"Apakah masalahnya Roger?"
Roger menatap kedua mata Lisa, ia memegang kedua tangan gafis itu dan meremasnya.
"Lisa aku takut.." ujar Roger sambil menunduk.
"Kamu takut apa Roger?"
"Takut kehilanganmu, aku tidak mau kau pergi seperti papamu. Seumur hidupku aku tidak pernah merasakan sebuah cinta, kasih sayang ini tulus padamu..Aku sudah bersumpah sejak pertama kali menemuimu, aku akan menjagamu sekuat tenagaku..Dan kini..aku takut"
Mendengar itu Lisa mendekat dan memeluk Roger. Ia membisikan kata kata..
"Terima kasih Roger, kita akan keluar dari kekacauan ini bersama..okay, you are a strong man..Show me kalau kamu strong! Namun kamu harus janji, kalau semua ini selesai kamu harus kembali kejalan yang benar.." jawab Lisa sambil memeluk mesra Roger.
"Okay thanks Lisa..yuk kita ke villa sekarang"
...○○○○○...
Setengah jam kemudian tim Jack sudah merapat kearea villa. Daerah telaga itu sunyi sepi dan gelap gulita. Hanya suara binatang telaga yang meramaikan suasana pagi yang dingin membeku.
"Itu disana aku melihat sebuah bangunan" ucap Ali sambil menutup jaket atasnya.
Jackpun melihat bangunan villa yang nampaknya terbuat dari kayu dan diatasnya ada cerobong pembuang asap.
"Kalian hati hati, mereka pasti sedang tidur. Ali dan Alwi kamu kekanan dan masuk dari belakang. Aku dan Shiban dari depan"
Merekapun berpencar.
Mata Jack tajam memandang kearah villa, ia melihat kearah cerobong asap. Disana tidak ada tanda tanda bekas asap yang keluar. Roger memang cerdik, ia sengaja tidak menyalakan api supaya tidak terlihat orang.
Ia menarik sebuah Submesin gun bernama Abram 2000. Senjata ini mampu menghamburkan 50 peluru dalam sekali tembak.
Shiban mengeluarkan Glock 17 sebuah pistol pemburu yang sangat akurat apabila digunakan seorang yang ahli dalam menembak.
Keduanya berjalan hati hati, sepatu mereka diusahakan untuk tidak menginjak ranting yang berserakan. Setiap bunyi bisa membangunkan Roger. Ia tau siapa Roger, seorang pembunuh yang sangat professional.
Pada jarak 300 meter, Jack menunduk dan jongkok disebelah sebuah pohon yang telah tumbang. Matanya tertuju kepada sebuah jendela kamar.
Jack melihat Alwi dan Ali sudah mendekat kebelakang villa. Mereka mengendap endap mendekati pintu dapur.
Ketika dilihat keadaan aman, Jack bangkit dan mendekat kearah pintu depan. Dengan sekali tendang pintu tua itu terbuka lebar dan Jack masuk kedalam diikuti Shiban yang mengacungkan pistol ditangan siap menembakkan pelurunya.
Dari belakang Alwi juga sudah berhasil mendobrak pintu dapur. Merekapun merangsek masuk lewat belakang.
Didalam villa ada 2 kamar tidur. Jack mendobrak satu ointu dan Shiban membuka kamar lainnya yang pintunya tidak tertutup.
Keempat pembunuh itu sekarang berada didalam villa. Menggledah semua sudut ruangan.
"Hmm..ternyata mereka tidak ada disini" ucap Jack.
"Oke mungkin belum datang, kita akan tunggu disini. Kita bergantian jaga. Ali, kamu jaga diluar setengah jam terus bergantian. Setelah Ali, Alwi dan dilanjutkan Shiban dan aku"
Ali menggosokkan kedua telapak tangan dan meniupnya. Udara ditelaga itu memang sangat dingin.
...○○○○○...
"Menurut GPS kita harus masuk daerah ini dan jalan kaki ke villa..hei itu ada kendaraan parkir! Mereka sudah disini"
Roger membelokkan kendaraan kekanan dan mencari jalan putar. Diujung jalan sana ada sebuah jalan kecil yang kurang bagus kondisinya, banyak rumout liar dan batu batuan.
Roger memarkirkan kendaraan agak sedikit masuk kejalan yang jelek itu.
"Oke..pakai jaket tebalmu Lisa, kita akan jalan kaki..Ikat selendang tebal dilehermu dan oakai sarung tangan. Kamu siap?" tanya Roger.
"Baik aku sudah siap Roger"
"Let's go"
Tiba tiba Lisa menarik tangan Roger dan memberikan ciuman mesra kebibir Roger.
"I love you" ucap Lisa pendek.
