Gama kembali dan duduk persis di depan Gladis yang tampak sedang menikmati jus melon.
Mereka tidak satu sekolah namun mereka sudah lama mengenal apalagi selama ini Gama memendam perasaan nya terhadap Gladis.
Namun selama ini Gladis hanya menyukai Arga apalagi semenjak mereka satu sekolah.
Uhuk
Uhuk
Gama dengan cekatan langsung mengambil tisu dan memberikannya kepada Gladis.
"Thanks"
"Pelan pelan minumnya"
Gladis tersenyum dan mengusap bibirnya,,
"Udah malam, gue anter Lo pulang" Ajak Gama karena memang sudah gelap dan juga terlihat gerimis.
"Boleh"
Mereka beranjak keluar, semua teman Gladis sudah lebih dulu pulang.
Ting,,
"Tunggu sebentar" Ucap Gladis saat Ponsel nya bunyi .
Gama mengangguk dan menatap Gladis yang masih menatap ponselnya.
"Sorry Ma, Arga mau jemput gue tapi Thanks banget ya "
"Arga?" Ulang Gama
"Itu dia datang."
Terlihat sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka dan Arga keluar.
Hai Sayang" Ucap Gladis tersenyum.
Arga tersenyum dan mengusap wajah Gladis, semua itu membuat Gama merasa sangat panas .
"Gue duluan ya" Pamit Gladis .
Gama hanya bisa menatap mereka yang masuk ke dalam mobil hingga mobil melaju pergi.
Sampai kapan gue harus menunggu Lo Dis, bahkan jika Lo minta gue jadi yang ke dua gue bakal mau karena gue sangat mencintai Lo.
Gama menghela napasnya dan berjalan menuju mobil.
_______
Di dalam Mobil,,
Gladis terus tersenyum, dia Sangat bahagia karena Arga menjemput nya.
"Gama juga ikut" Ucap Arga membuat Gladis menoleh.
"Sayang, Bukan hanya Gama tadi ramai juga,
mamu jangan salah paham ya, tadi Gama cuma temani aku nunggu kamu datang."
Arga terdiam,
Dia tau jika sebenarnya Gama menyukai Kekasih nya bahkan sudah mengungkapkan perasaan nya.
"Arga, Kamu tau aku cuma cinta sama kamu."
Arga menoleh dan tersenyum,
"Sorry" Ucap Arga mengusap lembut wajah Gladis yang tampak mengangguk dan tersenyum.
Gladis pun menyandarkan kepalanya pada bahu Arga, tersenyum menatap jalanan yang juga terlihat gerimis.
Namun Gladis menautkan kedua alisnya saat melihat sesuatu pada jari Arga.
"Sejak kapan kamu cincin" Ucap Gladis .
Arga menatap jari nya, dia lupa melepas cincin pertunangan nya setelah mengantar Alya pulang.
" I- ini
"Jangan bilang itu cincin pertunangan Kamu"
Arga menepikan mobilnya,,
"Sayang jangan salah paham dulu, gue bisa jelasin semuanya."
"Jelasin apa, Kamu bilang gak akan pernah setuju perjodohan itu tapi kamu bahkan pakai cincin itu."
"Kamu salah paham gue ,-
"Kamu bohong Ga, Aku berusaha tenang buat perjodohan kamu tapi kamu,-
Arga menarik Gladis dan memeluk nya erat,,
Dia benar benar lupa melepas cincin itu, setelah mengantar Alya dia langsung menjemput Gladis.
"Kamu jahat Ga"
Gladis terus menangis dalam pelukan Arga yang terus berusaha menenangkan kekasihnya itu.
Hingga Gladis sudah lebih tenang, Arga melepaskan nya.
"Gue minta maaf, tidak mungkin melepaskan cincin ini apalagi saat bersama bunda"
"Kamu Boleh pakai cincin itu tapi tidak jika sedang bersama aku, melihat cincin itu membuat aku sedih Ga, aku gak mau kehilangan kamu , aku cinta sama kamu Ga."
"Maaf Sayang, gue janji."
Arga kembali memeluk Gladis dan mengecup pucuk rambut nya dalam.
Hati nya pun hanya untuk Gladis, apalagi mereka sudah sangat dekat.
Berbeda dengan Alya yang baru saja selesai mandi, dia memakai piyama dan berjalan turun.
"Alya Sini Nak" Ucap Santi.
Alya tersenyum dan menghampiri orang tua juga Kakak nya yang sedang berada di ruang tengah.
"Tante Kalina bilang kalau kamu ke rumahnya, Mama senang kamu bisa semakin dekat dengan mereka Al."
"Sudah mulai dekat nih sama Calon mertua" Goda Nadin membuat Alya memutar bola matanya.
"Tante Kalina baik banget ya Ma."
"Pasti kamu sekarang sudah setuju kan buat perjodohan, Udah lah De lagian Arga juga lumayan ganteng walau tetap Bima lah yang paling ganteng"
"Apa sih Ka"
"Sudah, Nadin jangan goda Adik kamu terus" Ucap Hermawan.
Nadia mengangkat bahu nya dan kembali memainkan ponselnya.
Alya bersandar pada bahu Santi,
Sebenarnya dia belum bisa menerima Perjodohan itu.
Namun melihat kedua orang tuanya juga Tante Kalina yang begitu baik dia akan berusaha menerima nya walau pun melihat sikap Arga yang sangat menyebalkan.
"Malam Om Tante"
Semua menolah dan terlihat Bima berdiri di sana, Nadin langsung beranjak bangun dengan senyuman mengembang.
"Sayang, Aku kira kamu gak bakalan datang"
Bima tersenyum dan menghampiri Hermawan juga Santi untuk mencium punggung tangan keduanya.
Alya masih duduk di sana,
Namun Bima terlihat melirik nya, Perasaan Bima masih sama terhadap Alya.
Dia masih menyukai Alya.
"Alya ke kamar dulu."
Alya langsung beranjak pergi, dia tidak mau berada di sana apalagi sikap Bima yang selalu menatapnya padahal dia sudah pacaran dengan Nadin.
"Ini Martabat yang kamu mau" Ucap Bima memberikan bungkusan di tangan nya.
"Makasih sayang."
Bima mengangguk dan duduk di samping Nadin yang tampak menikmati nya.
Di kamarnya,,
Alya merebahkan tubuhnya, Menatap langit langit kamarnya yang berwarna warni.
Ting.
Ponselnya bunyi, dengan malas Alya menyambar benda pipih yang ada di atas meja samping tempat tidurnya..
Matanya mengernyit saat malah melihat pesan masuk dari Bima.
Bahkan Bima sedang bersama Nadin, dan dia malah mengirimkan pesan kepadanya.
Bima Gaje
_kenapa malah ke kamar sih, padahal aku sengaja datang juga untuk bisa ketemu kamu Al.
Alya menggeleng,,
Gak jelas banget sih dia, sok ganteng..
Udah dapet Kak Nadin masih aja ngejar gue.
Alya melempar ponselnya sembarang, dia pun kembali memejamkan matanya.
Sementara Bima terus menatap ponselnya, dia berharap Alya membalas pesannya atau malah turun ke bawah.
"Sayang kamu coba deh ini enak banget" Ucap Nadin
"Aku kenyang sayang, buat kamu saja ya."
Nadin mengangguk dan kembali menikmati nya dengan lahap karena memang martabat salah satu jajanan kesukaan nya.
********
Sudah hampir pukul 10 malam,,
Dan Arga baru saja sampai di rumah nya..
"Dari mana saja kamu baru pulang."
Deg..
Arga menatap Orang Tuanya berada di ruang tengah menunggu dirinya.
"Ngantar Alya pulang Yah."
Bramiko beranjak bangun dan menghampiri Arga,,
"Kamu hanya mengantar Alya sampai di depan rumah."
Arga terdiam,,
Kenapa bisa orang tuanya tau jika dirinya malah tidak masuk ke dalam rumah Alya.
"Arga, Jawab jujur kemana kamu setelah mengantar Alya"
Kini Kalina ikut bicara membuat Arga semakin terpojokkan.
"Arga,-
"Pasti kamu pergi menemui Gadis itu kan. sampai kapan kamu seperti ini ayah sudah bilang jauhi Gadis itu karena kamu sudah tunangan."
"Tapi semua itu kemauan Ayah juga Bunda."
"Arga!" Bentak Bramiko karena sikap Putranya.
Arga menggeleng dan pergi menuju kamarnya.
Kalina berusaha menenangkan suaminya, dia tidak mau jika suami marah.
"Dasar anak itu." Ucap Bramiko memijat pelipisnya sedangkan Kalina mengusap bahu suaminya menenangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Edah J
ku rasa Gladis itu g sebaik itu dehh
2023-12-28
0
Uyhull01
gila ya si Bima ini pcran sma kakak nya tp yng d lirik adiknya heuuu,,
2023-10-02
0
🥜⃫⃟⃤🍀⃟🦌𝙼𝙰𝙼 ᶠᵉⁿᶦ 𒈒⃟ʟʙ
si arga blm sadar, tggu aja suatu saat pasti dia akan sadar klo gladis bkn wanita baik-baik
2023-03-23
0