Arga masih berada di rumah sakit tanpa meninggalkan Kalina.
Dia terus menemani sang Bunda.
Kalina tersenyum saat Arga menyuapinya bubur.
"Bunda senang kamu di sini temani Bunda." Ucapnya membuat Arga mendongak dan tersenyum.
Bagaimana pun dia sangat menyayangi orang tuanya.
"Sekarang Bunda minum obat."
Kalina mengangguk dan minum beberapa butir obat yang juga Arga siapkan.
Ceklek,,
Pintu terbuka, Alya yang baru saja datang pun berjalan masuk.
"Gimana keadaan Bunda ?" Ucapnya berjalan mendekat.
Arga beranjak dan membiarkan Alya duduk di kursi.
Dia berdiri di dekat Alya walau sebenarnya pikirannya masih terus terhadap Gladis.
"Bunda baik-baik saja Al, besok juga sudah boleh pulang."
Alya menautkan kedua alisnya..
Baru pagi tadi Masuk Rumah sakit dan besok sudah pulang, Wajahnya pun masih sangat pusat.
Alya tampak berpikir.
"Karena Bunda harus mempersiapkan semua keperluan pernikahan kalian."
Alya tersenyum,,
Benar, memang Lusa adalah hari pernikahan mereka.
Saat di rumah orang tuanya pun sudah membicarakan semua ini berarti Bramiko memang sudah membicarakan semua ini kepada keluarga nya.
"Arga keluar sebentar." Pamit Arga membiarkan mereka berdua.
Kalina mengangguk..
Sementara Arga berjalan menyusuri Lorong Rumah sakit hingga akhirnya dia duduk di kursi.
Tangannya kembali merogoh jaketnya, menatap ponsel yang sama sekali tidak ada balasan chat dari Gladis.
Kemana kamu Dis,,. Arga mengusap wajahnya Kasar.
Di tempat lain,,
Gladis masih bersama Gama di sebuah Cafe, namun Gladis tampak diam dan hanya memainkan makanan yang ada di depannya.
"Kenapa gak makan?" Ucap Gama namun Gladis hanya menggeleng
"Gue gak lapar."
Gama tersenyum,,
"Karena Arga?"
Gladis membuang Napasnya,
Bagaimana pun pembicaraan Arga dengan orang tuanya sudah dia dengar dan Lusa adalah pernikahannya.
"Gimana dengan gue, Arga bahkan akan menikah Lusa"
Gama menatap wajah Gladis yang tampak sangat menyedihkan.
rasanya sesak melihat wanita yang dia sayang sesedih ini.
"Gue tau perasaan Lo, Lebih baik Lo bicarakan hubungan Lo sama Arga selanjutnya."
"Tapi gue gak bisa putus dari Arga, Gue cinta dan sayang sama dia"
"Gue tau, Tapi dia bahkan tidak menolak saat di jodohkan. "
Gladis terdiam namun air matanya terus saja menetes di wajahnya.
Gama mendekat dan memeluk Gladis yang masih sangat sedih.
____
Hari semakin malam dan Alya masih di Rumah sakit, Kini Bramiko pun sudah berada di sana.
"Al pamit pulang dulu Bund, Besok Alya datang lagi "
"Iya Sayang, terimakasih kamu sudah temani bunda seharian di Rumah Sakit."
Alya mengangguk dan mengambil tasnya,,
"Kamu pulang bareng Arga kan Nak?"
"Alya bawa mobil sendiri Bund, Gapapa Al sendiri"
"Ini sudah malam Nak, Bunda benar.
Kamu di antar Arga biar mobil kamu besok Ayah suruh orang antar ke rumah." Potong Bramiko membuat Alya menurut
Alya pamit dengan mereka dan berjalan keluar di ikuti Arga.
Mereka berjalan tanpa ada obrolan hingga sampai di mobil pun tidak ada satu kata pun keluar dari mulut keduanya.
Masing masing sibuk dengan pikirannya.
"Apa Gladis sudah tau soal ini " Ucap Alya tanpa menatap Arga.
Tidak ada jawaban dari Arga, dia masih fokus dengan stir bundarnya.
"Arga "
"Apa sih."
"Lo pasti lagi mikirin Gladis Kan.?"
"Bukan urusan Lo"
Alya menghela napasnya..
"Gue gak akan melarang Lo dekat dengan Gladis setelah kita menikah."
Deg..
Arga menoleh..
"Gak usah kepedean, Setelah menikah pun Gladis tetap cewek gue."
Alya menatap Arga..
Bagaimana bisa dia menikah dengan laki laki seperti Arga.
Alya menggeleng dan kembali menatap lurus hingga mobil sampai di depan rumah.
Alya langsung membuka pintu mobilnya dan Arga langsung menancap gas.
Astaga..
Laki laki macam apa sih dia, kenapa bisa sampai Gue nikah sama dia sih. Gerutu Alya berjalan masuk.
Namun Langkahnya terhenti saat matanya menatap Bima yang baru saja akan masuk ke dalam mobilnya.
"Alya, Lo baru pulang " Ucapnya membuat Alya memutar bola matanya.
Alya kembali melangkah,,
"Alya tunggu" Cegah Bima menahan tangan Alya.
"Lepas"
Alya menghempas genggaman Tangan Bima,,
"Sorry-sorry"
"Kalau Lo memang gak suka di jodohkan kenapa Lo terima, Apalagi sikap Arga seperti itu sama Lo."
Alya menatap Bima.
"Bukan urusan Lo."
"Arga sudah memiliki pacar bagaimana nantinya setelah kalian menikah.
Alya, gue gak bisa lihat Lo sedih."
"Lucu Banget Lo,
Lo siapa gue, Harusnya Yang Lo pikirkan itu Kak Nadin dan bukan gue." Ucap Alya kembali berjalan meninggalkan Bima yang berdiri mematung menatapnya.
Alya masuk ke dalam rumah,,
"Sayang kamu sudah pulang." Ucap Santi tersenyum
"Iya Ma"
"Gimana keadaan Kalina Sayang."
"Sudah lebih baik Ma, dan besok sudah bisa pulang ke rumah.
"Syukurlah,"
"Alya ke kamar dulu Ma."
"Iya Sayang, Mandi dan langsung Istirahat."
Alya mengangguk dan berjalan menuju kamarnya.
Sementara Santi menatap wajah putrinya, dia tau jika Alya sedih karena perjodohan nya namun di balik semua itu hanya untuk kebaikan Alya.
Sesampainya di Kamar,,
Alya langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya.
Matanya terpejam merenungi kehidupan yang dia alami.
Di tempat lain, kini Arga berada di depan gerbang rumah Gladis, dia sangat ingin menemui kekasihnya itu tapi terlihat rumah yang sudah gelap.
Apa yang harus gue lakukan sekarang soal pernikahan yang akan di lakukan Lusa.
Arga memijat pelipisnya, dia pun kembali melajukan mobilnya.
Dan setelah kepergian Arga, terlihat sebuah mobil masuk ke dalam rumah.
Gama dan Gladis baru saja pulang setelah Gladis meminta Gama untuk menemaninya.
"Istirahat" Ucap Gama saat sudah berada di depan rumah.
"Thanks Lo selalu ada buat gue."
"Kapan pun, Gue bakal ada buat Lo."
Gladis tersenyum dan membuka pintu mobilnya.
Dia menatap kilas Gama dan kembali berjalan masuk, setelah memastikan Gladis Masuk Gama baru melajukan mobilnya.
Arga sampai di rumah sakit, di lihatnya Sang Bunda sudah tertidur dia pun berjalan mendekat menatap lekat wajahnya.
Di satu sisi, dia tidak mau mengecewakan orang tuanya namun di sisi lain dia sudah mencintai wanita lain.
Bagaimana dia harus menjalani semua ini.
"Kamu sudah pulang?" Ucap Bramiko yang baru saja keluar kamar mandi."
"Baru sampai Yah."
"Bisa Ayah bicara sebentar "
Arga mengangguk dan mereka keluar ruangan, duduk di kursi.
"Ayah minta Maaf untuk semua yang Ayah lakukan, Satu Hal yang kamu harus tau.
Ayah dan Bunda melakukan semua itu untuk Kamu, Kami mau kamu mendapatkan istri yang baik.
Ayah sudah tau siapa Alya, dan mengenal baik keluarganya dan Ayah harap kamu bisa tau maksud Ayah " Ucap Bramiko menepuk bahu Arga dan berjalan masuk.
Arga masih berada di sana, dia berpikir semua yang di Ucapkan Orang tuanya.
Itu pun terlihat jelas jika kedua orangtuanya sangat menyukai Alya di bandingkan dengan Gladis kekasihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Uyhull01
ya karna Gladis ska kluar masuk club jdborang tuabkmu gak ska sma dya,
2023-10-03
0
Nofita Sari
thor kanaya dn kevin kemana kok gk nongol..
ortu kmu gk suka gladis ad sebab'ny ga
2023-03-31
0
meynur
mangat beb bisa yok tiap hari up selama bulan puasa
2023-03-31
0