Sebuah kontrak gila.

Pekerjaan maut yang ia lakukan sudah menjadi kebiasaannya. Bahkan setiap 3 bulan sekali ia pasti mendapatkan 'job' sebanyak 3 kali. Dan itu membuatnya sangat ahli dalam bidangnya.

Ia dijuluki 'Roger the Ice' oleh para saingannya karena ia begitu sempurna dan seperti belut dalam melakukan aksinya.

Sebetulnya ada grup lain yang ingin merekrutnya secara tetap dengan basis gajih fixed sebesar 25.000 poundsterling per bulan. Tapi pinangan itu ia tolak mentah mentah.

Bekerja dengan Excist terasa lebih enak dan bebas, kalau ia tidak mau mengambil kontrak ia bisa mengatakan tidak dan Excist selalu tepat dalam hal pembayaran.

Meskipun demikian setelah bekerja sama dengan Excist selama 3 tahun terahir ini Roger tidak tau siapakah dibalik Excist sebenarnya. Apakah itu satu orang atau satu grup tapi who cares.. ia tidak terlalu memikirkan, yang penting adalah bayarannya cukup besar dan tepat waktu.

Setelah pembunuhan terhadap kepala perpustakaan Leeds beberapa waktu yang lalu, ia masih menerima 3 job lagi. Pertama targetnya seorang bos garmen warga negara India yang berdomisili di London. Kedua, targetnya adalah CEO sebuah perusahaan televisi swasta di Irlandia Utara dan job ke 3 adalah seorang Kolonel angkatan bersenjata negara Uganda yang mempunyai rumah diLondon.

Ketiga job itu ia laksanakan dengan sukses dan rapih. Nama dan reputasi Roger telah dianggap kaum outlaws sebagai the best killer. Ya Roger adalah pembunuh berdarah dingin.

Pada awal tahun kemarin ketika udara kota London sedang dingin dinginnya ia justru sedang memancing ikan didekat sungai Thames., Ketika sedang asik menyeruput kopi panas dan menunggu datangnya ikan Roger mendapat call dari Excist bahwa ada sebuah job yang sangat berharga. Nilainya fantastis, totalnya 30.000 poundsterling. Wow! big job pikirnya. Tanpa pikir panjang ia langsung menyanggupi.

"Bos! Saya ambil proyek ini" ucap Roger.

"Great! Roger..hati hati! dia punya beberapa pengawal yang handal, kamu punya waktu 2 minggu dari sekarang. Seperti biasa, tanda tangan kontrak dan setelah itu kita kirimkan datanya dan juga pembayaran.

Tanpa pikir panjang Roger menanda tangani kontrak digital diponselnya. Setelah tanda tangan dan pembicaraan dengan Excist terputus iapun dengan santai meneruskan memancing ikan, sambil menyeruput lagi kopi dari termosnya.

Ia tersenyum..ahir tahun ini apabila ia bisa mengantongi 3 extra job lagi ia akan membuka sebuah cafe dipinggiran kota London. itu sudah menjadi impiannya sejak lama.

...○○○○○...

Hari sudah mulai gelap, angin dingin musim dingin London mulai menerpa wajahnya. Ia menarik tali pancingan dari dalam air, Roger mulai menghitung hasil pancingannya..hehe lumayan dapat 5 ekor dan ukurannya lumayan untuk digoreng nanti malam.

Ia mengemas semua barang barangnya dan melipat kursi duduknya. Roger bangkit dan melangkah kearah mobil Tesla S Plaid keluaran terbaru. Mancing, bukanlah karena ia tidak bisa membeli makanan namun hanya iseng belaka dan untuk menghilangkan ingatannya tentang bagaimana yang telah ia lakukan dibeberapa pembunuhan belum lama ini. Ia tidak mau mengingat ingat bagaimana Kolonel Edu bunge memohon agar ia jangan dibunuh. Atau ketika Sakur Dalay bos garmen India terngompol ngompol ketika Roger menaruh pucuk pistol dijidat dan menembaknya dari jarak dekat.

Dengan tenang ia meletakkan alat alat pancing, Thermos kopi dan ember tempat ikan di bagasi belakang.

Malam ini ia akan memprofile target yang sangat penting yang baru saja ia terima dati Excist.

"Du bidu Du bidum..Daam!" Roger dengan gembira menyanyikan sebuah lagu lama Frank Sinatra dari set musik hifinya.

Hmm..coba aku liat siapa saja back up body guardnya, siapa tau aku kenal mereka..pikir Roger ketika sampai dirumah. Tapi mungkin mandi air panas dulu, pasti sedap rasanya, pikirnya lagi.

Dibawah siraman air panas bercampur air dingin pikiran Roger melayang keimpiannya untuk membuka Cafe dipinggir sungai Thames tidak jauh dari kota London. Aah... sudah tidak tahan ia ingin membuka usaha itu.

Tubuhnya kini serasa segar setelah mandi, dengan hanya mengenakan handuk yang dilitkan kebawah tubuhnya ia membuka laptop dan melihat ke Email yang dikirimkan Excist.

Seketika matanya terbelalak ketika melihat profile target yang akan dituju. Sebuah foto seorang laki laki berumur 68 tahun bernama Dan Steward. Alamat 33 Johnston Road, Burnt Oak, London. Oh my God! ia berteriak.

Roger memperhatikan perintah kontrak itu berulang ulang kali. Ia ingin meyakinkan sekali lagi apakah itu benar target yang dituju?

Ia langsung membuka copy kontrak, apa yang harus dilakukan apabila kontrak dibatalkan.

Tangannya gemetaran, ia tidak bisa mendapatkan data data atau paling tidak informasi bagaimana caranya mengahiri kontrak.

Segera diambilnya ponsel dan mengontak nomor telepon Excist. Namun hanya dijawab oleh suara rekaman yang mengatakan bahwa kantor tutup dan akan dibuka besok pagi.

Roger berjalan hilir mudik dalam kamarnya, ia mulai panik bagaimana membatalkan kontrak kerja ini. "Aah gila! ini tidak bisa terjadi!" teriaknya sendiri didalam kamar tidurnya.

Dan Steward asalah sahabat karib ayahnya, meskipun ia tidak mengenal secara dekat Dan Steward tapi ayahnya selalu membicarakan tentang sosok itu.

Ayahnya tinggal disebuah rumah didaerah Bayswater, London. Semenjak ibunya meninggal karena penyakit kangker 2 tahun yang silam ayahnya tinggal sendirian dirumah.

Ayahnya tidak punya siapa siapa kecuali sahabatnya semenjak kecil yaitu Dan. 2 sahabat itu sering bepergian berdua, dimana ada Dan pasti ada ayahnya.

Satu malam Roger tidak bisa tidur sama sekali, pikirannya resah bagaimana caranya agar ia bisa menghentikan kontrak ini. Ini akan berakibat buruk bagi ayahnya. Dan Steward adalah satu satunya teman hidup ayahnya, apabila ia renggut nyawanya maka ayahnya akan kehilangan seorang sahabat sejati. "Tidak! tidak bisa ini terjadi..Aku harus membatalkan!" ucap Roger dalam hati.

...○○○○○...

Pagi hari, sekitar pukul 6 pagi ia sudah bergegas kerumah ayahnya.

Sesampainya ia dirumah ayahnya, langsung saja ia menuju kedapur. Disana ia membuatkan secangkir teh dan menaruh 2 biskuit disamping cangkir teh. Roger membawa baki itu kelantai 2 kekamar ayahnya.

"Tok..tok..tok" Roger mengetuk pelan kamar ayahnya.

"Roger? is that you?" terdengar suara ayahnya dari dalam.

Roger membuka pintu kamar pelan pelan dengan satu tangan.

"Hi dad..aku buatkan teh panas dan ada 2 biskuit.." ucap Roger sambil tersenyum.

"Wah..tumben pagi sekali sudah disini..kamu tidak kekantor?" jawab ayahnya senang.

"Hari ini aku libur dad" jawab Roger berbohong.

Ayahnya bangkit dari tempat tidur dan berjalan kearah kamar mandi.

Roger menaruh baki dimeja kecil dekat tempat tidur dan ia membuka korden jendela. Ada sedikit cahaya luar masuk kekamar itu.

Tidak berapa lama kemudian ayahnya keluar dari kamar dan mengambil tempat duduk didepan Roger.

"Tadi malam aku mimpi kamu, eh pagi ini kamu ada disini..gimana kerjaan kantor?" Tanya ayahnya sambil menyeruput teh panas.

"Bagus dad! semuanya oke saja"

"Sukurlah nak"

Roger ingin cepat cepat bicarakan masalah Dan Steward sahabatnya..Tapi ia masih menunggu sampai ayahnya selesai minum teh.

...¤¤¤¤¤...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!