berteriak menambah aura pagi itu serasa mencekam.
Dari ujung jalan terlihat samar samar seorang laki laki bertubuh tegap berlari dengan tenang, langkah larinya mantap menandakan ia terbiasa dengan olah raga lari dipagi hari.
Dari hidungnya asap nafas menghembus keluar, ia memakai sweater tebal berwarna hitam dengan hoodie yang sengaja menutupi kepalanya. Celana panjang Adidas membalut kaki kakinya yang kuat.
Anjing anjing yang melihat sosok laki laki berlari kearah kanan jalan itu langsung saja menyalakkan gonggongan mereka lebih keras lagi, dan kini ada 2 ekor anjing lainnya ikut bergabung.
Pelari itu tidak menghiraukan sama sekali gonggongan anjing anjing jalanan, ia terus berlari dan berlari.
Kurang lebih lima menit kemudian setelah belok kekanan jalan, kini ia memasuki sebuah area dimana didepan area itu ada gerbang besi berukuran rendah. Dengan penuh keyakinan ia berlari melewati gerbang dan memasuki daerah itu.
Dikiri kanan jalan yang berukuran 2 meter nampak berjejeran kuburan kuburan tua, ternyata ia memasuki sebuah area pemakaman.
Beberapa makam nampaknya telah termakan waktu, meskipun tua namun batu batu nisan dan tanda salib yang dulunya cantik kini hanyalah onggokan batu berwajah pudar dan lusuh.
Pelari itu kini telah berada ditengah tengah area pemakaman, sambil berlari ia menarik lengan kanan jaket dan melihat keJam tangannya. Pukul 05.50 ia kemudian memperlambat langkah larinya dan diujung jalan sana ia belok kearah kanan.
Ia berhentikan larinya untuk berjalan, priya itu tau arah kemana tempat yang dituju. Ahirnya ia berdiri disebuah makam yang keliatannya paling bersih dari makam yang lain disekitar situ.
Priya itu mendekati dan duduk disamping makam, ia menyeka peluh yang turun dikeningnya. Suasana sangat sepi dan mungkin bisa jadi para hantu hantupun segan untuk keluar karena udara yang agak dingin membuat mereka malas keluar, aah entahlah..
Tangan kanannya mengelus batu nisan dan ia menyandarkan dirinya dibatu batu makam itu.
"Terima kasih sudah menungguku sayang, maaf aku datang agak terlambat" ucapnya sambil terus mengelusnya.
Dibalik sebuah pohon besar jarak 200 meter sepasang mata memperhatikan priya yang sedang bersandar dimakam tadi. Pelan pelan sosok yang mengintai itu mengeluarkan pistol dari holster penyanggah pistol dan memasang peredam suara. Ia nampak lincah dan trampil, jari jarinya langsung memutar mutarkan ujung alat peredam untuk disejajarkan dengan selongsong pistol. Diangkatnya kerah jaket dan ia menurunkan topi lebih bawah lagi sehingga matanya tidak terlihat.
...○○○○○...
1 tahun yang lalu...
"Morning Roger"
"Hi good morning Excist" Jawab Roger dingin.
"Roger, kontrak baru kamu adalah kepala urusan perpustakaan kota Leeds. Tiket kereta sudah saya kirimkan kealamatmu dan dana sudah ditransfer. Alamat dan lainnya ada didalam amplop tiket kereta. Batas waktu kontrak 1 minggu dari sekarang. Good hunting!"
Setelah pembicaraan itu Roger membuka saldo bank di app bankingnya, ia mengetik nomor pin yang langsung membawa kepada halaman saldo. Disana Ia melihat 10.000 poundsterling baru saja masuk.
Lewat layar kaca CCTV ia melihat seorang kurir DHL berjalan mendekati pintu rumahnya.
Itulah tiket kereta api yang dikatakan Excist sudah datang. Cepat cepat ia turun kelantai bawah dan menerima kiriman paket kecil dari tangan kurir DHL.
Roger langsung naik kembali kekamarnya dan menyiapkan 1 koper kecil yang seluruhnya terbuat dari besi, didalam kotak besi berwarna silver itu didalamnya terdapat 2 pucuk pistol otomatis, 1 alat peredam suara dan sekotak peluru.
Siang itu Roger langsung menuju kestasiun kereta api dan berangkat kekota Leeds. Jarak tempuh kota London ke Leeds adalah 2 setengah jam. Ia perkirakan sampai disana jam 5 sore pas waktu orang kantor pulang.
Ia melihat alamat yang diberikan Excist. Roger mengetik diponsel dan ia meng akses jalur terdekat dari stasiun kereta.
Okay..easy, pikirnya..Easy job easy money hehe..
...○○○○○...
2 setengah jam semenjak keberangkatannya dari London kini ia telah sampai dikota Leeds. Menurut informasi GPS letak kantor hanya berjarak 5 menit dari stasiun kereta dan posisi rumah sang target kekantor perpustakaan antara 5 sampai 8 menit.
Ia mengambil sebuah foto snapshot wajah kepala perpustakaan..hmm rupanya masih muda usianya. Kalau dicermati foto orang ini berkisar antara 40 atau 42 tahun.
Ia masih punya waktu setengah jam, langsung saja Roger berjalan kaki menuju alamat rumah yang dituju.
Ia melihat keatas, rupanya sebentar lagi akan turun hujan. Awan yang tadinya terang berubah menjadi agak gelap.
Tidak lama kemudian Roger sudah berada diseberang sebuah rumah yang cukup besar dengan pintu gerbang cukup tinggi. Ia memperhatikan dari sisi mana ia bisa masuk kedalam.
Rupanya disamping rumah besar itu ada sebuah jalan kecil semacam gang yang tembus kebelakang rumah tetangga. Ia bergegas masuk kejalan tikus itu.
Ditengah jalan kecil itu Roger mengeluarkan sebuah revolver dari dalam tas besi dan mengisinya dengan 2 peluru.
Sebelum ia naik, Roger memperhatikan apakah ada CCTV atau tidak, ketika semua aman ia mulai memanjat tembok dengan bantuan tiang lampu jalan gang itu. Sampai diatas ia langsung menuruni tembok dan turun.
Matanya melihat ada sebuah pintu masuk dibelakang rumah itu, ia melirik keatas pintu ternyata disana CCTV rumah berada. Namun ia tidak takut karena seluruh wajahnya sudah tertutup masker semacam Balaclava.
Dengan memakai kunci L kecil ia mengutak atik kunci pintu. Tidak perlu lama ia sudah bisa membuka pintu.
Ia berjingkat jingkat masuk dan memposisikan diri disamping sebuah kulkas tinggi. Disana ia menunggu sampai target masuk kerumahnya.
...○○○○○...
Tepat jam 6 sore ia mendengar suara pintu depan dibuka. Roger merogoh gagang pistol yang terselip dipinggang dan menunggu sampai target masuk rumah.
Dari balik kulkas ia melihat seorang laki laki masuk dan melemparkan tas jinjing keatas sofa.
Langkah selanjutnya Roger melihat target melepaskan dasi dan berjalan kearah kamar tidur.
Tanpa diketahui target Roger ikut masuk kedalam kamar.
Ketika orang itu hendak membuka celana panjang, Robert keluar dari belakang pintu kamar.
"Hei!" Ucap Robert dengan suara berat.
Orang itu kaget bukan main ada orang didalam kamar tidurnya, ia berlari menuju ketempat tidur dan menarik sepucuk pistol dari bawah bantal.
Sayang semuanya terlambat, Roger menembak dari jarak dekat. Satu peluru memecahkan kepala bagian belakang dan satu peluru tembus kedada orang itu.
Target langsung roboh bersimbah darah. Tempat tidur yang tadinya bersih sekarang berubah menjadi warna merah tua, itulah darah yang keluar dari kepala dan dadanya.
Dengan tangan kiri Robert merogoh saku celana dan mengeluarkan ponsel. Ia mengambil beberapa foto shots dan langsung ia kirimkan sebagai attachment kealamat email Excist.
"Job is done" Tulisnya...
...¤¤¤¤¤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments