Pilihan Berat

Gladis sudah bersiap,

Dia sudah ingin segera pergi dari desa itu dimana semua tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan.

Bahkan semalam untung saja ada Gama yang menemani nya hingga dia bisa tertidur.

Arga menghampiri Gladis dan mengusap rambut panjang nya..

"Sudah siap?" Ucapnya membuat Gladis tersenyum dan mengangguk.

Arga tersenyum dan menoleh saat Mang Leman menghampiri,,

"Mas Arga jadi pulang pagi ini bukannya kemarin bilang dua atau tiga hari?"

"Maaf Mang, Sebenarnya kemarin Kami hanya main dan kami akan kembali ke Jakarta." Ucap Arga.

"Baiklah hati-hati di jalan dan Salam untuk Tuan dan Nyonya Mas."

"Pasti Saya sampaikan, Sekali lagi terima kasih Mang"

"Ayo kita pulang sekarang" Ajak Gladis yang sudah sangat tidak betah.

"Permisi Mang."

Arga mengandeng Gladis menuju mobilnya,,

Mereka masuk dan mobil melaju pergi, Sedangkan Mang Leman merasa heran dengan sikap mereka.

Selama di jalan,,

Gladis merasa sangat lapar, bagaimana tidak semenjak datang dia sama sekali tidak menyentuh makanan di sana.

Semua tidak sesuai dengan seleranya,,

"Sayang aku lapar." Rengek Gladis menatap Arga yang masih fokus dengan stir bundarnya.

"Kita makan dulu."

Gladis tersenyum dan membayangkan makan makanan enak.

"Pizza atau spaghetti atau steak aku mau makan itu."

Arga menggeleng,,

Bagaimana bisa mereka mencari makanan di tempat seperti itu apalagi masih sangat pagi.

"Ini masih pagi dan juga kita jauh dari Kota."

Gladis menghela napasnya,,

Dia lupa jika mereka di Desa terpencil.

"Kita cari makanan yang dekat saja "

Arga mencoba menuruti keinginan kekasih nya itu dan mereka mencari sebuah warung makan yang menurut nya bersih juga banyak masakan.

Lumayan jauh dan susah hingga akhirnya mobil menepi di depan Warung Makan Padang.

Hanya ini lah yang mereka temukan warung di sana,,

Gladis juga Arga keluar.

"Kamu pesan dulu, gue ke toilet." Ucap Arga dan Gladis duduk serta memesan beberapa makanan.

Di dalam toilet,,

Arga membasuh wajahnya karena memang sebenarnya dia masih sangat mengantuk.

Gladis membangunkannya sangat pagi dan langsung meminta mereka pulang ke Jakarta.

Derrt

Derrt

Arga menautkan kedua Alisnya, dan mengambil ponselnya yang sudah dia aktifkan kembali.

Tangannya pun merogoh jaket yang di pakainya, matanya memicing saat Alya lah yang menghubungi nya.

Arga menghela napasnya dan menggeser tombol hijau.

"Halo" Ucap Arga malas.

"Astaga Lo dimana sih, Dari kemarin Ponsel Lo sama sekali tidak bisa di hubungi."

Arga mengumpat dengan semua ucapan Alya, seharusnya dia tidak mengangkat telpon nya.

"Bukan urusan Lo "

"Bunda Masuk Rumah Sakit "

Deg..!!

Arga terdiam,,

"Gak usah becanda, Lo sengaja kan bikin gue panik "

"*T**erserah Lo mau percaya atau tidak Yang pasti Bunda masuk Rumah Sakit gara gara Lo* "

Tut,,

Tut,,

Tut,,

"Halo Alya!"

Sial, Umpat Arga mengusap wajahnya Kasar.

Dia sama sekali tidak memikirkan hingga seperti ini.

Dia pun segera keluar dan menghampiri Gladis yang tengah menikmati makanan nya.

"Arga kamu makan dulu aku udah pesan ini buat kamu" Ucap Gladis.

"Kita harus Pulang sekarang." Ajak Arga menarik tangan Gladis.

"Tapi kita baru sampai."

Arga tidak menghiraukan, setelah dia membayar semua makanan mereka langsung menuju mobil.

"Agra, Gue masih lapar "

"Bnda masuk Rumah Sakit " Potong Arga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Dia berharap segera sampai di Rumah sakit dan melihat kondisi Orang Tuanya.

Sementara Di Rumah Sakit.

Alya masih berada di sana, dia masih menunggu Kalina yang sedang di periksa Dokter.

"Gimana Al, apa sudah bisa menghubungi Arga" Ucap Bramiko

"Sudah Yah, dan Alya sudah bilang jika Bunda masuk Rumah Sakit."

Bramiko mengusap wajahnya,

Berharap tidak terjadi sesuatu dengan istrinya dan berharap Arga bisa segera datang.

Bramiko segera bangun saat pintu terbuka dan terlihat Dokter keluar.

"Bagaimana keadaan Istri saya Dok" Ucap Bramiko

"Tidak ada yang serius, Istri Anda hanya banyak pikiran dan kelelahan, Saya sarankan supaya Istri Anda di rawat untuk beberapa hari "

"Lakukan yang terbaik untuk istri saya Dok"

"Baiklah, Silahkan Anda urus semua Adminstrasi untuk pemindahan Rawat Inap Istri Anda."

"Kamu temani Bunda Ayah urus Administrasi "

"Baik ayah."

Alya membuka pintu dan terlihat Kalina yang terbaring lemah dengan tangan yang terpasang infus.

Wajahnya pun sangat pucat.

Alya menarik kursi dan duduk di samping Ranjang Kalina.

Tangannya menggenggam tangan Kalina,,

Bahkan walau mereka hanya bertemu beberapa kali karena sebuah perjodohan itu namun Alya merasa sayang dengan Kalina begitu pun sebaliknya.

Bunda,,

Bunda harus sehat, Al sudah memberitahu Kak Arga dan sebentar lagi Kak Arga pasti datang.

Alya menatap wajah Kalina dan terus menggenggam tangannya.

Tidak lama Bramiko datang,,

"Bunda akan di pindahkan ke ruang inap "

Alya mengangguk dan beranjak bangun.

Mereka mengikuti suster yang membawa Kalina masuk ke ruang Inap.

Arga berusaha melajukan mobilnya.

dengan terus merutuki tindakan nya, dia sangat ingin segera sampai di Jakarta.

"Arga pelan-pelan kalau kita kecelakaan gimana?"

Arga sama sekali tidak mendengar nya, dia terus melajukan mobilnya.

"Arga."

"Bunda di rumah Sakit dan Gue gak tau gimana kabarnya" Ucap Arga dengan nada tinggi membuat Gladis terdiam.

****..

"Maaf Gue hanya khawatir dengan keadaan Bunda "

Gladis terdiam dan menatap lurus.

Perjalan sekitar dua jam hingga akhirnya Arga sampai di Jakarta.

Dia segera menuju Rumah Sakit dimana Alya sudah memberitahu lewat Pesan.

Arga segera keluar begitu juga Gladis, mereka segera masuk ke dalam Rumah Sakit.

Ruang VVIP 2 dimana Kalina di rawat, dan hanya Ada Bramiko di dalam sementara Alya keluar untuk membeli sesuatu.

Alya berjalan membawa bungkusan di tangannya, dia membeli makanan karena memang dia sendiri belum makan.

Langkah nya berhenti saat melihat Arga yang datang, namun matanya mengernyit setelah menyadari jika Arga datang bersama Gladis.

Jadi benar jika mereka pergi bersama, bahkan hingga tidak pulang semalaman.

Alya menggeleng,,

Walaupun Arga adalah calon suaminya namun dia tidak mau tau apa yang mereka lakukan semalam.

Arga terus berjalan hingga sampai di depan ruangan,,

Ceklek,,

Pintu terbuka membuat Bramiko menoleh.

"Bunda" Ucapnya langsung masuk dan menghampiri Kalina yang masih terbaring tidak sadar.

Bramiko menatap Gladis yang datang bersama Arga,,

"Halo Om" Sapa Gladis saat Bramiko menatapnya.

Bramiko diam,,

Namun wajahnya terlihat tidak menyukai Gladis, bagaimana tidak.

Bramiko sangat tau apa yang di lakukan Gladis di luar bahkan di sering masuk Klub malam.

"Maafin Arga Bun. Arga sudah pulang" Ucap Arga menggenggam tangan Kalina dan mengecup nya.

Sedangkan Gladis berdiri menunduk dengan tatapan Bramiko yang menatapnya.

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

orang tua mu baik tidak akan menjerumuskan anaknya kedalam kesengsaraan Arga

2023-12-28

0

Uyhull01

Uyhull01

nahhh kan gegabah si ,,

2023-10-03

0

Nofita Sari

Nofita Sari

ini akibat ulah kmu arga yg egois nggk me nurut sma ortu.pilihan ortu kmu jga demi kebaikn kmu.klo kmu tw klakuan asli gladis bru nyesel kmu ga.dh d pilihin gadis baik mlah msih berhubungn dngan gadis yg kyk gtu..mlah mw ada niat buat pergi berdua dngan gladis

2023-03-23

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Makan Malam
3 Kenapa Harus Aku Prov Alya
4 Kampus
5 Hari Pertunangan
6 Gladis
7 Pertama kali semobil
8 Gama
9 Percepat Pernikahan
10 Fitting Gaun
11 Pertengkaran Kecil (Arga Gladis)
12 Penjelasan Arga
13 Kota Kecil
14 Bingung
15 Pilihan Berat
16 Pernikahan Di Majukan
17 Rumah Sakit
18 Terbongkar
19 Pingit
20 Hari Pernikahan.
21 Malam Pertama
22 Kehidupan Baru
23 Satu Rumah Satu Kamar
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 45
48 Bab 46
49 Bab 47
50 Bab 48
51 Bab 49
52 Bab 50
53 Bab 51
54 Bab 52
55 Bab 53
56 Bab 54
57 Bab 55
58 Bab 56
59 Bab 57
60 Bab 58
61 Bab 59
62 Bab 60
63 Bab 61
64 Bab 62
65 Bab 63
66 Bab 64
67 Bab 65
68 Bab 66
69 Bab 67
70 Bab 68
71 Bab 69
72 Bab 70
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab. 100
103 Bab. 101
104 Bab. 102
105 Bab. 103
106 Bab. 104
107 Bab 105
108 Bab. 106 (UCAPAN MAAF)
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog.
2
Makan Malam
3
Kenapa Harus Aku Prov Alya
4
Kampus
5
Hari Pertunangan
6
Gladis
7
Pertama kali semobil
8
Gama
9
Percepat Pernikahan
10
Fitting Gaun
11
Pertengkaran Kecil (Arga Gladis)
12
Penjelasan Arga
13
Kota Kecil
14
Bingung
15
Pilihan Berat
16
Pernikahan Di Majukan
17
Rumah Sakit
18
Terbongkar
19
Pingit
20
Hari Pernikahan.
21
Malam Pertama
22
Kehidupan Baru
23
Satu Rumah Satu Kamar
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 45
48
Bab 46
49
Bab 47
50
Bab 48
51
Bab 49
52
Bab 50
53
Bab 51
54
Bab 52
55
Bab 53
56
Bab 54
57
Bab 55
58
Bab 56
59
Bab 57
60
Bab 58
61
Bab 59
62
Bab 60
63
Bab 61
64
Bab 62
65
Bab 63
66
Bab 64
67
Bab 65
68
Bab 66
69
Bab 67
70
Bab 68
71
Bab 69
72
Bab 70
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab. 100
103
Bab. 101
104
Bab. 102
105
Bab. 103
106
Bab. 104
107
Bab 105
108
Bab. 106 (UCAPAN MAAF)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!