PART OF MY HEART in EDINBURGH

PART OF MY HEART in EDINBURGH

. Pertemuan

Senja menghantarkan sang mentari memasuki peraduannya. Blandina masih terlihat menikmati senja yang sebentar lagi akan berganti dengan sang malam. Buliran bening mulai berjatuhan di wajahnya yang teduh.

"Mom,blandi rindu" Rintihnya tertahan sembari menghapus jejak-jejak butiran bening dipipinya.

''Did u Miss me ??" Ucapnya lirih

sambil memandangi sang mentari yang mulai menghilang diantara sela-sela silau jingga yang memperlihatkan keindahannya.

Angin malam mulai bertiup pelan menghantarkan kegundaan sang pemilik wajah teduh bak Dewi.

Blandina masih menikmati tempat yang selalu menjadi tempat favoritnya bersama sang ibu.

Setelah lelah menikmati pemandangan ditempat itu, blandina pun bergegas meninggalkan tempat itu dan menuju motor bebek nya. Yup hanya itu fasilitas yang bisa dia kendarai kesana kemari untuk melakukan aktivitas nya.

Akhirnya, dirinyapun sampai juga dirumah megahnya.

Yup blandina adalah anak dari tuan Robert Anderson pemilik Anderson company. Bisa dibilang keluarga Anderson adalah keluarga yang termasuk orang kaya.

Dulu blandina memiliki segalanya. Kasih sayang dari sang ayah dicurahkan sepenuhnya untuk dirinya. Namun saat Celine dan putrinya arabele masuk dan menjadi bagian dari keluarga Anderson, segala kebahagiaan yang dimilikinya hilang direnggut oleh kedua orang tersebut.

Segala sesuatu yang pernah dia miliki diambil secara paksa oleh saudara tirinya.

Blandina pun tidak mempersoalkan hal itu, dia selalu berpikir positif untuk hal apa saja yang diperbuat oleh arabele.

Hingga malam itu setelah dia mendapati foto mominya diturunkan dari tempatnya, dan digantikan oleh foto keluarga baru anderson Tampa dirinya membuat kemarahannya meledak.

"Apa yang kamu lakukan ?" Teriak blandina sambil menarik foto yang baru digantungnya.

Nyonya Celine tersenyum remeh kearahnya.

"Maaf blandina, saya melakukannya atas kemauan Daddy kamu.dy ingin foto ini berada di ruangan ini" timpalnya sembari tersenyum mengejek kearah blandina.

Dengan sorot mata yang penuh dengan kemarahannya, blandina meninggalkan ruangan tersebut dan menuju ruang kerja ayahnya.

Tanpa mengetuk pintu,blandina masuk dengan penuh kemarahan namun berusah ditahannya.

"Hey..what happened bland" ?? Tanya tuan Anderson heran melihat tatapan putrinya.

" Dad, apapun yang perempuan dua itu inginkan aku nggak peduli,tapi please jangan sekali-kali merubah apapun kenangan yang ada dirumah ini" umpatnya penuh dengan kemarahan yang tertahan.

Tuan Anderson mengerut keheranan.

"Memangnya apa yang telah diperbuat Celine dan arabele?" Tanya tuan Anderson.

"Jangan bilang Daddy gak tau apa-apa tentang foto itu ? " Timpal blandina masih dengan kemarahan terpendamnya.

"Oh ..., Calm down bland. Itu hanya sebuah foto sayang." Jawabnya tanpa rasa bersalah.

"Hanya dad ??" Sambil memicingkan matanya tak suka mendengar jawaban daddy-nya.

" Oh come on dear,,,timpalnya sembari mendekat kearahnya.

"No ..dad!!! kamu bukan Daddy yang bland kenal,," kamu sudah berubah,,!" Ucapnya penuh penekanan.

"Hey ..aku masih Daddy kamu bland, dan selamanya akan menjadi Daddy kamu !" Ucapnya lembut.

Blandina menggeleng pelan dan berusaha menahan tangisannya yang hampir pecah.

"Blandina benar-benar gak tahan lagi melihat semua ini,dad !!" Ucapnya terbata-bata.

"Hey... tenang lah lagipula foto momi kamu masih banyak kok dirumah ini" Daddy hanya berfikir ngga etis kalo foto Celine dan arabele tidak terpampang di rumah ini" kilah sang Daddy mencoba memberi pengertian kepada putrinya.

"Mereka juga bagian dari keluarga Anderson sayang" sambungnya.

Tidak tahan mendengar penjelasan dari daddy-nya, blandina-pun meninggalkan ruangan daddy-nya dan menuju kamarnya.

Sesampainya dikamarnya, blandina-pun menangis tersedu-sedu. Dia membayangkan kehidupannya kedepan jika daddy-nya semakin hari semakin mengikuti kemauan kedua perempuan iblis tersebut.

Setelah kehilangan mominya yang meninggal karena kanker darah, dunia blandina seakan runtuh. Segala kasih sayang dan perhatian dari sang mominya hilang.dia benar-benar terhempas jauh kedalam lembah yang gelap. Narkoba dan semacamnya pernah menjadi teman hidupnya hampir dua tahun. Untung ada sarah sahabatnya yang selalu memberikan support dan perhatian kepadanya. Sehingga dunia kelam itupun dapat dilepaskan olehnya. Hidupnya kembali hancur saat Daddy nya pulang dengan seorang perempuan dan putrinya. Namun dia tidak lagi menggunakan narkoba untuk mencari kedamaian dihatinya. Dia malah lebih banyak menghabiskan waktunya ketempat Sarah atau ketempat dimana dia dan mominya sering berkunjung.

***

Setelah drama foto tempo hari, blandina lebih suka menghabiskan waktunya melihat matahari terbenam.

Dan motor kesayangan nya selalu menjadi sahabat setianya setiap waktu. Dia sebenarnya memiliki beberapa mobil bermerek. Namun dia tetap memilih motor bebek sebagai sahabatnya selain Sarah. Yup,,motor itu adalah peninggalan mominya. Dulu mereka berdua sering memakai motor itu jika ingin berjalan-jalan menikmati pemandangan dan menikmati tiupan angin yang menerpa lembut wajah mereka berdua.

Dan seperti sore biasanya setelah pulang dari kampus, blandina pasti menghabiskan malamnya ditempat ini.

Senja seakan membuat seluruh beban hidupnya menghilang. Rasa sakit hati dan kekecewaan hilang sejenak saat sang pemilik siang itu mengibaskan warna jingga nya yang indah dan meneduhkan hati.

"Hai mom, im here !!! Again " timpalnya pilu. Mata indahnya mulai berkaca-kaca saat kalimat tersebut keluar.

Can u see me, out there ?!" Rintihnya tertahan. " I really Miss u,mom" isaknya tertahan.

Daddy benar-benar berubah !! Rintihnya kembali.

Dari kejauhan nampak seorang laki-laki dengan mata elangnya tengah memandangi blandina dengan penuh tanda tanya.

"Stif, bukannya itu gadis yang kemarin ?" Tanya laki-laki jangkung tersebut.

" Benar tuan, dia memang sering kesini"! Jawab stif sang asisten yang memang sudah sebulan berada di negara ini untuk kunjungan bisnis dari perusahaan Steward company.

Sang pemilik mata elang dengan manik hijaunya masih menatap lekat kepada sang pemilik wajah teduh bak Dewi itu.

" Stif, cari tahu siapa gadis itu dan untuk apa dia kesini" timpal si manik hijau tersebut.

"Baik tuan!!" Jawab stif seadanya.

Perasaan iba muncul saat melihat gadis itu kembali. Netra hijaunya melebar, saat melihat gadis cantik tersebut menghapus buliran air mata dipipinya yang halus.

Keinginan untuk memiliki gadis tersebut,tiba-tiba muncul dibenaknya.

Namun perasaaan itu ditahannya sampai stif mendapatkan informasi tentang gadis pemilik wajah teduh tersebut.

Diapun segera kembali ke hotel didampingi sang asisten,stif Thompson.

Begitu juga dengan blandina, diapun bergegas meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumahnya.

Nampak sang Daddy tengah bercengkrama ria dengan Celine dan arabele diruang keluarga. Celine benar-benar perempuan licik. Dia memang pandai merayu, dan kali inipun dia berusaha membuat Robert Anderson agar lebih dekat kepada putrinya. Celine ingin agar Robert melupakan putrinya dan lebih peduli kepada arabele dibanding blandina.

Saat melihat suasana tersebut, blandina merasakan sakit dihatinya. Diapun bergegas melewati ruangan tersebut dan hendak menuju anak tangga. Tiba-tiba sang Daddy memanggilnya lembut.

"Bland,ayo gabung sama kita" panggil sang Daddy lembut seperti biasanya.

"Blandin capeh dad" tolak blandina halus, sembari menuju kamarnya.

Nampak senyum kemenangan terlihat diwajah Celine,perempuan licik yang secara perlahan ingin menjauhkan ayah dan anak.

Merekapun melanjutkan obrolan mereka kembali. Sementara dilantai atas,dikamarnya blandina. Gadis tersebut,menangis meratapi hidupnya yang berubah dratis dalam semalam. Daddy-nya benar-benar telah berubah. Dia lebih mengutamakan kepentingan perempuan dua itu dibanding putrinya sendiri. Apa yang diinginkan Celine pasti akan dia kabulkan.

Hingga makan malam pun, blandina tidak ingin makan bersama mereka. Hingga akhirnya sang Daddy harus mengantarkan makan malamnya.

"Dear......," Panggil tuan Anderson dari balik pintu kamarnya.

"Masuk dad" jawab blandina sambil cepat-cepat menghapus air matanya.

"Hey...kamu melewatkan makan malam mu sayang " timpal Anderson lembut.

"Thanks dad.., " ucapnya terlihat kurang bersemangat.

"Blandin udah kenyang kok,dad" sambungnya sambil bersandar di ranjangnya.

"Hey...what happened ?" Tanya sang Daddy.

Blandina menarik napas panjang.

Matanya menatap lekat-lekat mata ayahnya.

"Apa Daddy benar-benar tidak tau apa yang selama ini blandin rasakan ??" Tanya blandina dengan tatapan matanya yang terlihat sembab.

Tuan Anderson menarik napasnya pelan.

"Sayang,, Daddy mengerti apa yang kamu rasakan.tapi bisakah kamu mencoba menerima Celine dan arabele ??" Tanya Anderson terdengar penuh penekanan.

"Hummp...,blandin bisa saja menerima mereka dad. Tapi bukan berarti mereka seenak jidat melakukan apa yang mereka inginkan dirumah ini" jawabnya dengan sorot mata penuh dengan kemarahan.

Anderson menarik napas panjang.

"Baiklah, kalo begitu apa yang ingin kamu lakukan bland ??" Tanya Anderson menyerah.

"Blandin nggak menginginkan apapun dad dari mereka,..blandin cuma ngga suka barang2 momi disentuh sama mereka!!!!" ucapnya tegas.

Anderson mendekati putrinya dan membelai kepalanya penuh kasih sayang. Dirinya teringat kembali saat dimana blandina harus menderita karena kehilangan sosok seorang ibu. Keputusan nya membawa Celine ke dalam keluarganya untuk membuat blandina merasakan kembali sosok seorang ibu,,, ternyata semua diluar ekspektasinya.

"Baiklah apapun itu Daddy akan sampaikan hal ini kepada Celine." Timpalnya tegas.

**

Austin Stewards adalah sang pewaris Stewards Corp. Ayahnya Richard Stewards adalah pengusaha bertangan dingin. Usaha yang dibangunnya telah sukses sampai di seluruh Eropa dan Amerika. Perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan Fashion mampu menembus pasar Seluruh Eropa dan Amerika.

Selain mempunyai kualitas dibidang tersebut, Richard memiliki paras yang berkharisma bak dewa Yunani. Memiliki istri yang cantik dan Loyal menambah kadar kecantikan Alice Stewards perempuan berdarah Mexico Belanda.

Jadi tidak perlu diragukan lagi bagaimana ketampanan seorang Austin Stewards yang memiliki darah campuran mexico-belanda mix Amerika-italia.

Memiliki wajah tegas,hidung mancung,alis yang tebal dengan manik mata berwarna hijau terang.tentu siapa saja yang akan melihatnya pasti akan klepek-klepek.

Disaat ini dia tengah berkunjung ke negara Indonesia untuk membuka cabang baru.

Dan disinilah dia berada, sambil menikmati kopinya,Austin sesekali membaca CV dari seorang gadis yang dia lihat beberapa hari yang lalu.

"Stif,jadi dia anak dari Anderson ?" Tanya Austin sambil menyeruput kopinya.

"Benar tuan" jawab stif cepat.

"Sekarang beliau sudah menikah lagi dengan perempuan bernama Celine Van Bruer,yang memiliki seorang putri seumuran dengan nona blandina !" sambungnya panjang lebar.

"Besok kosongkan jadwal, saya ingin bertemu dengan gadis ini" timpal Austin sambil berdirih dari kursinya dan menuju kamarnya.

**

Universitas Ngurah Rai Bali,

Pukul 08.00 pagi waktu setempat.

Austin Stewards dan stif asistennya menyusuri universitas terbaik di Bali.

"Stif,temui dewan rektorat di tempat ini dan katakan saya ingin menjadi donatur tetap di sini" timpalnya tanpa ragu-ragu Sembari menuju ruang kelasnya blandina.

Stif hanya mengangguk patuh dan menuju ruang rektorat.

Saat memasuki ruang kelas tersebut, Austin menyisir ruangan tersebut dengan mata indahnya dan mencari sosok wajah teduh milik blandina.

Seluruh mahasiswa ditempat itu takjub melihat sosok jangkung tersebut. Baik lelaki maupun perempuan merasa didatangi aktor Hollywood.

Blandina masih asyik ngobrol dengan Sarah dan sama sekali tidak menyadari kehadiran lelaki jangkung dengan netra mata hijau masih berdirih mematung di pintu masuk kelasnya.

Mahasiswa lain mulai berdatangan melihat sosok tampan tersebut.

Austin sama sekali tidak merasa risih dengan segerombolan penghuni kampus yang mulai berkerumun di depan kelas blandina.

" Hey .., blandina avelia !!" Panggil Austin tanpa menghiraukan ciutan-ciutan memuji dari samping kiri-kanannya.

Orang yang dipanggil namanya menoleh keheranan.

Austin mengangguk pelan saat melihat blandina menunjuk kearah dirinya sendiri. Sarahpun dibuat keheranan melihat sosok asing tersebut.

" Bland,,siapa orang itu ? " Tanya Sarah bingung.

" I don't know, Bestie ! " Jawab blandina sambil mengedipkan bahunya.

" Hey..are u hear me ? " Tanya Austin kembali.

Melihat respon banyak orang yang mulai keheranan dengan sosok asing tersebut, akhirnya blandina berdirih dari bangkunya dan menghampiri sosok asing tersebut.

" Did I know you ? " Tanya blandina jujur

Austin hanya terkekeh mendengar pertanyaan gadis didepannya.

" Aku ingin bicara denganmu" kata Austin to the point

Blandina mengerutkan dahinya kebingungan.

Bagaikan di sihir oleh Austin, blandina-pun mengikuti Austin menuju kantin kampus yang bersih.

2.Menyatakan perasaannya

" Aku ingin menikah denganmu" ucap Austin tanpa beban.

Blandina terkejut mendengar penuturan dari laki-laki yang baru ditemuinya 10 menit yang lalu.

Dengan kening berkerut dia memandangi sosok jangkung di depannya. Dia mengakui sosok di depannya sungguh tampan tak tertandingi dengan cowok-cowok yang pernah dekat dengannya. Namun gak mungkin, jika dia harus menerima laki-laki didepannya kan?? Kenal aja nggak.

"Excusme, anda siapa yah" tanya blandina keheranan melihat penuturan laki-laki yang berada didepannya.

Austin melongo tak percaya dengan reaksi perempuan manis didepannya.

" Kamu benar-benar tidak mengenali saya, nona blandina Robertson ??" Tanya Austin tidak percaya.

Blandina menggeleng cepat.

Austin berdehem pelan..

"Baiklah biarkan asisten saya yang akan memperkenalkan siapa saya" ucapnya tanpa basa-basi.

Pada saat yang sama,sang asisten stif datang.

" Hai nona blandina, perkenalkan nama saya stif, asistennya tuan Austin Stewards" timpalnya tanpa berjabat tangan, seakan dia sudah memahami sifat tuannya.

Blandina membalas dengan sebuah senyuman kecil.

" Tidak perlu tersenyum kearahnya Blandina Anderson " timpalnya cepat

Blandina terkejut mendengar ucapannya lelaki didepannya.

" Memangnya aku robot ? " Tanya blandina bingung mendengar ucapan laki-laki itu.

" Kamu hanya bisa tersenyum kearah saya " timpalnya tanpa melihat kearah blandina.

Stif hanya geleng-geleng kepala mendengar penuturan dari sang big bosnya.

Diapun segera melanjutkan ucapannya yang tadi sempat berhenti karena perkara kecil tadi.

Blandina mendengar dengan seksama setiap ucapan yang keluar dari mulut sang asisten.

" Stopp ! " Ujarnya cepat

Austin dan stif terkejut mendengar teriakan kecil dari sang pemilik wajah teduh tersebut.

Sambil berlipat tangan didadanya, Austin bersandar di kursinya dan menatap kagum kearah gadis didepannya.

" Sayangnya aku sama sekali tidak tertarik kepada anda, tuan Austin Stewards yang terhormat " timpal blandina nyeplos.

" Aku lebih tertarik kepada asistenmu yang persis robot Jepang " sambungnya terkekeh.

Mata Austin membulat sempurna mendengar ucapan gadis tersebut. Stif terkekeh mendengar ucapan blandina barusan.

" Yah sudah aku harus kembali ke kelas, terimah kasih untuk perkenalannya. aku akan mengingatnya " ucapnya sembari meninggalkan Austin yang masih terdiam tanpa berkata apa-apa.

Stifpun dibuat tak percaya dengan nona Indonesia tersebut.

" Apa tidak salah dengar, dia menolak sang pewaris Stewards Corp yang tampan ini " imbuhnya dalam hati.

" Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu, stif " Tebak Austin benar.

Stif menelan ludah, kaget mendengar ucapan sang big bos.

" Ayo pergi, kita masih ada pertemuan dengan klien yang lain kan ? " Timpal Austin sembari berdirih dari bangkunya.

Stif pun segera mengambil tablet mahalnya,dan mengecek kembali jadwal hari ini.

" Jam 11 siang ini jadwal anda bertemu dengan Tuan Robert Anderson - " kata-katanya terputus saat membaca jadwal berikutnya.

Austin tersenyum penuh arti dan berjalan memasuki mobilnya.

Anak perusahaan Stewards Corp

Pukul 11.00 siang waktu Bali .

" Selamat siang tuan Austin, senang bisa bertemu dengan anda secara langsung " timpal tuan Anderson diikuti senyum khasnya.

Setelah saling berjabat tangan, Austinpun segera mempersilahkan tamunya duduk.

"Bagaimana tuan Austin, apakah anda bersedia menjadi investor diperusahaan saya ?" Tanya Anderson dengan wajah berharapnya.

"Of course,Mr Anderson. Saya pasti akan melanjutkan apa yang sudah Ayah saya lakukan. Hanya saja, aku sangat berharap bisa diundang makan malam dirumah anda " ucap Austin berkharisma.

Wajah Anderson sumringah mendengar permintaan dari seorang Austin Stewards.

" Oh tentu saja Tuan Austin, dengan senang hati. Saya sangat merasa terhormat jika anda ingin datang makan malam di rumah saya " ucapnya penuh semangat.

Stif yang dari awal sudah mengetahui, tujuan dari tuannya itu, hanya geleng-geleng kepala melihat gelagat Austin.

Kediaman keluarga Anderson

Siang pukul 02.00 waktu Bali.

" Benar sayang ? Tanya Celine bersemangat setelah Anderson menceritakan perihal permintaan Austin dikantor tadi.

"Iya sayang,untuk itu kita harus membuat makanan yang spesial untuk tuan Austin. Kita harus membuat tuan Austin terkesan dengan penyambutan kita malam nanti" timpal Anderson panjang lebar.

Setelah mencium mesra suaminya, Celine bergegas menuju kamar arabele untuk memberitahukan kabar gembira tersebut.

"Yang benar mom ?" Tanya arabele kaget mendengar ucapan mominya.

Argggh.....,aku belum ada gaun yang cocok mom. Bagaimana ini mom ? " Pekik arabele saking senangnya.

"Tenang saja, momi udah menyuruh lasti membawakan gaun dari butik ternama dikota ini!!" Potong nyonya Celine

"Momiku paling the best " ucapnya sambil mengecup pipi nyonya Celine.

" Oh iya mom, tapi kok bisa yah tuan Austin mau makan malam dirumah ini ?" Tanya arabele bingung.

" Entahlah,,,mungkin dia sudah jatuh hati kepadamu sayang saat pertemuan kolega Stewards Corp beberap malam yang lalu." Ucap nyonya Celine yakin.

" Ahhh....mana mungkin mom.malam itu begtu banyak kolega bisnis mereka yang membawa putri-putri mereka di acara penyambutan tua Austin " ucapnya parno.

" Dih...kok kamu segitu yakin siy sayang. Buktinya , dari sekian kolega bisnisnya kenapa dia memilih keluarga Robertson untuk makan malam ? " Ucap nyonya Celine meyakinkan.

" Benar juga siy mom !!" Hahahahaha...., Diikuti tawa kecilnya.

" Yah sudah dari pada kamu parnoan gak jelas begitu, mendingan kamu ngurusin diri dulu deh, biar nanti malam tuan bilionaire itu tidak akan berkedip menatap dirimu sayang !!" Lanjut nyonya Celine penuh keyakinan.

Malam harinya, keluarga Robertson sudah bersiap menunggu kedatangan Austin Stewards.

Menu makan malam yang dihidangkan bukan menu makan biasa. Koki didatangkan langsung dari hotel keluarga Anderson.

Tak menunggu lama,tepat pukul 8 malam Austin dan asisten pribadinya stif Thompson tiba dikediaman Anderson.

" Selamat datang tuan Austin" sapa Anderson menyambut tamu spesialnya.

Austin hanya mengangguk,dan masuk mengikuti sang pemilik rumah. Sementara Celine dan arabele merasa terpojokkan dengan gaya Austin yang sama sekali tidak menoleh mereka berdua.

Arabele merengek kecil kearah ibunya. " Mom, kok tuan Austin sama sekali tidak melirik kearah ku ?" Timpalnya setengah berbisik.

" Ssstt...,kamu tenang aja sebentar lagi dia pasti akan menyapamu !" Hibur nyonya Celine menyakinkan putrinya.

Austin masih menikmati makan malamnya dengan sesekali membahas tentang perusahaan milik Anderson. Dirinya sama sekali tidak melirik kearah Celine dan putrinya.

arabele dibuat kesal dengan perbuatan Austin.

baru kali ini ada pria yang berani mengacungkan dirinya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!