8. Suasana hati jasmine

Sesampainya mereka di villa, Jasmine menatap blandin tidak suka. Namun sorot matanya berubah ceria sejenak, saat melihat austin menggapai pintu besar villa tersebut.

" Habis dari mana ? " Tanya Jasmine tenang

" Jalan-jalan jas !! " Jawab Austin singkat.

' ayo " ajak Austin kedalaman.

" Di mana Luke?? " Tanya blandina sembari berhenti sejenak.

" Dia masih dikamarnya " jawab Jasmine dingin.

Austin menyadari hal tersebut, lalu cepat-cepat mengajak blandina masuk.

" Austin, maukah kamu kedalam duluan. Aku ingin membantu Jasmine membuat sarapan !!" Bohong blandina.

" Baiklah, aku duluan " jawab Austin sembari menatap Jasmine sebentar.

Setelah Austin masuk kedalam, blandina mengajak Jasmine ke dalam.

" Ada yang ingin aku katakan" ucap Jasmine sembari masuk duluan.

Blandina mengikuti Jasmine dari belakang.

Sesampainya disalah satu ruangan, Jasmine mengambil tempat duduk dekat sebuah perapian yang lama tidak digunakan.

" Aku rasa kamu telah mengingkari janji kamu setahun yang lalu, Ave " ucap Jasmine dingin.

" Yah, aku memang berjanji. Tapi itu saat kamu sedang sakit, jas. Sesuai kesepakatan kita, aku akan memberikan waktu setahun untuk membuat Austin menyukaimu !! " Balas blandina tidak mau kalah.

" Tetap saja kamu telah berjanji, Ave !! " Ucapnya dengan sorot mata yang mulai memerah menahan amarah.

" Aku sama sekali tidak ingin merusak persahabatan kita hanya karena sebuah cinta,jas.aku sama sekali tidak bisa menahan perasaan aku maupun Austin " timpalnya lembut.

" Tapi kamu sudah berjanji,Ave " ucapnya semakin emosi.

" Aku berusaha untuk tetap hidup agar bisa bersama dengan Austin,ave. !! Rintihnya tertahan.

" Aku melakukan transplantasi sel agar bisa hidup" lanjutnya menahan tangis.

" Apa aku salah mencintainya, Ave ??" Tanya Jasmine sambil tersenyum menakutkan kearahnya.

" Kamu tidak salah, jas !!" Ucapnya sambil menarik napas pelan.

" Baiklah, kita lihat kedepannya seperti apa. Biarkan Austin yang menentukan semuanya. Aku hanya tidak ingin menyakitinya,jas !!" Ucapnya terdengar serak.

" Lalu bagaimana dengan perasaan aku,Ave " tanya Jasmine tak mau kalah.

" Aku sudah memberikan kamu waktu setahun untuk membuat Austin menyukaimu, tapi sampai sekarang aku rasa kamu juga tahu bagaimana perasaan Austin terhadapmu " ucap blandina mencoba menahan emosinya.

" Aku tidak menyangka kamu sejahat ini , Ave " ucapnya terisak.

" Lalu, apa yang harus aku lakukan jas.kamu juga tahu sendiri kalau aku juga menyukai Austin dari kecil " imbuhnya pelan.

" Aku rasa waktu setahun bisa menyadarkan kamu,bahwa cinta tidak bisa dipaksakan, jas " lanjutnya masih menahan kewarasannya.

" Tapi aku bisa memaksamu untuk meninggalkan ,Austin kan " ucapnya sambil mengarahkan sebuah pistol kearah blandina.

" Hey...apa yang kamu lakukan jas ??" Tanya blandina memucat saat melihat sebuah pistol mengarah kepadanya.

" Aku akan membunuhmu, Ave. Tolong maafkan aku " ucapnya sambil terisak.

Tiba-tiba Luke masuk dan terkejut melihat suasana yang mencekam tepat dihadapannya.

" Hey...apa yang kamu lakukan, jas..!!!put it down !!!!!! " Teriak Luke shock melihat sebuah pistol ditangannya yang sedang mengarah ke arah blandina.

" Aku tidak bisa melihat Austin dengan perempuan lain, Luke. Sekalipun itu sahabat aku sendiri.aku tidak bisa...!!! Ucapnya menahan tangis.

" Kita bisa bicarakan ini baik-baik kan, Jas ??" Ucapnya berharap Jasmine bisa menurunkan pistolnya.

" Tetap saja, Austin akan memilih Ave Luke " timpalnya setengah berteriak.

" Maafkan aku, Ave. Tapi lebih baik kamu mati.aku tidak bisa melihat kalian hidup bersama " ucapnya tertekan.

Blandin tidak dapat berkata apa-apa.walaupun dirinya tengah ketakutan sekali, namun dia berusaha untuk tenang dan meyakinkan dirinya, bahwa Jasmine tidak akan menembaknya.

Itu hanya gertakan nya.

Dorrr....!!!

Tiba-tiba terdengar bunyi tembakan dari lantai bawah.

Austin yang sedang mandi pun terkejut mendengar suara tersebut.

Cepat-cepat dia memakai bajunya dan turun mencari asal bunyi tembakan tadi .

Diapun bergegas mencari blandina didapur namun kosong. Tidak ada blandina maupun Jasmine.

Dia bergegas naik ke atas menuju kamar blandina. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar tangisan perempuan dari ruangan dekat tangga.

Saat mendengar itu tangisan Jasmine, Austin berlari masuk keruangan yang ternyata adalah ruangan santai, tempat untuk menghangatkan badan saat cuaca lagi dingin.

Dirinya semakin terkejut melihat blandina yang tak sadarkan diri di pelukan Luke.

" Ada apa ini ??" Tanya Austin sembari menatap Jasmine yang masih memegang pistol sambil menangis.

" Maafkan aku, Austin.aku harus membunuhnya " ucapnya disela-sela tangisnya.

" Austin, kita harus membawa Ave ke rumah sakit secepatnya " potong Luke saat melihat darah yang keluar dari perut blandina semakin banyak.

Tanpa menggubris ucapan Luke, Austin mendekati Jasmine dan memegang leher jenjang milik Jasmine lalu menekan kuat tangannya hingga jari-jarinya memutih. Pistol yang dipegang Jasmine pun terjatuh ditangannya.

Luke terkejut dan mencoba melepaskan tangan Austin dari leher Jasmine.

" Bun-uh....a-ku, Au..s-tin " ucapnya tersendat-sendat. Sebuah senyuman keluar dari bibir tipisnya.

" A-ku....,rrr-ela m-a....ti di-tang-an...mu !!! Ucapnya tercekik.

" Austin sadar...!!!!! kita akan kehilangan blandina jika tidak membawanya ke rumah sakit secepatnya " ucap Luke kembali.

Austin tersadar lalu melepaskan tangannya dari leher Jasmine.

" Suruh wanita ini pergi sejauh mungkin luke.aku akan membunuhnya jika sesuatu terjadi kepada wanitaku !!! Ucapnya sarkas sambil mengangkat blandina dan membawanya ke rumah sakit.

Luke menatap wajah Jasmine yang memutih.

Dia lalu mengangkat Jasmine dan membawanya ke kamar.

" Jasmine tak sadarkan diri saat Luke membawanya ke kamarnya.

Diapun segera menghubungi uncle Teddy, selaku penjaga villa Robertson.

" Paman, bolehkah paman memanggil bibi Eliz untuk menjaga, Jasmine ??" Tanya Luke

" Apa yang terjadi dengan anak itu ??"

" Ceritanya panjang paman, aku akan menceritakan nanti. Tapi tolong panggil bibi Eliz untuk merawatnya. Aku harus ke Rumah sakit !!! Ucapnya sembari meninggalkan uncle Teddy.

Setelah sampai di Stewards Grace Hospital, Luke segera mencari keberadaan Austin dan Blandina.

" Bagaimana keadaannya, Austin ??" Tanya Luke khawatir.

Austin hanya diam membisu dengan raut wajah yang sulit dijelaskan.

" Dimana wanita iblis itu ?? " Tanya Austin tanpa menjawab pertanyaan Luke.

Luke mengernyit mendengar sebutan yang dilontarkan Austin untuk Jasmine.

" Jasmine aku tinggalkan bersama bibi Eliz dan paman Teddy " jawab Luke, seolah mengerti dengan kondisi Austin saat ini.

" Aku akan menyingkirkan wanita iblis itu setelah ini " ucapnya dengan bibir bergetar.

" Austin,....- " ucapnya tertahan

" Jangan membelanya,Luke " potong Austin dengan raut wajah menahan emosi.

" Kejadian hari ini tidak bisa aku maafkan " lanjutnya penuh penekanan

Luke meneguk salivanya kasar.

Dia cukup tahu seorang Austin Stewards saat sedang marah.

" Kenapa tidak memberitahu ku tentang kedatangan Ave setahun yang lalu ?? " Tanya Austin tanpa menoleh kearahnya.

Luke terkejut mendengar pertanyaan Austin tiba-tiba.

Luke menarik napas panjang dan mulai bercerita awal pertemuan dirinya dan Blandina sejak sebelas tahun berpisah.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!