6. Pertemuan

Edinburgh, Robertson Villa

Pukul 11.00 siang

Blandina memasuki sebuah villa yang masih terawat dengan baik.

Kenangan bersama dengan sang ibu muncuk dihadapannya.

Blandina duduk di sebuah kursi goyang. Ingatan tentang sang ibu begitu membuatnya bersedih.

Butiran bening lolos keluar dari pelupuk mata indahnya. Dia menangis sendu mengingat semua kenangan bersama dengan ibunya.

Cepat-cepat dia menghapusnya, saat menyadari kedatangan Austin.

Austin memicingkan matanya saat menyadari kedua mata indah blandina sembab

" Ada apa sayang??" Tanya Austin lalu mengangkat wajah blandina sejajar dengan wajahnya.

" Tidak apa-apa,Austin. Aku hanya ingat momi !!" Ucapnya lirih

" Menangis lah kalo itu bisa membuatmu lebih tenang " timpal Austin sembari mengusap punggung ramping blandina.

" Suatu saat nanti, jika aku meminta sebuah permintaan bolehkah kamu mengabulkannya ??" Tanya blandina sambil mendongak menatap wajah pria tampan didepannya.

" Sure,sayang..!! Apapun akan aku berikan.jika perlu seluruh isi di dunia inipun akan aku berikan untukmu, asalkan kamu jangan menangis lagi " timpal Austin sembari menyentil ujung hidung kekasihnya.

Blandina tersenyum simpul lalu memeluk Austin erat. Seakan ini adalah hari terakhir mereka bertemu.

Austin merasakan sesuatu yang sangat membuat hatinya benar-benar menghangat saat blandina memeluknya erat sekali.

Suara klakson mobil didepan mengacaukan hal romantis yang sementara dilakukan dua insan di dalam villa bercat ungu putih tersebut.

" Itu pasti Jasmine dan Luke" ucap blandina sambil melepaskan pelukannya dari Austin.

Cup..!!!

Austin mencium cepat bibir kenyal merah muda milik blandina.

Mata blandina membulat sempurna.

" Itu hukuman karena berani melepaskan pelukanmu tanpa permisi" ucap Austin sembari berjalan meninggalkan blandina yang masih kesal dengannya.

Austin tertawa penuh kemenangan melihat wajah sang kekasih yang kelihatan kesal sekali.

Luke datang bersama dengan Jasmine.

Luke menjijing sebuah tas yang berukuran cukup besar. Itu adalah bahan-bahan memasak.

Mereka akan menginap selama tiga hari di villa milik keluarga Robertson sesuai dengan permintaan blandina.

Pintu terbuka, blandina berlari dengan penuh kegembiraan menghampiri sahabatnya Jasmine yang hampir dua belas tahun tidak pernah ketemu.

Austin terkejut melihat suasana hati blandina yang cepat berubah.

"Apa dia selalu seperti itu" gumannya dalam hati

Austin melihat blandina sangat bahagia saat memeluk Jasmine.

Diapun bergegas bergabung dengan Luke , Jasmine dan Blandina.

Terdengar tawa ringan dari Blandina dan Jasmine. Tanpa mempedulikan kehadiran dua pria tampan di hadapan mereka, blandina maupun Jasmine bercengkrama ria mengingat kenangan masa kecil mereka.

" Aku turut berduka cita dengan kepergian nyonya Edelweis, Ave " ucap Jasmine tulus.

" Terimah kasih Jasmine, momi aku adalah sosok perempuan tangguh " sambil menatap pemandangan diatas bukit.

" Sampai ajal menjemputnya pun dia masih bisa tersenyum menghadapi rasa sakit itu " sambungnya terdengar bergetar.

Jasmine mengusap lembut bahu blandina.

" Aku tahu kamu perempuan yang kuat buat menghadapi ini semua " hibur Jasmine sembari memeluk blandina

Blandina terharu melihat rasa simpati yang besar dari sahabatnya.

" Mari bersulang untuk Nyonya edelweis" ucap Luke tiba-tiba sambil membawa empat gelas koktail.

Jasmine dan Blandina tersenyum kecil lalu bergabung dengan dua pria tampan yang sedang menunggu mereka.

Suasana siang hari di villa tersebut sangat menyenangkan.

Ke empat bocah kecil yang sekarang telah berubah menjadi pria dan wanita dewasa yang tampan dan cantik, tengah mengulang kisah masa kecil mereka.

Malamnya mereka melanjutkan dengan acara bakar-bakar.

Sesekali Austin mencuri pandang kearah blandina yang masih asyik membolak-balik dagingnya.

Mereka sedang melakukan acara berbeque. Saat mereka kecil, mereka memang sering melakukan acara tersebut saat akhir bulan.

Austin teringat perkataan blandina kepada ibunya.

Diam-diam seuntai senyum kecil keluar dari wajah tampannya.

Wajah manis wanita kecilnya sungguh membuat dirinya benar-benar terlena.

Luke menyadari nya lalu menyenggol lengan kekar sahabatnya.

" Dia memang cantik dan manis kok" goda Luke terhadapnya.

Austin mendengus kesal kearahnya.

" Kalau sudah bosan dengan matamu, just tell me!! Aku dengan sukarela akan mencabutnya dan mendonorkan kepada yang membutuhkannya !!!" Ucapnya dengan seringai iblisnya.

Mendengar ucapan Austin barusan membuatnya merinding.

Austin terkekeh melihat raut wajah Luke..

Austin melanjutkan mengunyah makanannya sambil menatap blandina yang masih setia mendengarkan cerita dari Jasmine.

Sesekali blandina melihat kearah Austin yang setia melihatnya.

Suasana malam pertama mereka setelah hampir dua belas tahun berpisah sangat menyenangkan.

Ada canda dan tawa yang menyelingi cerita mereka.

Austin merasakan deburan cinta yang mulai menyelimuti relung hatinya saat melihat dan mendengar kan tawa wanita kecilnya.

Namun ada sorot mata seseorang yang menyadari hal tersebut.tiba-tiba rasa kesal mulai menyelimuti pikirannya. Ya..,dia adalah Jasmine. Perempuan yang selama ini menyimpan rasa kepada Austin. Namun sama sekali tidak di gubris oleh Austin. Dia berusaha menghindar setiap kali ada percakapan yang mengarah tentang perasaannya.

Malampun semakin larut,dan suasana semakin dingin.

Akhirnya mereka kembali ke kamar masing-masing.

Austin segera menyusul blandina saat melihat Jasmine pergi ke kamarnya.

" Semoga mimpi yang indah" ucap Austin tiba-tiba sudah berdiri dibelakangnya.

" Hei...,aku pikir kamu sudah kembali kekamarmu !!!" Jawab blandina kaget melihat wajah tampan cinta masa kecilnya berdirih tepat dibelakangnya.

" No..., Sebelum mendapatkan ciuman pengantar tidur " sembari memeluk pinggangnya yang ramping.

Blandina tertawa kecil mendengar ucapannya.

Austinpun mendekatkan wajahnya dan mendaratkan bibirnya tepat dibibir kenyal merah muda milik blandina.

Ciuman Austin benar-benar menggoda. Dada Blandin bergemuruh hebat. Dia benar-benar menikmatinya

Austinpun mengakhiri ciumannya di kening wanitanya.

" Sleep well,Ave..!! Bisiknya ditelinga blandina.

" You too " jawab blandina sambil tersenyum manis kearahnya.

Austin pun kembali ke kamarnya. Malampun semakin larut, empat orang dewasa sudah memasuki alam mimpi mereka masing-masing, sembari menjemput pagi tiba.

tengah malam,blandina tersadar dari tidurnya. dia merasakan kehadiran ibunya dikamarnya.

diapun bergegas keluar kamarnya dan menuju dapur mini di tengah-tengah ruang keluarga.

ternya disana, ada sosok Luke yang lagi duduk menikmati Chocolat panasnya.

" tidak bisa tidur,Luke ??" pertanyaan blandina yang tiba-tiba hampir membuatnya menjatuhkan gelasnya.

" kamu bikin kaget aja,Ave !!" ucapnya agak kesal karena dikagetkan oleh blandina.

blandina tertawa kecil sembari mendekat kearah Luke dan duduk disampingnya.

" jangan lama-lama disini bersamaku, jika manusia kutub itu tahu dia akan membunuhku !!" ucapnya sembari meneguk Chocolat panasnya kembali.

blandina tertawa lebar sambil geleng-geleng kepala.

" aku akan membiarkan Austin membunuhmu,Luke !!! goda blandina sambil mengaduk Chocolat panas tanpa menoleh kepadanya.

" kalian pasangan psikopat yah,,??" tanya Luke setengah bergidik.

" hahaha.....,kamu ada-ada Luke !!"

sambil menyesap Chocolat panasnya kembali.

tiba-tiba suasana kembali hening.

terdengar hanya suara menyesap Chocolat panas dari bibir kedua orang tersebut.

" aku sudah menceritakan semuanya tentangmu kepada Austin " ucap Luke tiba-tiba.

blandina menarik napas pelan.

" saat bertemu dengannya pertama kali, aku benar-benar tidak mengenalinya,Luke" balas blandina sambil menikmati Chocolat panasnya.

Luke menatap blandina sesaat.

" jangan bilang kondisi kamu yang kemarin hingga melupakan sosok austin ,Ave !!!! " ucapnya lirih.

" yeah, keadaan aku yang cukup mengenaskan karena barang haram tersebut..." sambil menatap lukisan didepan nya.

" sebagian memori di ingatan aku menghilang, kalau bukan karena pertemuan kita setahun yang lalu aku mungkin saja akan melupakan kisah masa kecil kita berempat " ucapnya panjang lebar.

" lupakan kenangan burukmu itu dan hiduplah dengan baik" timpal Luke iba

" ada satu hal yang belum sempat aku ceritakan kepadamu," sambil menatap Luke

" ceritakanlah, aku akan siap mendengarkan" jawabnya cepat.

" aku sempat menjalin hubungan asmara dengan seorang laki-laki dari keluarga Nugraha"

" jangan bilang kalo itu Jeffrey Nugraha, Ave " potong Luke yang seakan tahu maksud dari sahabatnya itu.

" yeah, kamu benar " jawab Ave sambil merunduk.

" demi apapun juga,aku mohon jangan pernah berhubungan dengan laki-laki itu lagi" timpal Luke terhadapnya.

" akupun baru tahu saat Austin menceritakan soal Samantha beberapa hari yang lalu saat diapartemennya"lanjut blandina seakan hampir tidak percaya tentang apa yang didengarnya dari Austin.

" aku pikir itu Jeffrey Nugraha yang lain, ternyata dia orang yang sama" sambil menghabiskan minumannya.

" tidak ada Jeffrey Nugraha yang lain,ave !! Willis Nugraha hanya mempunya satu putra bernama Jeffrey nugraha. " potong Luke sembari mengacak rambut Ave.

" kembalilah kekamarmu. jangan sampai si manusia kutub itu memergoki kita dan berpikir yang aneh-aneh tentang kita berdua " timpal Luke setengah mengomel.

" baiklah Luke, sampai jumpa besok " pamit blandina dan kembali kekamarnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!