Sesampainya mereka di mansion Stewards, blandina langsung menuju kamarnya diikuti Austin dari belakang.
Blandina tidak ingin mengundang kecemasan bagi nyonya Alice dan kakek Russel.
Diapun cepat-cepat melangkahkan kaki menuju kamarnya.
" Sayang, are u okay ??" Tanya Austin sambil mendekap blandina erat, mencoba menenangkan nya.
Namun yang terdengar hanya isakan kecil yang keluar dari mulutnya.
" Kamu boleh menceritakan kepadaku,darl. Aku akan mendengarkan!!" Timpal Austin mencoba menenangkan blandina.
Austin menyadari bahunya yang bergetar karena menahan tangisnya.
Diapun melepas pelukannya dan menangkap wajah kekasihnya.
" Hey..,just tell me ok. Aku akan mendengarkan nya !!" Ucap Austin sekali lagi.
Blandina menatap Austin sesaat. Bola matanya mengatakan dengan jelas bahwa dia takut Austin akan membencinya jika dia memberitahukan yang sebenarnya.
" Did u not trust me ,darl ??" Tanya Austin kembali.
Blandina menggeleng pelan, diikuti dua buliran bening yang keluar dari pelupuk mata indahnya.
Austin segera menghapus air matanya dan mencium kedua matanya. Dia membawa blandina di sebuah sofa yang tersedia diruangan itu tanpa melepaskan pelukannya.
Setelah yakin kalau Austin tidak akan sampai hati membencinya,yah walaupun pasti ada rasa sesal, blandina pun menarik napas panjang dan menghempaskan pelan sebagai tanda dia sudah siap menceritakan kejadian yang sampai membuat Samantha berakhir di pusat rehabilitasi.
Flash back
Edinburgh, setahun yang lalu.
Setelah pertemuan dengan Luke beberapa hari yang lalu. Blandina pun menikmati hari-hari seperti seminggu yang lalu saat dirinya pertama kali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya.
Saat sedang menikmati udara pagi, mata cantik miliknya menangkap sosok jangkung yang sangat dicintainya. Jeffry !! Rintihnya dengan raut bahagia.
Blandina pun mendekati sosok tersebut.
" Jeffrey " panggil blandina masih tidak percaya dengan sosok tersebut
Orang yang di panggil pun menoleh kebelakang. Pria jangkung tersebut menatap kaget sosok mungil didepannya. Hatinya bergetar, sontak dia langsung mendekat dan memeluk blandina erat.
Suasana hening sejenak, baik Jeffrey maupun blandina sama sekali tidak mengeluarkan satu katapun.
" Bagaimana kabarmu ??? Tanya Jeffrey membuka suara duluan.
Blandina menatap wajah tampan tersebut .
" Akhir-akhir ini aku semakin membaik, hanya sempat terpuruk kembali saat kamu meninggalkan aku " timpal blandina dengan mata berkaca-kaca.
Jeffry menangkup wajah cantik tersebut.
" Maafkan aku telah menyakitimu" jawab Jeffrey dengan nada menyesal.
" Waktu itu aku tidak bisa melawan mama, maafkan aku " ucap Jeffrey tulus
" Lupakan lah, lagipula aku telah mengikhlaskan semuanya " jawab blandina tegar.
Jeffry tersenyum kecut mendengar ucapan blandina barusan.
Dia juga sadar, dia yang telah melepaskan cintanya dan memilih mengikuti semua kehendak ibunya. Sekarang semuanya telah terlambat. Gadis yang di jodohkan ibunya berkhianat dan mengambil sebagian aset ibunya dan pergi dengan pria lain.
" Bagaiman kabar Aline ?? Tanya blandina tiba-tiba
Jeffrey menelan salivanya kasar, baru saja dia memikirkan tentang gadis itu, sekarang malah dipertanyakan blandina.
" Hubunganku sudah berakhir dengan dia " jawab Jeffrey
Blandina terkejut ,namun berusaha untuk tidak bertanya lebih jauh.
Blandina menerawang jauh kedepan.
Tiba-tiba tangannya digenggam oleh Jeffrey. Blandina menatap genggaman tangan Jeffrey.
Diapun hendak melepaskan genggaman Jeffrey, namun Jeffrey malah mengeratkan genggamannya.
" Tolong biarkanlah seperti ini barang sejenak " pinta Jeffrey kepadanya. Blandina tidak ingin membohongi dirinya, dia masih mencintai Jeffrey, seorang laki-laki yang membuatnya melupakan masa lalunya yang kelam.
Pada saat bersamaan, seorang perempuan dengan manik birunya menghampiri Jeffrey dan Blandina. Sorot manik birunya menatap dengan penuh emosi saat tangan Jeffrey masih menggenggam tangan milik blandina.
Jeffry terkejut melihat seorang perempuan yang tengah menatap penuh emosi kearah mereka berdua.
" Sam !!!" Timpal Jeffrey kaget
Blandina menoleh kebelakang dan ikut terkejut melihat sosok didepannya.
" Sam " timpalnya kaget. Jeffry semakin terkejut saat blandina menyebut perempuan yang lagi dekat dengannya.
Saat menyadari tatapan perempuan yang bernama Sam, blandina langsung melepaskan genggaman tangan nya.
Jeffry mendekati Samantha yang tengah dilanda emosi.
" Apa yang telah kamu lakukan,Ave !!" Timpal Samantha dengan emosi yang meluap-luap.
Blandina mengerutkan dahinya tak mengerti.
" Jeffry bisakah kamu menjelaskan apa yang barusan aku lihat " tanya Samantha penuh penekanan.
Blandina mulai mengerti arah pertanyaan Samantha barusan.
" Hey ..am sorry Sam. Apa yang barusan kamu lihat, itu tidak sesuai dengan apa yang kamu pikirkan " ucap blandina mencoba menenangkan Samantha.
" Apa kamu bilang, Ave ?? Sambil menatap nyalang kearahnya.
" Kamu pikir aku anak kecil yang tidak tahu apa-apa, ha ??" Sambungnya dengan emosi yang meluap-luap.
" Sam, aku bisa menjelaskan semuanya " timpal blandina sembari mendekatinya.
Jeffrey terbungkam saat melihat keadaan yang terjadi didepannya.
Terlebih lagi, saat dia tahu kalau blandina dan Samantha saling kenal.
" Kamu tega Jeff " teriak Samantha sembari terisak penuh dengan rasa kecewa.
Jeffrey mencoba mendekatinya, namun sepertinya Samantha memberi dinding pemisah untuknya.
" Ini tidak sesuai dengan apa yang kamu pikirkan, Sam. Believe me !!" Ucapnya setengah memohon.
Samantha menggeleng pelan diikuti tangisan nya.
Blandina tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya berdirih mematung memandangi wajah Samantha yang penuh denga air mata.
" Aku kesini ingin memberitahuimu, kalau aku hamil, Jeff. Kenapa malah seperti ini !! Pekiknya dengan nada penuh penyesalan.
Baik Jeffrey maupun blandina terkejut mendengar pengakuan Samantha.
Sejenak blandina merasa sangat bersalah, tapi dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
Sedangkan Jeffrey saat mendengar ucapan Samantha, diapun berlari dan memeluk samantha yang sedang meraung-raung.
Samantha memang tipe emosional, ditambah lagi sekarang dia lagi mengandung. Hormon kehamilan sangat berpengaruh untuk dirinya saat ini.
" Sam, maafkan aku. Aku sama. Sekali...- ucapannya tertahan
" Dasar perempuan ****** " potongnya dengan ekspresi dingin.
" Sam...,jaga mulutmu !!" Hardik Jeffrey tepat didepan wajahnya.
Samantha tersenyum kecut kearahnya.
" Ck..,Kamu ingin membelanya , hah ???!!!" Ucapnya dengan sorot mata yang penuh dengan emosi
Samantha menghempaskan tangan Jeffrey dari tangannya dan berlari tanpa menoleh kekanab maupun kekiri.
Dan tabrakan tidak dapat dihindari, Samantha terpental cukup jauh. Blandina menjerit ketakutan melihat tubuh Samantha yang terpental hampir sepuluh meter didepan mereka.
Jeffry segera membawanya ke rumah sakit terdekat .
Tim dokter telah berusaha semaksimal mungkin, namun janin yang baru berusia dua bulan tidak dapat diselamatkan.
Jeffrey menangis pedih saat dokter yang menangani Samantha memberitahukan kepadanya.
Sementara blandina, wajahnya seketika memucat saat dokter memberitahukan segalanya.
" Am sorry Jeff" ucap blandina dengan nada menyesal
" No...no... no !! Thats is not ur fault !!! " Cicit Jeffrey cepat
Blandina tidak tahu harus menjelaskan kepada samantha seperti apa. Dia pikir setelah berpisah dengan Aline, Jeffrey akan kembali bersamanya. Ternyata dia salah, Jeffrey telah bersama dengan Samantha. Sepupu Austin , cinta masa kecilnya. Dan sekarang Samantha telah kehilangan bayinya karena salah paham.
" Jeffry, aku akan pergi. Aku tidak ingin Samantha melihatku dan membuatnya stress " timpal blandina dengan berlinang air mata.
" Maafkan aku, aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu hubungan kalian, sungguh !!!" Timpal blandina dilanda perasaan bersalah.
' hey.., ini bukan salahmu bland. Samantha yang tidak ingin mendengar penjelasan aku dan kamu." Cecar Jeffrey tidak ingin blandina merasa bersalah dengan kejadian ini.
" Aku telah membuat Samantha kehilangan anaknya " Isak blandina
Jeffry menggeleng pelan
" Please, bland. Jangan menyalahkan dirimu terus..!!" Pinta Jeffrey sambil mendekap blandina erat.
" Aku akan mengantarmu kembali " sambungnya.
Blandina menggeleng pelan,
" Samantha lebih membutuhkanmu. Dokter Meidi sebentar lagi akan menjemputku " tutur blandina dan bergegas keluar dari ruang tunggu.
" Bland, berjanjilah untuk tidak memakai barang haram itu " ucapannya menghentikan langkah blandina. Diapun menoleh kebelakang dan mengangguk pelan.
Blandina menghilang dibalik pintu tersebut, dan jeffreypun masuk menemui Samantha yang masih schok atas kejadian tadi.
Itu adalah hari dimana dia terakhir bertemu dengan Jeffrey maupun Samantha.
" Flash on"
Austin menarik napas kasar saat mendengarkan cerita dari kekasih hatinya. Dia sangat berharap, Samantha bisa memaafkan blandina dengan kesalahpahaman yang telah terjadi.
" Aku akan membantu menjelaskan kepada Samantha" timpal Austin menenangkan pikiran blandina yang tidak tenang setelah kembali dari the Royal Rehability.
" Ayo aku antar ke kamar" sambil mendekap blandina erat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments