15.Big Surprise

Mansion Stewards, 12.00 waktu london

*

Terlihat blandina masih asyik menikmati makan siangnya didepan kolam yang langsung disuguhi dengan pemandangan hijau di depannya.

Tiba-tiba seseorang mengusap kepalanya pelan.

Blandina mendongak dan melihat siapa yang memegang kepalanya.

" Austin ?? "

Dirinya terkejut melihat kedatangan Austin saat makan siang.

Lalu matanya melihat sebuah paper bag berwarna cokelat ditangannya.

Austin tersenyum sumringah walaupun ada sesuatu yang tengah bergejolak di dalam hatinya.

Diapun duduk disamping blandina dan mengecup puncak kepalanya.

" Ini untukmu !" Kata Austin sambil menyodorkan paper bag tersebut

" Apa ini ??" Tanya blandina sedikit penasaran lalu mengambil paper bag tersebut.

" Buka dong !!" Timpal Austin sambil mengusap rambut blandina lembut.

Blandina segera membuka paper bag dan melihat isi dari tas berwarna coklat tersebut.

Dia terkejut melihat isi paper bag tersebut.

" Gaun ??" Gumannya

Austin mengangguk.

" Pakailah nanti malam,,ini pasti cocok sekali jika kamu yang memakainya" timpalnya sambil memuji.

Blandina masih kelihatan bingung dengan apa yang dikatakan Austin.

" Tapi untuk apa aku memakai gaun ini, Austin ??" Tanya blandina pada akhirnya

" Nanti malam ada acara di sini, dan momi mengundang beberapa koleganya " ucap Austin sembari tersenyum.

Blandina hanya ber-O ria dan manggut-manggut pelan.

" Baiklah, tapi nanti bolehkah madam Merrie membantuku ??" Tanya blandina hati-hati

" Sure,beib. Madam Merrie dan rose akan membantumu berdandan" jawab Austin lembut.

" Ayo habiskan makananmu lalu minum obat dari dokter Edward " lanjutnya penuh kasih.

Ingin sekali Austin membahas soal hubungan yang pernah terjalin antara blandina dan Jeffrey, namun dia tidak ingin merusak acara nanti malam jika pertanyaannya membuat beban blandina.

Dia berusaha menahan egonya untuk menjaga perasaan kekasih hati yang sangat dicintainya.

Setelah menemani blandina makan, lalu mengajaknya kembali ke kamarnya.

" Aku akan menemani mu tidur " timpal Austin tanpa beban lalu ikut berbaring disamping blandina.

Ada rasa deg-degan yang blandina rasakan saat tangan kekar Austin memeluknya dari atas.

Austin menyadari kegugupan yang sedang dirasakan oleh blandina, namun dia semakin memeluk erat tubuh pemilik wajah teduh dengan posesif.

Dengan berat hati dan masih dengan perasaan yang gugup, blandina segera menutup matanya erat-erat dan berusah untuk tertidur.

Beberapa saat telah lewat,namun blandina masih tetap tidak bisa tidur. Dia melirik sebentar kearah Austin dan memegang alis dan rahang Austin yang terlihat tegas.

Dengkuran halus terdengar dari sisi kepalanya, nampak Austin telah berada di alam mimpinya sambil memeluk erat blandina.

" Aku bersyukur memilikmu" guman blandina pelan.

Dia lalu mengecup pelan pipi Austin dan menutup matanya.

Tanpa dia sadari, Austin tersenyum kecil saat mendengar perkataan nya dan kecupan yang dia daratkan di pipinya. Ternyata Austin hanya pura2 mendengkur agar supaya blandina tidak merasa canggung seperti tadi.

Beberapa saat telah lewat, saat Austin menyadari blandina telah tertidur pulas, dia pelan-pelan turun dari ranjang dan dengan hati-hati meninggalkan kamar blandina.

" Mom, bagaimana ??" Tanya Austin saat berada di kamar ibunya.

" Semuanya sudah beres sayang sesuai dengan janji mommi. " Ucap Nyonya Alice diikuti senyum indahnya.

" Dimana Ave ??" Tanya nyonya Alice

" Dia lagi istirahat dikamarnya,mom. Austin cuma tidak ingin dia kelelahan nanti malam " jawab Austin terlihat benar-benar menjaga blandina.

" Dimana Edward,mom ??" Tanya Austin saat sepulang dari kantor tidak melihat dokter tampan tersebut.

" Dia tadi bilang mau ke airport jemput bella. " Jawab nyonya Alice

" Yah sudah kalo begitu, Austin kembali ke kamarnya Ave. See u tonight mom !!" Pamit Austin sembari meninggalkan kamar ibunya.

Mansion Stewards, pukul 08.00 malam waktu london

*

Taman belakang telah disulap sedemikan rupa. Nampak lampu kelap-kelip yang dilingkarkan di pohon holly Amerika dan beberapa pohon palem. Menambah keindahan disekitar taman belakang.

Blandina masih dirias di kamarnya dibantu dengan madam Merrie dan rose.

" Madam Merrie, memangnya ada acara apa ?? Kenapa aku harus berdandan seperti ini ?? " Tanya blandina sambil melihat pantulan wajahnya di cermin.

" Malam ini adalah malam spesial keluarga Stewards, nona muda pasti akan tahu " ucap madam Merrie diangguki oleh Rose.

Pada saat bersamaan, Austin muncul dengan jas yang senada dengan gaun mewah milik blandina.

Jas berwarna navy menambah kadar ketampanan seorang Austin Stewards pemilik Stewards Corp.

Blandina tak berkedip saat Austin memasuki kamarnya dengan ketampanan yang tak bisa ditandingi oleh siapapun.

Begitu juga dengan Austin, saat melihat blandina yang dibalut dengan gaun panjang berwarna navy yang melekat di tubuhnya yang putih bersih , sontak membuatnya tak ingin membawa blandina keluar dari kamarnya. Dia sama sekali tidak rela jika kecantikan blandina dinikmati oleh orang-orang di tempat acara.

Namun karena malam ini adalah malam penting sekaligus malam dimana dia akan mengenalkan blandina sebagai tunangannya, maka dia akan harus membuang rasa egonya yang tinggi.

Lamunannya buyar, saat Merrie dan Rosa pamit meninggalkan kamar blandina.

" Are you ready ?? " Tanya Austin sambil memegang tangan blandina lembut.

" Ready ?? For what ?? " Tanya blandina yang sedikit aneh dengan pertanyaan Austin barusan.

" Ini kan hanya acara perusahaan, Austin. And am so ready for this !! " Ucap blandina sambil memperlihatkan dandanannya yang terlihat mewah dan elegan.

Austin terkekeh mendengar ucapan blandina yang terdengar lucu ditelinga.

" Ada kejutan yang telah aku siapkan untukmu, darl !! Ucap Austin ditelinganya.

Blandina merinding saat hembusan nafas Austin menyentuh daun telinganya.

Ada debaran aneh saat Austin mengucapkan nya.

Austin segera mengecup pelan bibir ranum milik blandina lama, dan mengesapnya pelan.

" Kamu merusak lipstik ku, Austin " cecar blandina saat mendapati warna lipstiknya yang hampir memudar karena kelakuan Austin barusan.

Setelah blandina memperbaiki dandanannya, merekapun bergegas turun dan menghampiri nyonya Alice dan kakek Russel yang telah menunggu mereka.

Seluruh tamu yang hadir dimalam ini, tertegun melihat seorang wanita yang digandeng Austin ditengah-tengah acara tersebut.

Mata mereka tidak berkedip sama sekali.

Rambut cokelat terang dan bergelombang menambah keanggunan blandina. Kulit putih bersih dan mata bulat menambah kesan kecantikan dari wanita tersebut.

Semua orang terpana melihat kecantikan wanita disamping pemilik Stewards Corp yang mendunia.

Acara pun segera dimulai, namun tampak seorang gadis yang bersama Edward tengah menahan kecewa dan sakit hati saat Austin masuk dengan menggandeng mesra seorang gadis yang nampak asing dimatanya.

Gadis tersebut adalah Bella,adik dokter edward.gadis yang telah lima tahun mencoba menggoyahkan hati yang sangat dingin milik Austin namun segala cara yang dilakukan tidak dapa membuat Austin meliriknya. Dan sekarang, seorang gadis yang bersama dengannya mampu membuat Austin terlihat bahagia dan wajahnya sangat terlihat seperti remaja yang tengah jatuh cinta.

" Siapa gadis itu,kak ??" Tanya Bella

Edward melirik adiknya sebentar lalu menatap dua sejoli yang baru masuk.

" Dia blandina avelia, cinta masa kecilnya Austin " jawab Edward hati-hati

Bella berdecak mendengar ucapan kakaknya.

" Aku pikir cinta masa kecil cuma ada di novel saja, ternyata pangeran tampanku, membuat cerita khayalan seperti itu menjadi kenyataan " ucapnya dengan Tawan mengejek.

" Bella, jaga sikapmu !! Timpal Edward memperingatkan.

Bella hanya membalasnya dengan seringai misterius nya.

Diapun meninggalkan Edward dan menghampiri Luke yang tengah asyik menikmati minumannya.

Sementara itu master ceremony mulai memandu acara tersebut.

Kakek Russel dipersilahkan kedepan untuk melakukan penyambutan ditemani nyonya Alice Stewards dan austin

Nampak tepuk tangan yang meriah dari para kolega bisnisnya mengantarkan pebisnis sukses di Eropa dan Amerika itu tersenyum sebagai tanda terimah kasih kepada para tamunya.

Setelah kata-kata penyambutan yang cukup panjang, kakek Russel pun mengumumkan kabar yang cukup mengejutkan bagi Austin Stewards.

Sebuah layar terpampang jelas di depan para tamunya.

Nampak sebuah kapal pesiar mewah terlihat di layar tersebut.

Sebuah tulisan Grace ocean mengagetkan Austin. Yup, Grace adalah nama pemilik mendiang grandmom Austin, istri dari kakek Russel yang meninggal saat Austin pertama kali menginjakkan kakinya di perusahaan Stewards Corp.

Nenek Grace adalah sosok yang sangat dicintai Austin. Beliau selalu mengajarkan kepadanya tentang menjadi pribadi yang baik dan rendah hati. Nenek Grace pernah mengatakan satu hal yang selalu diingat olehnya, bahwa segalanya hanya titipan. Suatu saat akan menghilang.

Austin terkejut saat kakek Russel menyuruh nya untuk mendekat.

" Kapal pesiar tersebut telah rampung sebulan yang lalu, namun saya hanya menunggu waktu yang tepat untuk memberikan kepada cucu kebanggan saya " jelas kakek Russel panjang sembari menepuk pundak Austin sebagai rasa terimah kasih karena telah melaksanakan tanggung jawab keluarganya.

Austin merasa terharu dan bahagia atas apa yang telah dilakukan oleh kakeknya.

Di usianya yang senja, dia masih berusaha menyenangkan cucunya. Padahal, Austin bisa saja melakukannya sendiri. Namun untuk mengenang mendiang nenek tercintanya, Austin menerima pemberian kakek Russel dengan senang hati

" Kapal pesiar ini saya berikan kepada cucu saya, Austin Stewards sebagai hadiah lamarannya.

Semua orang terkejut saat kakek Russel mengatakan hal tersebut.

Sementara blandina terkejut mendengar ucapan kakek Russel. Mata membulat sempurna saat Austin memanggil dirinya kedepan.

Rasa gugup bercampur bahagia,terharu dan bermacam-macam rasa tengah dirasakannya.dengan wajah yang masih nampak dengan rasa keterkejutan nya, blandina mantap melangkah menghampiri austin.

Setelah blandina sampai dihadapannya, Austin langsung bersujud dan mengulurkan sebelah tangannya memegang tangan blandina dan tangan satunya memegang sebuah cincin berlian dengan bertuliskan Edinburgh.

Lidah blandina menjadi keluh, tidak dapat berkata apa-apa.

" Will you Merry me ???" Dengan posisi masih bersujud

Buliran bening keluar dari pelupuk mata indahnya.

Rasa terkejut masih mendominasi dirinya.

Austin benar-benar membuat dirinya menjadi sesuatu yang tidak dapat dia dia gambarkan secara langsung. Hatinya benar-benar bahagia.

Disela-sela tangisan harunya, diapun mengangguk cepat dan Austinpun memasangkan cincin tersebut di jari manisnya.

Austin berdiri dan segera memeluk blandina dengan perasaan bahagia.

Setelah mencium blandina, terdengar tepuk tangan riuh dari para tamu.

Nyonya Alice menangis terharu melihat kebahagiaan yang tengah berlangsung. Begitu juga kakek Russel.

" Congratulations, dude " teriak Luke dari belakang sambil menaikan gelas berkakinya sebagai tanda bersulang.

Austin menerimanya dengan mengangguk kepalanya pelan.

Semua orang tengah berbahagia menyambut kejutan luar biasa dari keluarga taipan tersebut. Namun berbeda dengan Bella,yang mencoba menahan rasa perih dihatinya melihat kemesraan Austin dan perempuan bernama blandina tersebut.

" Sepertinya aku melewatkan acara spesialnya Mr. Steward " ucap seseorang dengan suara lantang.

Seluruh pandangan mata mengarah kepada seorang pria berbalut jas abu-abu dengan sorot mata berwarna cokelat terang.

Austin,Luke dan Edward terperanjat melihat sosok tersebut. Terutama blandina.

Berbeda dengan nyonya Alice dan kakek Russel yang sama sekali terlihat santai saat melihat Jeffrey hadir di acara malam ini.

" Jeffrey " guman blandina tidak percaya dengan sosok yang berdirih agak jauh di depannya.

Austin mengepalkan kedua tangannya saat melihat Jeffrey yang sangat berani menginjakkan kakinya di rumah nya.

Suasana kembali seperti biasanya, saat sang pemandu acara mengambil ahli kembali acara malam itu.

Blandina memegang tangan Austin untuk menenangkan nya.

Luke mendekati Jeffrey yang masih berdirih tepat didepan meja para tamu .

" Kedatanganmu membuat kejutan yang luar biasa, Jeffrey Nugraha" timpal Luke sambil menyesap minumannya.

Jeffrey tersenyum mengejek kearah luke dan menatap blandina dengan perasaan mendambakan.

Austin menyadari tatapan Jeffrey kearah blandina.

Diapun berlalu dari hadapan blandina dan menemui Luke dan Jeffrey.

Blandina cemas melihat Austin yang ikut bergabung bersama Luke dan Jeffrey.

Ketiga sosok pria tampan tersebut membuat seluruh pasang mata wanita di malam itu menjadi sorotan panjang.

" Apakah aku harus menendang kepalamu untuk membuatmu tak menampakkan wajahmu lagi,Mr Nugraha ??" Tanya Austin tenang namun menampakkan sorot mata penuh kebencian.

Jeffrey tertawa menyeringai kearahnya.

" Aku rasa kamu tidak pernah tahu kalau tunanganmu ,pernah mencintaiku sangat dalam Mr Stewards ?? " Ucap Jeffrey memancing amarah Austin.

Austin masih terlihat tenang, berbeda dengan Luke yang mengkhawatirkan akan ada perang di akhir pembicaraan dua orang didepannya.

" Lebih baik anda pergi saja,tuan Nugraha. Anda sama sekali tidak ada dalam daftar undangan " kilah Luke mencoba menyelesaikan perdebatan yang akan mengarah pada kericuhan antar dua pengusaha tersebut.

" Benarkah mr.graham ??" Tanya Jeffrey sembari menarik sudut bibirnya.

" Lalu untuk apa undangan ini ??" Tanya Jeffrey sembari memperlihatkan undangan di handphone nya.

Luke terkejut tulisan yang tertera di undangan tersebut.

Jeffrey pun menaruh kembali benda pipih tersebut dalam saku celananya.

" Aku rasa anda belum tahu perusahaan yang ikut bekerja menyelesaikan kapal pesiar Grace ocean Mr Stewards !!!? " ujarnya sambil tersenyum mengejek kearah Austin.

Austin masih menduga-duga perkataan yang diucapkan Jeffrey tersebut.

Pada saat bersamaan, kakek Russel muncul dihadapan mereka.

" Selamat malam Mr nugraha.terimah kasih telah datang di acara saya " ucap kakek Russel sambil berjabat tangan dengan Jeffrey.

Austin memaklumi keadaan yang ada karena kakek Russel sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Jeffrey dan masalah yang menimpa Samantha Wales sepupu dari nyonya Diane adik dari ibunya,nyonya Alice.

" Saya harap kita masih bisa bekerja sama di waktu yang akan datang Mr Nugraha !!! " Kilah kakek Russel sambil mengajak Jeffrey kedepan.

Austin mencoba menahan emosinya karena tidak ingin mengacaukan acara yang telah disiapkan oleh ibunya.

Dirinya yang ingin membuat kejutan,malah dirinya yang dikejutkan dengan hal yang barusan dia dengar

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!