Roger memberikan beberapa kali ciuman mesra dan mengelus rambut Lisa.
"I love you too Lisa, kita akan selamat..Trust me"
Mereka langsung turun dan berlari dijalan yang jelek itu menuju kearah belakang villa.
Sinar matahari mulai muncul sedikit, tidak begitu cerah tapi lumayan bisa menghilangkan kabut yang tebal.
Roger menenteng tas besi kecil berisikan amunisi dan sebuah pistol Glock didalamnya. Matanya menoleh kekiri dan kanan.
Dalam jarak 400 meter ia berhenti dan jongkok diikuti Lisa. Didepan sana telaga Rains sudah terlihat dan pas didepan nya sebuah villa kayu berdiri.
"Liat disana" ujar Roger menunjuk kearah depan villa.
Lisa melihat kearah teras villa, disana seorang laki laki sedang merokok berdiri melihat kekiri dan kekanan. Ia menggenggam keras tangan Roger.
"Kita tunggu disini..kita akan liat ada berapa orang lagi didalamnya" kata Roger sambil membuka tas besi.
Roger mengeluarkan pistol Glock dan mengisi peluru.
"Lisa, kamu pegang ini..kalau sampai aku tertembak dan tidak bisa apa apa..kamu pake ini"
"Aku belum pernah menembak Roger"
"Ini, aku buka locknya. Awas jangan taro jarimu dipelatuk. Hanya kalau diperlukan saja"
"Kita tunggu siapa tau dia mau kencing atau turun aku akan tembak" Lanjut Roger sambil memasang alat peredam suara.
Benar saja, kurang lebih sepuluh menit kemudian orang itu turun ketanah. Ia melihat kesana sini ahirnya menemukan sebuah tempat, ia berjalan kearah samping villa.
Roger bangkit dan membidikan pistolnya kearah orang itu. 2 tembakan pas mengenai dadanya, ia terpental kebelakang.
Jack yang sedang membersihkan senapan pendeknya kaget mendengar suara seperti orang jatuh. Ia langsung menuju jendela melihat kearah luar.
Matanya melotot melihat Ali terkapar, darah mengalir dan mengenang ditanah.
"Boys! Ali tewas!" teriaknya sambil menyiapkan senjata.
Alwi langsung kearah belakang dan kekuar dari arah dapur, pistol ditangan.
Roger melihat pergerakan Alwi langsung membidikkan pistolnya. 2 tembakan dari Roger menumbangkan Alwi.
"Itu disana!" teriak Jack kepada Shiban.
Shiban memecahkan kaca jendela samping dan membrondong kearah Roger. 4 sampai 5 peluru melayang, Jack dengan gesit keluar dari ointu depan dan kangsung menembakkan Abram 2000nya, 50 peluru memecahkan keheningan pagi hari ditelaga itu.
Roger menunduk melindungi dirinya dari berindongan peluru. Sayang 2 peluru menembus bahu dan tangan kiri Lisa.
Lisa terkapar berdarah. "Lisa! Lisa!" teriak Roger.
Dengan cepat Roger menarik tubuh Rita yang terkapar. Ia mengangkatnya dan berlari kearah jalanan. Kembali Jack mengarahkan ketempat Roger dan menembaki dengan membabi buta.
Dengan susah payah Roger berlari kekiri dan kekanan. Didepan sana ia melihat sebuah pohon yang tumbang menghalangi larinya. Ia berlari kearah pohon itu dan berlindung dibawahnya.
Jack dan Shiban berlari kencang mengejar Roger.Dimana ada suara Jack menembakinya dengan ganas.
Roger harus memikirkan dengan cepat jalan keluarnya. Ia melihat kearah Lisa yang terkapar pingsan.
Ia mengambil sebuah batu dan melemparkan kearah semak semak. Jack langsung melepaskan tembakan beruntun. Disaat itulah Jack bangkit dan mengarahkan pistol Glock dan pistol Revolver kaliber 22nya.
4 peluru melesat dan tepat mengenai sasaran. Kepala Jack pecah dan dadanya jebol.
Shiban panik melihat bosnya tumbang. Ia memutar balik tubuhnya dan berlari kearah villa.
Roger melihat Shiban yang lari langsung mengarahkan kedua pistol dan menembaknya. Orang itupun roboh dan mati seketika.
Roger masih berdiri, melihat kekiri dan kekanan..Apakah masih ada lagi pembunuh lainnya.
Setelah ia rasakan aman, Roger jongkok memeriksa keadaan Lisa. Ooh,lukanya cukup parah. Ia mengangkat tubuh sang kekasih dan menggendongnya masuk kedalam villa.
...¤¤¤¤¤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments