"Roger, stay strong I'm here with you..aku akan kamu kerumah sakit sekarang" bisik Jefri sambil terus menuruni tangga.
Ahirnya setelah bersusah payah Jefri berhasil sampai dilantai lobi. Ia melihat banyak sekali orang berteriak teriak, kepanikan dan kekacauan yang ada disana.
Diluar gedung selain banyak orang yang melihat kearah gedung banyak juga orang yang rebahan disekitar taman menunggu ambulan datang.
Jefri berhasil membawa Roger menyebrangi jalan dan masuk kedalam mobilnya. Roger ia rebahkan dikursi belakang dan kursi penumpang depan ia tidurkan agar tubuh Roger tidak jatuh.
Disaat itu ketika ia sudah menyalakan mesin mobil dan siap berangkat terdengar suara sirine ambulan dan pemadam kebakaran dari kejauhan mengaung ngaung mendekati gedung yang kini nampak terbakar.
Jefri keluar dari tempat itu secepatnya dan mengontak teman Roger yang ia pernah kenal dulu, dokter Dicky.
"Hi Dok! ini Jefri sahabatnya Roger King..Roger tertembak dan luka parah. Dimana rumah sakitmu?!"
"Hi!..Oh my God! oke kebetulan saya ada diklinik Hardwood. Arahkan kendaraanmu ke Golders Green, klinik kami no 12A Nathan road. Kalau sudah dekat call aku, masuk lewat garasi samping. Ada jalan kecil namanya Nathan lane, langsung masuk!"
"Oke Dok! Thanks!"
Jefri langsung melarikan mobilnya secara cepat kearah Golders Green. Ia tau lokasi Nathan road, tanpa membuang waktu ia belok kekiri dan mengambil jalan pintas.
...○○○○○...
Ronald dan beberapa petugas sekuriti sudah berada didalam ruangan suite room Excist, mereka semua panik dan kaget melihat kondisi keadaan yang berantakan. Kertas berserakan dimana mana, meja dan kursi tidak pada tempatnya.
Ronald kaget melihat 3 mayat petugas sekuriti tergeletak mati.
"Look!" kata Ronald sambil menunjuk kearah dekat kursi yang terbalik diujung ruangan. Disana terbujur sosok Alexa Demir.
"Ia masih hidup!" teriak seorang petugas ketika memeriksa denyut nadi ditangan.
"Minta ambulan cepat datang!" teriak Ronald.
"Sudah,.kami sudah panggil mereka segera datang! oh God!" ucap seorang petugas lainnya melihat ke 3 temannya tewas bergelimpangan dilantai.
"Jangan ada yang memegang, biar polisi memeriksa" ucap Ronald.
Ronald langsung mengontak Chanel 7 tempat ia bekerja meminta crew datang secepatnya.
Tiba tiba Ronald melihat jari jari Alexa bergerak, ia langsung mendekatkan telinganya kewajah Alexa.
"It's too late..aku akan mati" ucap Alexa pelan.
"No..tahan sebentar, ambulan akan datang..jangan menyerah!"
...○○○○○...
Setengah jam kemudian Jefri sudah sampai diklinik Dicky. Mobil langsung ia parkirkan didalam, disana sudah berdiri Dicky dan 3 perawat .
"Oke bawa pasien kekamar bedah..Jefri punya nomor telepon ayahnya?"
"Ya ada" jawab Jefri.
"Call him now..minta dia datang kesini sekarang atau kau kesana jemput dia? Mana lebih baik?"
"Aku akan call dan jemput untuk bawa kesini"
"Good! ayok bawa dia kesini..serahkan Roger kepadaku!"
Setelah Roger diturunkan,Jefri loncat lagi kedalam mobil dan melarikan kendaraannya kearah rumah ayahnya Roger.
...○○○○○...
"What?! ya Tuhan! oke jangan berhenti didepan rumahku, banyak polisi disini..parkir dibelakang jalan aku keluar dari belakang!"
"Oke..secepatnya aku kesana"
Ayahnya kemudian duduk lemas dikursi kedua tangannya menutupi wajahnya.
"Aku sudah punya perasaan jelek..harusnya aku bisa melarang dia pergi..Ya Tuhan selamatkan anakku"
Tidak lama kemudian ia bangkit dan berjalan kearah pintu depan. Ia mengunci pintu tapi membiarkan jendela sedikit terbuka seakan dia masih ada dirumah. Lampu ruangan depan tetap ia nyalakan.
...○○○○○...
Berbagai stasiun televisi telah datang dan mulai meliputi kejadian digedung itu. Salah satu reporter Chanel 7 mewawancarai Ronald yang ada didalam gedung ketika peritiwa penyerangan itu terjadi.
Ia menyatakan bahwa ini adalah sebuah penyerangan tunggal, tapi ia tidak mengetahui siapakah penyerang itu.
Pada saat yang sama para polisi juga sudah tiba dan memeriksa CCTV gedung, mereka mendeteksi adanya beberapa orang yang dicurigai tapi mereka lebih konsentrasi kepada satu sosok berambut terikat panjang yang masuk dengan kostum pembetul air pipa dan tidak lama keluar memakai jas hitam. Kejadian itu berlangsung beberapa menit sebelum ledakan ditoilet itu terjadi.
Setelah dilakukan perawatan emergency tubuh Alexa langsung dilarikan ambulan kerumah sakit terdekat untuk operasi gawat darurat.
"Bagaimana kondisinya?" tanya seorang reporter kepada awak ambulan.
"Kami akan mencoba menyelamatkan nyawanya..tapi kondisinya sangat parah" ucap crew ambulan sambil bergegas pergi.
Tanpa panjang cerita mereka langsung membawa Alexa kerumah sakit.
...○○○○○...
Dokter Dicky dan 2 teman dokternya saling bantu melakukan operasi besar untuk menyelamatkan nyawa Roger. 3 peluru sudah dikeluarkan dari tubuhnya, mereka bersukur bahwa tidak satupun dari 3 peluru yang mengenai organ penting ditubuh Roger. 2 peluru masuk kedalam perut dan bahkan satu lagi hanya masuk kedekat paha atas.
4 jam operasi dilakukan ahirnya selesailah operasi besar itu. Dokter Dicky keluar menemui Jefri dan sang ayah.
"Bagaimana Dok?" tanya Jefri.
"Selesai sudah..3 peluru sudah dikeluarkan, untung saja tidak ada satupun yang mengenai bagian vital tubuhnya..dia akan diistirahatkan selama 1 minggu, setelah itu pemulihan secara perlahan. Tapi overall Roger selamat, he is a tough boy" Ucap dokter Dicky.
"Thank you dokter" kata sang ayah sambil tersenyum kecil.
"Dok, kami akan pulang saja dulu..biarkan Roger istirahat disini..ini nomor telepon saya kalau ada apa apa, terima kasih untuk semuanya"
Didalam perjalanan pulang, sang ayah hanya duduk termenung memikirkan keadaan anaknya. Kenapa sampai ia begitu ngotot ingin membalas dendam kematian sahabatnya, Dan Steward dan putrinya Lisa? Siapakah sebetulnya sosok anaknya itu? Berbagai macam pertanyaan muncul dibenaknya.
...○○○○○...
Lain lagi hasil dari operasi Alexa, setibanya dirumah sakit pihak dokter sudah menyerah melihat ada lima peluru sudah bersarang didadanya bahkan salah satunya menembus dalam kejantungnya.
"Kita harus memberitahukan bahwa korban meninggal beberapa saat sebelum masuk kesini, akibatnya trauma luka yang sangat dalam yang telah menghancurkan organ jantung" Ucap seorang dokter kepada para asistennya.
...○○○○○...
Sekitar setengah jam sebelum ia tewas, Alexa sempat mengalami sebuah episode tersendiri. Antara hidup dan mati ia didatangi oleh adiknya, Susana yang telah meninggal dulu kala.
"Apakah kau sudah puas? Inikah jalan hidup yang kau cari? Ahirnya sumpahku terbalaskan...bahwa kau akan mati oleh anak Robin King, kaka kita" ucap Susana yang hadir kedalam antara hidup dan tidak.
Alexa terbangun ketika Susana hadir tapi tubuhnya tidak bisa bergerak, mulutnya terasa kelu terkunci. Meskipun ia kesal ketika melihat adiknya berdiri disana tapi ia tidak bisa melakukan apa apa.
"Kau telah membunuhku dijurang itu, semua orang berpikiran kaupun telah mati tapi ternyata kau tidak ada bersamaku dimobil itu..kau biarkan mobil itu menggelinding dan jatuh kedalam jurang! Kini kau juga telah membunuh anak dari kaka kita Robin. Apa yang kau harapkan dari semua ini setelah keadaanmu sekarang begini? Apa?!"
Tiba tiba dari sebelah kiri Susana seakan sebuah pintu terbuka, munculah satu sosok menakutkan bertubuh tinggi. Alexa sangat ketakutan, tapi ia tidak berdaya ketika dengan sekali tarik ruhnya terangkat dan menempel disebuah pedang panjang yang digenggam sosok menyeramkan itu.
Nafas terahir Alexa dihembuskan ketika kendaraan ambulan sampai dipekarangan rumah sakit.
Alat monitor denyut jantungpun membunyikan suara pemberitahuan panjang bahwa pasien sudah tidak ada.
"Hei John! She has gone!" ucap seorang petugas ambulan yang duduk disamping tubuh Alexa.
...¤¤¤¤¤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments