Sementara itu dibelahan dunia yang lain, nampak sosok berwajah teduh masih asyik tertidur di kursi penumpang pesawat.
Pesawat tujuan Inggris sebentar lagi akan memasuki kawasan langit Eropa.
Yupp, semalam saat blandina menyadari Sarah sahabatnya telah terlelap dengan sejuta mimpinya, diapun dengan hati-hati segera meninggalkan rumah itu. Saat menyadari ada orang suruhan Austin didepan rumah,, blandina pun bergegas meninggalkan tempat itu dari arah belakang menuju jalan utama.
Dan disinilah dia sekarang, dengan mengubah rute perjalanan, dirinya sangat yakin Austin dan orang-orangnya pasti tidak akan menemukan dirinya.
**
Sementara di Indonesia, Austin membatalkan kepulangannya ke london pagi ini, karena frustasi mendengar kabar hilangnya gadis kecil yang dia cintai.
" Stiff, apa harus aku sendiri yang turun tangan mencari blandina ??" Tanya Austin dengan sorot mata membunuhnya.
Stiff terlihat gusar menyadari tatapan bos sekaligus sahabatnya itu. Austin baru kali ini terlihat sangat berantakan saat menghilangnya blandina.
" Orang-orang..,-ku "
Orang-orangmu tidak becus, stiff !!" Potong Austin dingin namun terdengar penuh penekanan.
Diapun bangkit dari kursinya dan bergegas menuju tempat parkir khusus.
" Kamu mau kemana Austin??" Tanya stiff bingung
" Aku akan ke airport" jawabnya lalu meninggalkan tempat parkir khusus.
" **** " umpat stiff sembari menuju mobilnya dan mengekori mobil Austin.
Ditengah perjalanan ke bandara, Austin segera menghubungi teman nya, George.
" Hallo, ada apa Austin?? Kapan akan lepas landas ?? Akan ada pesawat lain yang memakai landasan udara " timpal George dari seberang sana
" I'm sorry bro, aku nggak jadi berangkat pagi ini " jawab Austin melalui earphone nya.
" What??" Pekik George kaget
"Sialan,,harusnya kamu kabarin aku dari tadi...!!!" Umpatnya tiada habis.
" I need your help " pinta Austin sembari memegang kuat setir mobilnya.
" Say it " jawab George dari seberang sana.
" Bantu aku untuk memeriksa Cctv di jalur keberangkatan tadi malam hingga pagi ini " pinta Austin terdengar penuh harapan.
" Baiklah, aku akan menunggu di pintu official"
Sambungan terputus dan Austin segera melajukan mobilnya menuju bandara.
Sesampainya di bandara, dengan setengah berlari Austin segera menghampiri George.
Mereka segera menuju ruang kontrol yang ada di ruang paling atas.
George menyetel cctv mulai dari malam hingga pagi.
" I get it " seru Austin saat melihat sosok perempuan yang disayangi.
" Yang ini ? " Tanya George sembari mengarahkan tanda panah dilayar tersebut.
Austin mengangguk cepat. Merekapun bergegas ke tempat pemeriksaan keberangkatan. George menyesuaikan dengan kedatangan sosok yang dimaksud oleh Austin.
" Dia berangkat ke Inggris tadi malam, dan sebentar lagi dia akan sampai disana, yup tepat jam 11.00 siang ini " jelas George sembari melihat kearah jam tangan mahalnya.
" Stiff, siapkan penerbangan sekarang juga" ucap Austin melalu telpon genggamnya.
George hanya geleng-geleng kepala lalu menghubungi salah satu petugas untuk mempersiapkan pesawat pribadi Austin Stewards.
Tak berselang lama, Austin telah duduk di dalam pesawat pribadinya.
Stiff yang dipercayakan untuk mengurus perusahaan di Indonesia pun segera kembali ke kantor.
Burung besi yang berukiran Stewards Corp telah lepas landas menuju tempat tujuannya.
**
Blandina berdirih mematung menunggu seseorang.
Dan beberapa saat, terlihat seorang laki-laki tampan dengan wajah khas orang Italia menghampiri blandina.
" Sudah lama?" Tanya pria tersebut yang ternyata bernama Luke.
" Lumayan " jawab blandina sekenanya lalu bergegas kemobil lelaki tersebut.
Luke adalah seorang model dan penyanyi terkenal dinegara itu.dia merupakan sahabat kecil blandina saat di Edinburgh.
" Besok pasti akan ada berita heboh mengenai pacar baru Luke Graham" timpal Luke sembari tertawa kecil kearah blandina.
" Jangan aneh-aneh Luke,!!! sebelum kamu kesini kan sudah aku peringatkan untuk memakai masker atau topi " jawab blandina kesal tanpa menoleh kearahnya.
" Tenang aja, seluruh wartawan di negara ini tidak akan membuat cerita yang aneh-aneh tanpa seijin aku kok !! Ucapnya sembari mengacak rambut blandina.
" Kebiasaan " timpal blandina sembari merapikan kembali rambutnya yang hitam berkilau.
Sesampainya disalah satu apartemen Luke, mereka segera masuk dan Luke pun memberikan kesempatan untuk blandina beristirahat.
" Mungkin besok aku baru bisa kesini,, kamu nggak apa-apa kan aku tinggal sendiri " timpal Luke dengan senyum khasnya.
" Apaan sih, udah kayak suami mau ninggalin istri aja " celutuk blandina asal.
Luke tertawa renyah.
" Yah udah istrahat dulu, kalo lapar dikulkas sudah aku siapin beberapa menu untuk kamu masak" jelas Luke panjang lebar
" Thank you " jawab blandina sambil tersenyum kearahnya.
" Jangan senyum terus, lama-lama aku bakalan jatuh hati beneran bland" timpal Luke gemas melihat wajah blandina yang manis.
Saat telah sampai pintu, Luke berbalik dan menatap blandina kembali.
"Minggu depan kita akan reunian. Kamu pasti kaget jika melihat cinta monyetmu saat ini " timpal Luke sembari menggodanya.
" Cinta monyet apaan" jawab blandina sambil melempar bantal kecil disofa kearahnya
Luke pun meninggalkan blandina di apartemen nya dan kembali ke rumahnya.
Blandina segera menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang mulai lengket karena terlalu lama berada dalam pesawat.
Setelah mandi, tubuhnya mulai kembali segar dan melanjutkan memasak di dapur.
Mansion Robertson, pukul 12.00 siang.
" Mom, kamu jangan dulu kemana-mana,harusnya kamu istirahat total sampai masa pemulihannya selesai " timpal arabele saat melihat sang ibu hendak keluar dari kamarnya.
" Momi sudah sembuh kok, lagi pula anak sialan itu sudah tidak berada di rumah ini, keadaan momi akan pulih cepat !!! Jawabnya dengan antusias.
Arabele tersenyum penuh kemenangan. Seakan-akan sang perebut mahkota putrinya telah dengan segenap hati memberikan takhta kepadanya.
" Mulailah belajar meyakinkan daddymu, supaya dia bisa memberikan seluruh asetnya kepada kita " jelas nyonya Celine penuh percaya diri.
" Of course mom, dan setelah itu kita tendang si tua Bangka itu dari rumah ini juga " sambung arabele penuh dengan semangat diikuti tawa kemenangan mereka berdua.
**
Setelah berjam-jam duduk didalam pesawat pribadinya, akhirnya Austin sampai di Inggris .
Diapun segera menuju penthousenya dan membersihkan diri.
Austin menuju balkon sambil memegang segelas wine. Udara malam ini cukup dingin.
Tampak dirinya tengah melamunkan sesuatu. Dan lamunannya buyar saat bendah pipih ditangannya berdering.
" Finally,,kamu jawab juga telpon dari aku, mr.cold " timpal suara diseberang sana.
" To the point aja Luke, what's wrong ?" Tanya Austin sedikit kesal sembari menyesap wine di tangannya.
Seketika Austin teringat sosok blandina yang sampai saat ini belum terdengar keberadaannya dari orang-orang suruhannya.
" Next week, Jasmine mengundang kita semua ke rumahnya" ucap suara disana yang ternyata adalah Luke Graham, sahabatnya dari kecil.
" Oh, good i Will come " jawab Austin terdengar kurang merespon ucapan sahabatnya.
" Hey...are u okay bro ??" Tanya Luke saat menyadari tanggapan dari sahabatnya.
" Of course, im just tired !!" Ucapnya sedikit berbohong.
" Did u know,bro ?? Ave disini, di Inggris" timpalnya bersemangat.
" Whatt !!!!!! " Pekik Austin kaget mendengar ucapan Luke
" Yupp, kemarin aku sendiri yang menjemputnya di bandara" jelas Luke kembali
" Dimana dia sekarang ?" Tanya Austin tak sabar.
" Yo..Yo..Yo, easy man " dia aman di apartemen aku ! " Cicit Luke cepat
" Jangan bilang kamu bersamanya di apartemen,Luke !!!!" Ucap Austin dengan rahangnya yang ikut mengeras
" Of course not,Mr cold. I know who u are!!!!" Timpalnya dengan nada cukup meyakinkan Austin dari seberang sana.
" Dia di apartemen yang mana, Graham??!" Tanya Austin tanpa tekanan.
Terdengar helaan nafas Luke dari seberang sana.
" Dia ada di apartemen aku yang baru,di jln St.Marist !!! Jawab Luke
Tut..Tut...Tut...Tut !!!!!
Panggilan terputus, Luke hanya geleng-geleng kepala dan kembali menyelesaikan pekerjaannya.
Sementara itu, dengan bantuan Anthony dia dengan mudah mendapatkan akses masuk ke apartemen Luke tanpa bantuan si pemilik apartemen.
Austin sampai didepan pintu kamar apartemen Luke.
Ada rasa kerinduan dan cinta yang masih tertahan dalam dadanya.
Perasaan itu berusaha dia tahan, agar nanti tidak membuat blandina melarikan diri lagi .
Setelah pintu diketuk, tiba-tiba wajah yang dirindukannya muncul. Sontak gadis itu ingin berlari masuk, namun cepat ditahan Austin.
" Ck..,tidak sopan membiarkan tamu seperti ini " timpal Austin dengan sorot matanya yang tajam.
" Kamu gila tuan Stewards, sebegitu obsesi nya anda hingga mengejar saya sampai kesini ??" Tanya blandina mulai tersulut emosi.
Austin menyeringai aneh dan masuk kedalam tanpa permisi.
" Hey...,kamu nggak boleh masuk " timpal blandina sambil mengejar Austin kedalam.
Orang yang dikejar malah sedang duduk dan menanti kehadirannya .
" Kamu benar-benar tidak mengenalku,Ave ??" Tanya Austin sambil menatap blandina intens.
Mata blandina membulat sempura mendengar nama kecilnya disebut.
" Dari mana kamu tahu nama saya??" Tanya blandina kaget
" Ternyata selain tukang tidur, kamu sekarang amnesia juga yaa " sembari menelan cemilan blandina yang ditaruh dimeja ruang tamu.
Blandina menghembuskan nafas kasar.
" Mau apa kesini tuan Stewards??" Sembari melipat tangannya didada
" Aku merindukan mu Ave" ucapnya lirih sembari menatapnya penuh rindu..
Blandina membelakangi Austin. Dengan punggung bergetar, Austin dapat melihat raut kesedihan wanitanya saat itu.
Diapun buru-buru menghampiri blandina dan memeluknya posesif.
" Jangan pergi lagi " bisiknya ditelinga blandina.
" Cukup sudah drama tidak mengenaliku, Ave " lanjutnya masih dengan pelukannya yang cukup erat.
Blandina segera menghapus air matanya, dan berbalik menatap laki-laki yang menjadi cinta masa kecilnya, cinta pertamanya.
Austin melihat mata indahnya yang sembab.
Dia memegang tekuk wajah teduh tersebut dan mengusap pipinya lembut.
Blandina menatap Austin dengan sorot mata sendu.
" Aku sungguh ingin memelukmu sekarang Austin" rintihnya dalam hati
Tiba-tiba air matanya lolos untuk yang kesekian kalinya.
Austin segera menghapus air matanya, dan memeluk kembali wanitanya.
" Ceritakanlah, apa yang ingin kamu ceritakan, aku akan mendengarnya " sembari memeluk blandina hangat.
Ruangan kembali sunyi, blandina masih menunduk menyembunyikan wajahnya dari pandangan Austin.
" Apakah lantai dibawah lebih tampan dari wajahku,Ave ?? Kamu betah sekali memandangi lantai dibawah !!!" Ucap Austin pura-pura kesal.
Sontak blandina segera mengangkat wajahnya dan menatap penuh kerinduan kepada cinta pertamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments