Setelah Austin berangkat ke kantor, seperti biasanya blandina akan bergegas ke kebun tepat dibelakang mansion megah tersebut sambil menjenguk beberapa Bunga yang mulai tumbuh bahkan ada beberapa yang mulai menampakan kelopak indah mereka.
Blandina tersenyum ceria memandangi hasil berkebunnya yang hampir sebulan ini telah menjadi pekerjaan menghilangkan kepenatan dimansion tersebut.
Nyonya Alice dan kakek Russel yang membuatkan kebun kecil tersebut untuk sang calon menantu kesayangan mereka. Melihat Austin yang memang telah terbiasa dengan pekerjaan kantor yang menumpuk, kadang membuat mereka merasa kasihan dengan calon mantu kesayangan mereka.akhirnya pilihan untuk membuat kebun kecil untuk blandina adalah menjadi pilihan terakhir mereka, mengingat Austin tidak mengijinkan blandina berkeliaran diluar mansion. Austin dari awal sudah memperingatkan penghuni mansion untuk tidak sembarangan membawa blandina tanpa seijin apalagi tanpa sepengetahuan dirinya.
Hingga disinilah dirinya berada, kebun yang lumayan bisa membuat rasa bosan di mansion menghilang sejenak.
Saat lagi menikmati beberapa kuntum bunga yang mulai bermekaran, Rosa datang sambil memberikan handphone miliknya.
" Maaf nona ave, ada telepon dari tuan Austin !!" Jawab Rosa sopan.
" Uuh, ini pasti karena handphone aku ketinggalan di kamar " gerutu blandina sedikit kesal.
" Apa yang kamu lakukan, blandina avelia?? Kenapa tidak dijawab panggilan telponku ?? " Tanya Austin terdengar sedikit kesal.
" Aku lagi di kebun belakang. Tuh lihat " jawab blandina sambil memperlihatkan pemandangan dikebun kecil miliknya melalui panggilan video.
" Baiklah, hati-hati yah sayang. Aku kerja dulu. Jangan lupa makan siangnya.aku tutup dulu " ucapnya sambil menutup pembicaraan mereka tanpa mempersilahkan blandina bicara.
" Dasar" umpatnya kesal.
"Makasih,rose. !! Ucapnya sambil tersenyum kearah maid cantik tersebut dan mengembalikan handphone milik rose.
" Maaf merepotkan mu,Rosa !! Ucap blandina kembali.
Rosa membalasnya dengan sebuah senyuman kecil.
" Itu sudah menjadi kewajiban saya,nona. Tidak perlu sungkan begitu !!" Balas Rosa merendah.
Blandina tersenyum membalas ucapan Rosa barusan.
Setelah Rosa pergi, blandina kembali melakukan aktifitasnya yang tadi sempat tertunda karena gangguan kecil dari tuan posesif.
Tak terasa, hampir satu jam lebih blandina berada dikebun tersebut. Diapun bergegas masuk kedalam dan membersihkan tubuhnya.
Setelah itu, dia mengambil benda pipih yang berada di nakas dan naik ke atas ranjangnya .
Dirinya kaget saat melihat ada 12 panggilan telpon dari daftar panggilan .
Setelah dicek, dua diantaranya berasal dari nomor milik Sarah sahabatnya, dan sisanya adalah nomor milik Austin.
Tanpa menunggu lama, diapun segera menelpon balik sahabatnya.
" Ini kan sudah tengah malam waktu di indonesia.ada apa yah ?? Guman blandina sambil menunggu panggilannya dijawab oleh Sarah.
Tak berselang lama, yang ditunggu-tunggu akhirnya menjawab panggilan videonya.
" Hai Sar, maaf tadi aku lagi di kebun belakang mansion. Handphone aku ketinggalan dikamar." Jelas blandina
" Iya gak apa-apa blan.jadi tadi aku nelpon kamu tuh ingin memberitahukan bahwa Daddy kamu tadi sore masuk rumah sakit karena mendapatkan serangan jantung tiba-tiba,blan!! Jelas sarah denga tampang sedihnya
"What ?? No..no...no way !! Jerit blandina shock
Air matanya seketika jatuh dari pelupuk mata indahnya.
" Maafin aku bland, tapi tadi bi Lasti yang nelpon aku. Dia nyuruh aku untuk memberitahukan hal ini sama kamu." Jelas sarah panjang lebar.
" Tapi kok bisa Daddy sampai masuk Rumah sakit karena serangan jantung akut, Sar ?? Tanya blandina disela-sela Isak tangisnya.
" Setahu aku,Daddy gak punya riwayat sakit berat, Sar !! Ucapnya kembali.
" Iya juga sih blan..., Lagipula kata asisten bule stif Thompson mereka masih sempat bertemu untuk proyek berikutnya tadi siang. Dan om Anderson masih kelihatan baik-baik saja !!! Jelas sarah mulai terlihat curiga.
Blandina merasakan ada hal yang aneh. Tidak mungkin ayahnya sakit dan difonis menderita serangan jantung yang sangat tiba-tiba. Pasti ada sebabnya.
Dia sangat tahu dengan kondisi ayahnya bahkan dua bulan yang lalu saat dirinya memutuskan untuk pergi meninggalkan ayahnya.
Setelah berbicara panjang lebar bersama Sarah, blandina pun segera menemui austin dikantor.
Langkah lebarnya semakin cepat saat sampai di perusahaan dengan gedung pencakar langit yang megah.
Masih dengan wajah sembab, dia pun bergegas menuju meja resepsionis.
" Ada yang bisa saya bantu, nona ??" Tanya perempuan berambut blonde tersebut.
" Apa Austin ada didalam??" Tanya blandina dengan wajah yang penuh dengan ketakutan. Ada semacam rasa yang menghujam ulu-hatinya. Persis saat kepergian mominya.
" Apa anda sudah membuat janji dengan tuan Austin ??" Tanya perempuan itu kembali.
Blandina menggeleng putus asa.
" Tolong katakan, Ave sedang menunggunya, tolong !!" Ucap blandina penuh harap.
Pada saat bersamaan, Luke dan Anthony melewati ruangan tersebut.
Sontak mereka terkejut melihat kehadiran perempuan yang sangat dicintainya.
" Ave!!"
" Nona muda "
Timpal Mereke bersamaan.
Sang resepsionis terkejut mendengar model tampan dan asisten kepercayaan Presdir Stewards menyebut nama perempuan dihadapannya.
" Mampus, apa yang sudah aku lakukan!!? Rutuknya penuh penyesalan.
" Apa yang kamu lakukan disini ??" Tanya Luke heran.apalagi dengan mata cantik miliknya yang sembab.
" Aku ingin bertemu dengan austin, Luke. Tolong bantu aku !!" Ucapnya diikuti Isak tangis yang dari tadi ditahannya.
" Baiklah, ayo kita ke ruangannya. Dia baru saja menyelesaikan meetingnya " jelas Luke dan bergegas pergi meninggalkan tempat ini.
Sementara Anthony , wajah tampannya masih menatap tajam kearah resepsionis tersebut.
" Apa yang sudah kamu lakukan, grey ?? Tanya Anthony sembari mengeratkan rahangnya ketat.
" Untung tadi bukan Presdir Stewards yang melihat caramu melayani calon istrinya, kalau tidak kamu saat ini juga akan dipecat tanpa gaji maupun pesangon.
" Maafkan saya,tuan. Saya benar-benar tidak tahu kalau itu calon istrinya pak Presdir. Tolong maafkan saya !!" Ucapnya lirih dengan mata yang berkaca-kaca.
Setelah berkata demikian, Anthony segera menyusul Luke dan Blandina keruangan Austin.
" Blandina, hampir tidak mampu menopang kedua kakinya. Dia benar-benar takut kehilangan daddynya.
" Tenanglah, Austin pasti akan membantumu !! Hibur Luke.
Pintu ruangan presdir diketuk dari luar. Terdengar sahutan dari dalam menyuruh mereka masuk.
Saat yang masuk blandina, Austin bergegas meninggalkan kursi kebesarannya dan mendekati blandina dengan perasaan penuh tanya.
" Ada apa ?? Kenapa kamu menangis sayang ??" Tanya Austin sambil memeluk wajah teduh milik blandina.
" Daddy masuk Rumah sakit, Austin. Dan sampai saat ini belum sadar" ucap blandina dengan bibir bergetar.
" Aku takut terjadi apa-apa dengan daddy..., hiks...!!!
Austin segera memeluk erat blandina dan mencoba menenangkan nya.
Luke ikut terkejut mendengar apa yang disampaikan blandina.
Bukannya baru beberapa jam yang lalu, stif melaporkan hasil meetingnya dengan tuan Anderson.
Austin menatap Luke curiga, begitu juga dengan Luke.
Setelah menenangkan blandina, Austin segera menghubungi stif untuk kepastian berita tersebut.
Setelah mendapatkan informasi dari stif, Austinpun bergegas ke tempat duduknya blandina dan mengelus kepalanya pelan.
" Kita akan berangkat ke Indonesia setengah jam lagi. Ada baiknya kita kembali kerumah. Aku tidak ingin kamu terlalu bersedih seperti ini. Stif telah menjaga tuan Anderson di rumah sakit dan tidak mengijinkan siapapun masuk tanpa seijin aku, sekalipun itu nyonya Celine maupun arabele!! " Ucapnya dengan nada meyakinkan.
Blandina memeluk Austin, dia sangat berterima kasih dengan kebaikan hati dari calon suaminya itu.
" Aku akan ikut kalian, kebetulan dalam Minggu ini belum ada projects dari manejemen aku " timpal Luke.
" Baiklah, kalau begitu kita langsung ke mansion dulu. Anthony sedang menyiapkan pesawat. Setelah itu kita akan berangkat!!" Jawabnya mantap
Mereka bertiga segera meninggalkan gedung mewah tersebut dan menuju mansion Stewards.
Beberapa menit telah lewat, burung besi dengan ukuran emas bertuliskan huruf S nampak tengah bersiap-siap untuk lepas landas.
Austin masih setia menemani blandina disampingnya.
Dirinya berusaha untuk menguatkan dan menenangkan hati kekasihnya.
" Tidurlah, perjalanan kita masih lama. Aku akan menemanimu" timpal Austin dan mengusap puncak kepala wanitanya.
Burung besi dengan ukiran emas di badan pesawat ,telah terbang meninggalkan bandara dingin di London, dan mengantarkan mereka ke dalam perjalanan panjang menuju Indonesia.
Blandina telah tertidur dengan wajah yang terlihat kelelahan karena menangis terus.
Hati Austin serasa di cubit saat melihat wajah teduh milik blandina terlihat berantakan karena menangis.
" Awas saja kalau ini bagian dari rencana kalian, nyonya Celine" rintah Austin tertahan, lalu menatap blandina dengan perasaan sedih.
Gadis yang selalu dia jaga dan membiarkan senyumnya menghiasi hatinya, hari ini dibuat meredup .
Itu sangat mengganggunya ...
Diapun berbaring di samping blandina dan ikut tertidur disampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments