2. Drama di meja makan

"Maaf tuan Austin, apakah anda ingin salad buah ?" Kalau anda mau, putri saya arabele akan mengambilnya untuk anda ??" Timpal nyonya Celine menyela obrolan Austin dan suaminya.

Mendengar ucapan ibunya, arabale merasa diatas angin, ibunya menyebut namanya kepada seorang Austin Stewards.

" Saya ingin dilayani oleh putrinya Mr.Anderson, bukan putri anda nyonya Celine !" Ucap Austin tak berperasaan.

Tidak bisa dibayangkan wajah Celine dan putrinya. Wajah mereka sudah berubah seperti kepiting rebus. Rasa marah dan malu menjadi satu, belom lagi tuan Anderson yang dari tadi batuk- batuk karena mendengar permintaan Austin Stewards.

"Boleh kan, Mr Anderson ?" Tanya Austin kembali.

Stif nyengir kuda saat mendengar permintaan bosnya. Dari tadi dia memang sudah membaca gelagat yang berlebihan dari ibu dan anak tersebut. Mereka sama sekali belum mengenal seperti apa seorang Austin Stewards.

Pada saat yang bersamaan, orang yang menjadi pembahasan mereka akhirnya pulang. Seorang maid masuk dan memberitahukan kepulangan putrinya, blandina.

" Bi Lasti tolong panggilkan blandin ke sini ya Bi " titah Anderson.

" Baik tuan " jawab bi Lasti, sembari menuju kamar blandina.

Terdengar ketukan dari luar pintu kamarnya.

" Siapa ?" Tanya blandina .

" Saya nona " jawab bi Lasti lembut

Setelah mendengar suara bi Lasti, blandina segera membuka pintunya dan mempersilahkan bi Lasti masuk.

" Ada apa bi ?" Tanya blandina tak kalah lembutnya.

" Disuruh tuan ke meja makan non, katanya non blandin makan malam bersama mereka" jelas bi Lasti.

" Tapi bi, blandin udah kenyang, tadi di ajakin Sarah makan di restoran temannya" tolak blandina lembut.

Dia memang selalu bersikap sopan dan lembut terhadap seluruh maid di mansion Robertson.

" Kayaknya ada tamu tuan yang pengen ketemu sama non " timpal bi Lasti hati-hati

" Siapa bi ?" Tanya blandina penasaran.

" Saya kurang tahu non, mending nona kebawa aja yah " pinta BI Lasti.

" Yah sudah , bilang ke Daddy lima menit lagi, blandin ke bawa ya " jawab blandina

" Baik non, kalo begitu bibi pamit kembali ke bawah yah " timpal bi Lasti , sembari keluar dari kamar nona mudanya.

Blandina menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuknya, mencoba menerima semua keadaan yang terjadi dirumah ini. Namun rasa kesal dan marah terhadap kedua orang itu membuat hatinya tidak bisa menerima keadaan yang ada.

Apalagi, harus satu meja makan dengan dua perempuan itu.

Akhirnya dengan langka gontai, blandina menuju ruang makan.

" Malam dad " sapa blandina sambil mencium tangan ayahnya.

Austin merasa aneh dengan perlakuan gadisnya terhadap sang ayah.

Sambil melipat kedua tangannya didada, Austin masih terus memandangi wajah teduh tersebut.

Sontak yang ditatap terkejut saat melihat seorang laki-laki sedang menatapnya.

" Kau ,,??!! " Pekik blandina kaget melihat sosok tersebut.

Semua yang berada ditempat itu terkejut mendengar ucapan blandina barusan.

Terutama Anderson, matanya membulat sempurna saat mendengar pekikan putrinya terhadap tamu yang sangat dihargainya.

" Senang bertemu denganmu lagi blandina avelia Anderson" ucapnya dengan wajah sumringah.

Terlihat Celine dan putrinya arabele, terkejut mendengar seorang Austin yang pelit bicara menyapa blandina dengan sorot mata yang terlihat sangat bahagia.

Terutama arabele yang dari tadi dicuekin Austin merasa ditampar dengan sapaan Austin yang terdengar sangat mendambakan seorang blandina.

" Apa yang kamu lakukan disini ? " Tanya blandina masih shock.

Anderson terlonjak mendengar ucapan putrinya.

" Bland, Dy tamu penting Daddy , jaga ucapan kamu " timpal Anderson menyelah ucapan putrinya.

Blandina kaget mendengar ucapan sang ayah.

" Tamu , dad ?" Tanya blandina cepat.

Austin yang mendengarnya hanya senyum-senyum penuh arti.

" Mendingan kamu duduk dulu, kita ngobrolnya sambil makan " timpal Austin sembari tersenyum kearahnya.

Blandina menatap tajam laki- laki di depannya yang kelihatannya sedikit angkuh.

" Terimah kasih, tapi saya sudah kenyang tuan dari negeri antah berantah..." Timpal blandina Lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Anderson merasa tercekik mendengar ucapan putrinya. Berbeda dengan Austin yang terkekeh mendengar sebutan tuan dari negeri antah-berantah.

"- Bisa-bisa tuan Austin akan mencabut investasi di perusahaan saya-" Rintihnya dalam hati.

" Maafkan putri saya,tuan Austin" timpalnya dengan nada menyesal.

" ITS okay, saya kesini juga sebenarnya ingin melamar putri anda, Mr Anderson " timpal Austin mantap.

Celine dan arabele kaget mendengar penuturan Austin Stewards. Apalagi Anderson, matanya terbelalak lebar mendengar ucapan dari sang pemimpin Stewards Corp.

" Saya sudah menyampaikan perihal ini kepadanya tadi pagi dikampusnya " lanjut Austin masih dengan gaya cool-nya.

Anderson masih menatap Austin dengan sejuta pemikiran yang tidak bisa dia jelaskan dengan kata-kata.

Malah dirinya hanya melongo saat Austin mengatakan isi hatinya.

Beda dengan Celine dan arabele yang sudah menjadi-jadi.

Mereka berdua sama sekali tidak mengira, Austin Stewards akan memberikan kejutan yang hampir membuat mereka berdua jatuh pingsan.

" Bagaimana Mr.Robertson ?"

Yang ditanya malah diam sambil mencerna ucapan seorang Austin Stewards.

" Mmmp..., Saya harus menanyakan hal ini kepada putri saya, tuan Austin " ucap Mr Anderson pelan dan hati-hati.

" Terserah anda Mr Anderson , setidaknya saya sudah mengutarakan maksud tujuan saya kesini. Terimah kasih untuk makan malam ini, saya sangat menghargainya " timpal Austin dengan gaya cool-nya.

Setelah Austin pulang, Mr Anderson bergegas ke ruang kerjanya. Sementara Celine dan putrinya seperti orang kebakaran jenggot saat mendengar ucapan Austin Stewards tadi dimeja makan.

" Mom, ini nggak bisa dibiarin. Masa aku kalah sama putri manja itu ?" Timpalnya terlihat emosi.

" Calm down sayang, momi akan mencari cara agar tuan Austin bisa mencintaimu " jawab nyonya Celine mencoba menghibur putri kesayangannya.

Sementara dikamarnya, blandina belum bisa tidur memikirkan ucapan orang asing yang tiba-tiba datang menemuinya dikampus tadi pagi dan malam ini, sangat membuatnya terkejut dengan kehadiran orang asing tersebut dirumahnya.

" Hmmp, apa jangan-jangan Daddy ingin aku pergi dari tempat ini. Sehingga dia memakai cara seperti itu ? "

" No ! Blandin positif think ya, Daddy nggak mungkin ngelakuin hal itu " gumannya.

Malam semakin larut, akhirnya blandina tertidur juga. Rasa lelah yang dia rasakan membawanya ke pulau mimpi yang indah.

Sementara di hotel mewah, sang pemilik manik hijau masih berkutat dengan segelas wine yang masih dipegangnya.

" Apa caraku tidak terlalu berlebihan ?" Rintihnya sambil memandangi pemandangan malam dari kamarnya yang mewah.

" No way, dia harus menjadi miliku !! Apapun itu " Rintihnya dalam hati. Gelas yang masih berisi wine-nya ditelan habis olehnya tak tersisa.

**

Pagi menjelang, Austin segera bersiap-siap ke kantor. Hari ini adalah hari terakhir dia berada di Indonesia, besoknya dia harus kembali ke London. Segala urusan yang berada di Indonesia akan dia serahkan kepada Brian, sepupunya. Brian yang akan mengelola perusahaannya di Indonesia.

Stewards Corp indo, pukul 08.00 pagi.

"Good morning, stif !!" Sapa Austin seperti biasanya dan menuju kursi kebesarannya.

" Selamat pagi tuan " balas asisten tampannya.

" Bagaimana dengan perusahaan BS Corp? " Tanya Austin tanpa menoleh kearah stif.

" Semuanya sudah diselesaikan, tuan Anderson juga telah menerima dana dari perusahaan kita, tuan " jelas stif mantap.

" Baiklah,... Satu hal lagi stif tolong taruh orang-orang kita di sekitar nona Blandina. " Ucap Austin yang masih serius dengan beberapa berkas ditangannya.

" Dengan senang hati tuan " balas stif sembari menggoda Austin.

" Gaya apa itu barusan stif ? " Tanya Austin dengan sorot matanya yang tajam .

" Tidak ada tuan, kalau begitu saya permisi dulu " ucapnya sembari meninggalkan ruangan bossnya.

Austin hanya geleng-geleng kepala melihat kekonyolan asisten sekaligus sahabat kecilnya itu.

Waktu terus berjalan, tanpa terasa hari sudah mulai sore. Austin segera menyelesaikan pekerjaan dan bergegas menemui stif di ruangannya.

" Kita mampir ke tempat biasa dulu stif, saya ingin melihatnya " timpal Austin dan berlalu meninggalkan stif yang masih bengong dikursinya.

Dengan cepat kilat, diapun mengejar Austin menuju lift khusus.

Setelah hampir 15 menit berkendaraan, akhirnya Austin dan stif sampai ketempat dimana blandina sering berkunjung.

Ternyata orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.

" Stif, coba cek orang-orang kita. Tanyakan dimana blandina. Apa dia sudah pulang kerumahnya ? "

" Baik tuan " jawab stif cepat.

"Tidak perlu seformal itu jika diluar jam kantor stif " timpal Austin mendengus kesal.

Stif hanya membalasnya dengan senyuman biasanya.

Setelah beberapa detik menunggu, orang-orang suruhan Austin memberi kabar yang tak terduga.

" Nona blandin malam ini akan berangkat ke Dubai, Austin " jelas stif menyebut nama bosnya sekaligus sahabatnya sesuai dengan permintaan Austin.

"What ?? Dubai ?" For what ?"

Stif mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.

Tanpa menunggu lama, Austin pun bergegas ke bandara Ngurah Rai.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di bandara.

Austin menelusuri satu persatu setiap penumpang yang baru masuk.

" Hubungi George, beritahukan kalau saya ingin menempati ruang tunggu VIP, sekarang " !!! Ucap Austin terdengar cukup sarkas.

stif menghubungi George, tak lama pria jangkung dengan rambut belah pinggirnya mendatangi Austin dan stif d pintu masuk keberangkatan.

" Bukannya jadwal keberangkatan kamu besok pagi, Austin ?" Tanya George .

" Aku nggak punya waktu untuk menjelaskannya George. Bawa aku keruang tunggu VIP, sekarang !!!" Titah Austin tak sabaran.

George menatap stif, mencoba memahami perkataan Austin barusan. Stif hanya memberikan sebuah kode dan cepat dimengerti oleh sang penanggung jawab bandara tersebut.

Sesampainya di dalam, Austin segera mencari-cari sosok berwajah teduh.

Nampaklah di sudut tempat duduk tersebut,,, si wajah teduh tengah bermain-main dengan handphonenya.

Dengan cepat kilat, Austin menghampiri tempat duduknya dan menyeret blandina cepat.

" Hey..what wrong with you ??" Tanya blandina kaget.

Austin melayangkan tatapan tajam kearah blandina.

Blandina pun tampak terkejut melihat sosok yang berdirih didepannya. Dia pun mencoba menghempaskan genggaman tangan Austin, namun percuma. Austin benar-benar sangat erat mencengkram tangan blandina.

" Apa yang kamu lakukan ditempat ini ? " Tanya Austin dingin

" Tanpa saya jelaskan anda tentu tau tempat apa ini " jawab blandina kesal.

Austin segera menelpon stif untuk mencari tahu penyebab blandina di bandara dan ingin berangkat ke Dubai.

Beberap menit kemudian, informasinya telah sampai ditelinganya.

Flash back

Pagi setelah acara makan malam Austin Stewards dan keluarga Robertson, Celine mencari cara untuk mengusir blandina dari rumah.

Pagi saat Anderson berangkat ke kantor, Celine segera menjalankan rencananya.

Kediaman Robertson pukul 7.30 pagi.

Celine menunggu blandina keluar dari kamarnya dan menghampiri blandina tepat didepan anak tangga.

" Ada apa Mrs Celine ? Tanya blandina dengan wajah masamnya.

" Kamu itu sebenarnya tahu diri, blandina Robertson, ayahmu sudah sangat baik kepadamu tapi kenapa kamu selalu membangkang???" Ucap nyonya Celine mulai memancing.

" Apa maksudmu Mrs Celine ?" Tanya blandina bingung dengan ucapannya.

Nyonya Celine tersenyum kecil kearahnya lalu memegang pundaknya.

Blandina kebingungan dengan tingkah nyonya Celine.

" Baiknya kamu keluar dari rumah ini dan tinggal bersama dengan adik ibumu di Dubai " ucapnya pelan dengan tangan yang masih berada di pundak blandina.

Blandina mulai terpancing dan mulai membentak Celine. Hentakannya membuat Celine terperosok kebelakang dan terjadilah drama yang cukup mencekam. Celine pun tidak membuang percuma kesempatan yang ada. Dia pun membuat seakan-akan blandin mendorong nya keras hingga terjungkal kebawa tangga.

Blandina terkejut melihat keadaan yang ada. Dia merasa Celine terlalu melebih-lebihkan dorongannya yang tidak sampai harus tergelinding kebawa tangga.

Diapun berlari kebawah dan mengangkat kepala Celine.

" Darah ??'' pekik blandina histeris

" Bi Lasti,,,,,!!" Teriak blandina takut.

Bi Lasti yang lagi sibuk menyiapkan sarapannya terkejut mendengar teriakan blandina dari ruang tengah. Sontak diapun bergegas berlari ke ruang tengah.

" Astaga non, apa yang terjadi ??" Timpal bi Lasti takut,saat melihat nyonya Celine pingsan dan tangan blandina yang berdarah.

" D-dia jatuh " ucapnya dengan bibir bergetar. " Blandin mendorongnya, tapi hanya pelan bi " ucapnya gemetaran sembari melihat darah Celine dikepalanya.

"Iya non,bibi percaya !!" Jawab bi Lasti sambil memegang tangan blandina yang gemetaran.

Tiba-tiba arabele datang dan terkejut melihat ibunya tak berdaya.

" Apa yang terjadi ???! Ada apa dengan momi ??" Ucapnya terkejut sembari berlari kearah mominya yang tergeletak tak sadarkan diri. Sontak arabele kaget melihat tangan blandina yang penuh darah.

" Apa yang telah kamu lakukan,blandin ??" Teriak arabele sambil menangis.

Blandina menggelengkan kepalanya sambil terisak penuh ketakutan.

" Bi Lasti kita harus bawa momi ke Rumah sakit " timpal arabele terlihat frustasi.

Blandina tidak bisa berbuat apa-apa, dirinya masih ketakutan melihat darah Celine ditangannya.

Bi Lasti dan arabele segera membawa nyonya Celine menuju rumah sakit.

Di tengah perjalanan arabele segera menelpon tuan Anderson.

" Dad, Momi terjatuh dari tangga" ucapnya terbata-bata.

Anderson terkejut, lalu bergegas ke rumah sakit yang dituju arabele dan bi lasti.

Sementara dikediaman Anderson, blandina masih terlihat ketakutan. Diapun bergegas meninggalkan tempat itu dan berlari masuk ke kamarnya. Diapun segera mencuci tangannya yang ada darah Celine.

Rumah sakit healthy green, nampak Anderson, arabele dan bi Lasti masih menunggu di depan UGD.

" Dad, momi nggak apa-apa kan ??" Tanya arabele masih terlihat khawatir.

" Tenang saja bel, momimu pasti akan baik-baik saja " jawab Anderson menghibur arabele.

" Bi Lasti, dimana blandina ??" Tanya Anderson saat menyadari ketidakhadiran putrinya.

" Nona masih di mansion, tuan " jawab bi Lasti .

Anderson pun segera menelpon blandina. Setelah beberapa kali menelpon tapi tak diangkat, akhirnya Anderson memilih untuk menemui blandina saat Celine telah sadar.

Beberapa saat, dokter yang menangani Celine pun keluar.

" Bagaimana keadaan istri saya, dokter ??" Tanya Anderson.

"Keadaan nyonya Celine baik-baik saja. Hanya luka di samping pelipisnya yang mungkin terkena tangga" jelas dokter Harry.

" Nyonya Celine pingsan karena dia terkejut saat jatuh dari tangga " jelas dokter Harry kembali.

" Mungkin beberapa hari lagi dia akan pulih tuan Anderson "

" Terimah kasih dok, apa boleh saya masuk dokter ??" Tanya Anderson.

" Silahkan tuan Anderson,nyonya Celine sedang menunggu anda !"

Anderson segera masuk menemui Celine.

" Hai.., bagaimana keadaanmu sayang ??" Tanya Anderson sambil memegang tangan istrinya lembut.

Tiba-tiba Celine menangis.

" Maafkan aku sayang, mungkin ini terdengar kurang masuk akal bagimu," ucap Celine dramatis.

Anderson mengerutkan dahinya tak mengerti.

" Katakanlah sayang , apa yang terjadi??" Tanya Anderson dengan nada khawatirnya.

" Tadi saat aku memanggil blandina dikamarnya untuk sarapan, dia tiba-tiba keluar dari kamarnya dan mengomel tidak jelas,," ucapnya terdengar ironis.

" Aku berusaha menenangkannya dan berusaha menjadi ibu yang baik untuknya, namun dia malah marah-marah dan mendorong aku hingga terjatuh ke bawah tangga " ucapnya sambil menangis pilu.

Celine membuat ceritanya semakin menarik. Dan berhasil membuat Anderson naik pitan.

Diapun bergegas keluar dari ruangan Celine dan menuju mobilnya.

Arabele melihat kepergian Anderson dengan wajah merah menahan marah.

Arabele masuk dan segera bertanya apa yang terjadi sehingga wajah Anderson memerah bagaikan banteng marah.

" Easy sayang, sebentar lagi anak manja itu akan ditendang keluar dari rumahnya " ucap Celine penuh kemenangan.

Diapun menceritakan seluruh rencananya kepada arabele tanpa ditutup-tutupi.

" Tapi mom, gak harus berakhir di di rumah sakit juga kan,,???" Imbuhnya merasa kasihan untuk pengorbanan ibunya.

" Segala sesuatu pasti akan ada harganya, dan ini pantas untuk sesuatu yang berharga milik keluarga anderson.dan momi gak menyesal sayang " tanggapnya panjang lebar.

Arabele memeluk ibunya sambil tersenyum penuh haru melihat pengorbanan ibunya. Dia sampai rela menjatuhkan dirinya dari atas tangga hanya untuk menendang blandina dari kediaman Anderson.

Sementara itu di kediaman Anderson, nampak blandina masih shock mencerna drama yang dipakai Celine perempuan ular berbisa.

Sungguh luar biasa, pikir blandina.

Tiba-tiba pintu dibuka dan sang ayah muncul didepannya sambil menahan amarah.

" Bisakah kamu jelaskan apa yang terjadi tadi , bland ??" Pinta sang ayah terlihat menahan emosinya.

Blandina berdirih dari ranjangnya dan menghampiri ayahnya.

" Dia melakukan drama yang konyol untuk mengelabui kamu,dad !!!"

" Drama konyol ??" Maksud kamu apa bland ??" Tanya sang ayah dengan memicingkan matanya.

" Daddy percaya kan, blandin nggak mungkin mendorong perempuan itu, meskipun blandin tidak menyukainya ???" Ucap blandina mulai meninggi.

" Blandina, jadi menurutmu Celine sendiri yang menjatuhkan dirinya dari atas kebawa, begitu ??? Potong Anderson cepat.

" Maybe dad !!!" Balasnya tak kalah cepat.

Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat dipipinya yang mulus. Anderson benar-benar hilang kendali.

Blandina tersenyum pilu kearah Anderson. Dia menatap penuh iba kepada ayahnya.

Senyum simpul keluar dari wajahnya.

" Baiklah dad, tamparan tadi cukup menjelaskan kalau Daddy lebih percaya perempuan itu dibanding blandin " ucapnya pelan namun penuh Amarah yang ditekan.

" Jaga diri dad, blandin pergi " ucapnya pelan lalu bergegas meninggalkan kamarnya.

Blandina tersenyum menyakitkan saat menyadari kalo Anderson sama sekali tidak mengejarnya.

Air mata pun tumpah membasahi pipinya yang mulus. Diapun berlalu dan menuju rumah sarah sahabatnya.

" Hey...,blan !!! What happened ?? Tanya Sarah saat melihat keadaan blandina. Matanya sembab dan wajah yang dipenuhi kesedihan.

Blandina-pun menceritakan kejadian tadi pagi dari awal sampai Celine berada di Rumah sakit.

Sarah ikut sedih mendengar kisah hidup sahabatnya.

" Tapi janji yah sama aku, kamu nggak akan menyentuh barang haram itu lagi " timpal Sarah karena takut blandina akan berulah seperti saat dia kehilangan ibunya.

Blandina menggeleng pelan.

" Kamu tenang aja,Sar. Aku gak make itu lagi kok" jawabnya sembari menatap langit-langit kamar Sarah.

Air matanya tiba-tiba keluar dari mata indahnya.

" Hey...im here " imbuh Sarah ikut sedih lalu memeluk blandina.

" Ke kampus yuk " ajak Sarah mencoba menghibur blandina.

Blandina menggeleng pelan. "Aku pengen ke place sunshine" jawabnya diikuti senyum simpulnya.

Setelah dari rumah sarah, blandina-pun menghabiskan waktunya sampai menjelang sore dan kembali kerumahnya.

Dan disinilah dirinya berada, sambil menunggu pesawat tujuannya, blandina sesekali membalas pesan Sarah sahabatnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!