Sosok Excist

Jefri yang sedang duduk dimobil menjadi tegang ia kaget oleh letusan bom pertama yang terjadi dilantai bawah gedung.

Suara ledakan demikian dahsyat bahkan ia melihat beberapa orang yang akan memasuki lobi gedung berjatuhan. Asap tebal membumbung tinggi setelah kilatan api dari ledakan dan pecahan tembok melenting kemana mana.

Ia tidak serta merta turun dari kendaraannya, ia menghitung waktu. Menurut Roger akan ada jeda waktu sebanyak 10 sampai 15 menit antara satu bom dan bom lainnya.

Jefri memutar tubuhnya kebelakang dan meraih sebuah submesin gun pendek. Ia ingat perkataan Roger apapun yang terjadi jangan ikut masuk kedalam, salah satu dari mereka harus selamat.

Tapi, perasaannya tidak enak sesuatu akan terjadi kepada sahabatnya..ia akan memberi waktu sedikit, kalau kekacauan sudah terjadi ia akan ikut dalam penyerangan kedalam gedung.

Baru saja ia menyiapkan segala peralatan, tiba tiba ia dikagetkan dengan suara bom ke 2. Kali ini dari dalam gedung dan disanalah total kekacauan terjadi. Ia melihat banyak orang yang lari keluar berteriak teriak.

Dalam kekacauan itu ia turun dan berlari keluar, dengan gesit ia memakai jas hitam yang warnanya sama dengan para sekuriti gedung. Submesin gun pendek ia lipat menjadi lebih pendek dan ia selipkan dipinggang.

Didalam ruangan lobi yang besar itu ia melihat sebuah lampu kristal telah ambruk jatoh kelantai, kacanya berserakan dimana mana. Seorang wanita berlari keluar gedung sambil memegang kepalanya yang bocor. Beberapa laki laki dengan darah membasahi bajunya berusaha berdiri dan berlari.

Kesempatan itu ia pakai untuk masuk kelift no.1 dan memencet lantai 8.

...○○○○○...

Ronald yang sedang menuruni tangga ahirnya dengan terengah engah ia sampai dilantai 7, lututnya terasa lemas dadanya sesak. Ia berhenti sebentar untuk mengatur nafasnya.

Disaat bersamaan naik 3 petugas keamanan dengan pistol ditangan.

"Dimana bos kita?!" tanya salah satu dari mereka.

"Aman..dia ada dikamar kerja bersama salah satu petugas sekuriti" ucap Ronald terbata bata.

"Hah?! Sekuriti? Siapa itu? Ayo cepat kita keatas!"

ucap orang itu sambil berlari menaiki anak tangga.

Ronald bingung melihat kelakuan mereka..kenapa sampai kaget begitu ketika disebutkan ada sekuriti berada diatas.

"Siapkan senjata kalian! Ada yang bersama bos bukan dari grup kita!"

Semua petugas keamanan langsung mengkokang pistol dan beranjak kearah lantai 10.

Lift Jefri beberapa saat kemudian telah sampai dilantai 8. Ia keluar dari lift menengok kekanan dan kekiri. Satupun tidak ada orang dikoridor lantai itu. Jefri langsung beranjak kepintu Exit hendak melanjutkan kelantai 10 melalui tangga.

Langkahnya terhenti dipintu Exit ketika mendengar banyak langkah sepatu menaiki tangga atas.

Perlahan lahan ia membuka pintu dan menutupnya dengan hati hati. Dari tangga lantai 8 ia melongok keatas, kira kira 2 lantai diatas ia melihat segerombolan petugas keamanan dengan senjata ditangan berada diatas sana.

...○○○○○...

Sementara itu Roger sedang berjalan perlahan lahan mendekati seseorang yang sedang duduk menghadap kearah jendela besar. Ia melihat kepulan asap rokok dari balik kursi tempat seseorang itu duduk.

Roger terus mendekat, kini ia berdiri tepat dibelakang kursi. Tiba tiba sosok itu berdiri, Roger tertegun. Seakan sejuta aliran listrik menerjang dirinya. Semua tubuhnya kaku! Apakah ia tidak salah liat?

"Halo Roger..ahirnya kau sampai juga disini. Kenapa kau seperti melihat setan?" Ucap sosok itu berkata dengan penuh ketenangan.

Ia kini telah memutar tubuhnya dan memandang kearah Roger yang terpaku.

Dihadapan Roger telah berdiri Alexa Demir, kaka perempuan dari ayahnya. Alexa telah lama tidak diketahui keberadaannya. Menurut cerita ayahnya Alexa dan Susana adiknya telah meninggal dalam kecelakaan mobil lima belas tahun yang lalu. Pada satu malam kendaraan mereka menabrak sisi jalan dan masuk kedalam jurang.

"Kalian pikir aku telah mati dijurang itu? Hahaha..Inilah aku sekarang berdiri tegak dan sehat dihadapanmu..ya akulah Excist yang selama ini kau kenal lewat telepon"

"Kenapa tidak memberitahukan kepada ayah tentang keberadaanmu?" Tanya Roger sambil menurunkan tangan yang memegang pistolnya.

"Ayahmu dan tante Susana sebetulnya sering bersekongkol menjelek jelekan aku..bahkan dari semenjak remaja mereka selalu memojokkan aku! Ya itulah sifat ayahmu selalu merasa dirinya paling pintar! Aku benci dia!"

"Tapi..kenapa kau selalu memberikan aku job?" tanya Roger.

"Aku sudah memperhatikan dirimu semenjak remaja dulu..kau anak yang cerdas, pemberani dan suka dengan tantangan..ketika aku tau bahwa kau masuk kedunia hitam..aku langsung memilihmu sebagai gladiatorku"

"Tapi kau telah melepaskan kontrak mati untuk diriku?! Taukah bahwa beberapa kali nyawaku hampir hilang? karena kontrakmu kepadaku?!"

"Hehehe..kau memang sudah tidak bisa kupegang lagi..Aku ingin kau mati Dan selanjutnya aku akan mendatangi rumah ayahmu membawa jasadmu! Sebagai balas dendamku kepada ayahmu!"

Roger bingung mendengar ucapan Alexa. Bagaimana bisa tantenya sendiri ingin membunuhnya?!

Namun dalam keadaan bingung itu tiba tiba Alexa mengeluarkan sebuah pistol kecil dari balik jaketnya dan ia menembak 3 kali kearah dada Roger.

Dhar Dhar dhar!!

...○○○○○...

Pada saat yang sama para bodyguard Excist sudah berlari dikoridor lantai 10 ketika mereka mendengar 3 tembakan dari dalam suite room Excist.

Dengan sekali dobrak mereka menerjang masuk kedalam. Pistol mereka teracung kearah depan.

Dari arah pintu Exit itu muncul juga Jefri yang mengejar mereka dari belakang. Ia juga telah mendengar suara tembakan tembakan itu.

"Aduh sialan!" ucapnya.

Jefri lari membuka pintu, disana ia melihat Roger sudah dalam posisi jongkok dilantai, ia tidak memegang pistol namun masih memegang pisau belati ditangan kirinya.

Jefri juga melihat adanya sosok wanita mengenakan celana panjang dan memakai jas seperti layaknya seorang laki laki. Ditangannya ia menggenggam pistol berukuran kecil.

Dibelakang Jefri, 3 bodyguard yang terbengong bengong melihat kejadian didepan mata mereka.

Betapa marahnya Jefri melihat kejadian itu, tanpa membuang waktu ia mengangkat submesin gunnya diarahkan kepada 3 bodyguard dan sosok wanita yang mengenakan stelan pakaian laki laki itu.

Braatatatat!!....

Sekali tarik pelatuk submesin gun itu memuntahkan sebanyak 20 peluru. 3 bodyguard tumbang seketika dengan luka luka tembak sekujur tubuh mereka. Sosok wanita itu terjungkal kebelakang terlempar keatas kursi tempat ia tadi duduk. Sebanyak 10 peluru menembus badannya.

Kertas pada berterbangan, kaca jendela pecah berkeping keping, angin langsung masuk meniupkan udara dingin.

Jefri lari mendekat kearah Roger. Ia melihat luka ditubuhnya cukup parah.

"Roger! tahan Roger! Jangan kau mati ditanganku! Ayo! aku akan membopongmu turun kebawah!" teriak Jefri.

Dengan sekali angkat Jefri berhasil mengangkat tubuh sahabatnya.

Aneh juga sebetulnya, sebab Roger berbadan tinggi besar tapi Jefri seakan mendapatkan kekuatan ajaib..Ia dengan enteng mengangkat Roger.

Sambil menggendong Roger ia menuruni tangga. Saat itu Roger sudah pingsan, ia sudah tidak mendengar apa yang Jefri katakan.

Baru saja sampai dilantai 7 tiba tiba ia bertemu dengan 2 petugas keamanan.

"Hei! Cepat kekamar bos dilantai 10, ia tertembak ada Baku tembak antara bos dan 3 petugas!" kata Jefri dengan suara mantap.

"Kamu mau kemana dan siapa ini?"

"Aku harus bawa satu teman kita ini kerumah sakit secepatnya! Sudah selamatkan bos kita!"

Ke dua petugas itu berlari keatas dan Jefri menuruni tangga kebawah.

...¤¤¤¤¤...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!